Google DeepMind Ungkap Cara Generasi Muda Bertahan di Dunia yang Digerakkan AI

- 1 Oktober 2025 - 11:33

CEO Google DeepMind, Demis Hassabis, menegaskan bahwa generasi baru lulusan perguruan tinggi harus menyiapkan diri menghadapi era kecerdasan buatan (AI) dengan cara berbeda dari nasihat karier tradisional. Ia menyebut empat kunci utama: menguasai teknologi AI generatif, memperkuat fondasi STEM, mengasah kemampuan fine-tuning dan prompt engineering, serta membangun pola pikir belajar seumur hidup.


Fokus Utama:

1. Lulusan harus “native” dengan teknologi AI agar relevan dan produktif di dunia kerja masa depan.
2. Fondasi sains, teknologi, engineering, dan matematika (STEM) tetap menjadi basis penting dalam membangun kemampuan adaptasi.
3. Lifelong learning menjadi kunci, karena teknologi akan terus berubah cepat dan menuntut fleksibilitas.


CEO Google DeepMind, Demis Hassabis, membagikan 4 strategi penting agar lulusan baru bisa unggul di era AI: kuasai teknologi generatif, perkuat STEM, asah prompt engineering, dan terapkan pola pikir belajar seumur hidup.


Era kecerdasan buatan (AI) sedang mendefinisikan ulang dunia kerja, riset, hingga cara manusia berinovasi. Demis Hassabis, CEO Google DeepMind, memberikan panduan yang lebih relevan bagi lulusan baru yang bersiap memasuki dunia kerja yang kini digerakkan AI.

Menurut Hassabis, sekadar mengandalkan nasihat karier lama tidak lagi cukup. “Orang yang produktif bisa sepuluh kali lebih produktif jika mereka benar-benar ‘native’ dengan teknologi ini,” ujarnya dalam wawancara dengan Wired.

1. Kuasai Teknologi AI Generatif

Hassabis menekankan bahwa lulusan yang terbiasa menggunakan sistem AI, khususnya Artificial General Intelligence (AGI), akan memiliki keunggulan kompetitif. Mereka yang memahami cara kerja dan potensi teknologi ini bisa memanfaatkannya secara maksimal dalam pekerjaan maupun riset.

2. Fondasi STEM yang Kuat

Meski AI semakin canggih, dasar-dasar sains, teknologi, engineering, dan matematika tetap penting. Menurut Hassabis, kemampuan teknis ini memungkinkan seseorang bukan hanya menggunakan model AI, tetapi juga memodifikasi dan mengembangkannya. Open-source model, misalnya, bisa menjadi lahan eksperimen dan inovasi.

3. Fine-Tuning dan Prompt Engineering

Di luar kemampuan coding, Hassabis menilai keterampilan seperti menyetel model, merancang instruksi sistem, dan menguasai prompt engineering akan menjadi pembeda. Kemampuan ini relatif mudah dipelajari, tetapi dampaknya signifikan bagi produktivitas.

4. Pola Pikir Belajar Seumur Hidup

Hassabis menekankan pentingnya mengintegrasikan teknologi AI dalam setiap aspek pembelajaran, riset, maupun karier. Lulusan dengan pola pikir belajar berkelanjutan akan mampu menyesuaikan diri dengan cepat sekaligus memimpin perubahan.

Tren global juga mendukung pandangan ini. Menurut laporan World Economic Forum 2024, sekitar 60% pekerjaan di seluruh dunia akan membutuhkan keterampilan digital tingkat lanjut, termasuk AI. Di sisi lain, survei McKinsey 2025 menunjukkan bahwa perusahaan yang mampu memanfaatkan AI secara efektif bisa meningkatkan produktivitas hingga 20–30%.

Dengan kata lain, nasihat Hassabis adalah cetak biru bagi generasi baru: kuasai teknologi, bangun fondasi ilmiah, asah keterampilan praktis, dan jangan pernah berhenti belajar.


Digionary:

● AGI (Artificial General Intelligence): Bentuk AI tingkat lanjut yang mampu melakukan berbagai tugas layaknya manusia.
● Fine-tuning: Proses penyetelan model AI agar lebih sesuai dengan kebutuhan spesifik.
● Open-source model: Model AI yang terbuka untuk digunakan, dimodifikasi, dan dikembangkan oleh siapa saja.
● Prompt engineering: Teknik merancang instruksi untuk mengoptimalkan hasil yang diberikan AI.
● STEM: Akronim dari Science, Technology, Engineering, and Mathematics, bidang ilmu dasar penopang teknologi.

#AI #ArtificialIntelligence #GoogleDeepMind #DemisHassabis #GenerasiMuda #KarierDigital #STEM #AGI #PromptEngineering #FineTuning #LifelongLearning #Teknologi #Inovasi #MasaDepanKerja #Pendidikan #DigitalSkills #McKinsey #WorldEconomicForum #FutureOfWork #Produktivitas

Comments are closed.