Milenial dan Gen Z kalau mau makmur dan aman harus melek keuangan, ini strateginya…

- 7 September 2023 - 13:04

digitalbank.id – KALANGAN millenial dan generasi Z ditengarai sebagai golongan yang cenderung sulit mengatur keuangan. Padahal kemampuan mengelola keuangan menjadi kunci utama untuk bisa mempersiapkan masa depan yang aman. 

Ada banyak faktor yang membuat kelompok ini sulit mengatur keuangan, diantaranya cenderung punya gaya hidup dinamis, minim pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, marak fenomena you only live once (YOLO) dan fear of missing out (FOMO).

Oleh karena itu, sangat penting untuk mendukung edukasi pengelolaan keuangan bagi generasi milenial dan generasi Z yang akan menjadi penerus bangsa ini di masa depan.

Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan Departemen Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dan Infobank menyelenggarakan roadshow pendanaan pendidikan bertajuk “Visi Indonesia Emas 2045: Milenial Melek Keuangan, Cari Cuan dan Aman”.

Kepala Departemen Edukasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK Aman Santosa mengatakan keberhasilan pengelolaan uang sangat ditentukan oleh kedisiplinan dalam menjaga pola hidup sehat dan bijaksana.

Hidup hemat bukan berarti mengurangi pengeluaran demi kualitas, melainkan mengelola pengeluaran sesuai kebutuhan dan penganggaran. Ia menilai literasi keuangan sangat penting agar generasi milenial dan Gen Z saat ini bisa lebih mengutamakan kebutuhan. “Jadi intinya kalau kita suka membeli barang-barang yang tidak kita butuhkan, jika kita membeli barang-barang yang tidak produktif, bersiaplah untuk tidak membeli apa yang kita butuhkan sebelumnya,” kata Aman.

Aman menambahkan, milenial dan gen z harus paham bagaimana memilih produk dan layanan jasa keuangan untuk mengelola manajemen keuangannya. Menurutnya, kita harus mengenali prodik, memahami fitur, manfaat dan risikonya dalam memilih sebuah produk dan layanan. Hak dan kewajiban sebagai konsumen serta mekanisme perlindungan konsumen juga harus dimengerti.

Baca Juga: Hobi ngemplang, utang generasi milenial di pinjol tembus Rp655 miliar

Selain itu,  kata dia, millenial dan gen Z harus bijak dan telitik dalam membeli sebuah barang. Sebelum melakukan transaksi, harus ditimbang dulu dengan matang apakah barang tersebut merupakan kebutuhan.

Dalam memilih produk dan layanan keuangan, Aman juga menekankan agar selalu memperhatikan legalitasnya yakni dengan mengecek apakah etrdaftar di OJK atau tidak. “Kalau tidak berizin hampir dipastikan itu bisa menyesatkan. Sedangkan produk yang terdaftar di OJK, sudah tentu diawasi dan mengikuti aturan main yang harus dipatuhi sehingga konsumen akan relatif lebih aman,” jelas Aman. 

Sementara Dekan FEB UI, Teguh Dartanto mengatakan, generasi milenial dan gen z memang dinilai sebagai generasi paling adaptif terhadap perkembangan zaman. Salah satunya, tren penggunaan paylater untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup seperti memesan makanan, fashion hingga agen perjalanan. “Bayangkan saja dengan one click, mereka (millenial dan gen Z) bisa melakukan apa saja seperti memesan makanan hingga produk fashion dengan pay latter,” kata dia.

Ia menyadari bahwa layanan paylater yang hadir dalam berbafai platform digital saat ini memberikan kemudahan. Apalagi proses pendaftarannya relatif cepat dan pengajuannya mudah. 

Namun, menurutnya, penggunaan paylater yang berlebihan bisa menjadi bumerang bagi penggunanya. Bagai pisau bermata dua. Alih-alih ingin memudahkan beragam kebutuhan hidup justru bisa membelit masalah finansial. “Kita tidak sengaja klik ini, klik itu tapi akhir bulan hutangnya harus dibayar.” ujar dia.

Untuk itu, Teguh mewanti-wanti kaum muda untuk bijak dalam menggunakan layanan paylater. Jangan sampai menimbulkan masalah keuangan di kemudian hari. Pasalnya, hal tersebut bisa memberikan credit score buruk bagi pengguna yang tercatat dalam BI Checking atau kini populer dengan istilah Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).“Kalau nama kita sudah masuk kategori buruk, tentu saja akan merugikan di masa depan seperti tidak bisa mengajukan KPR rumah dan sebagainya,” tegasnya.

Baca Juga: Generasi Z dan milenial di Indonesia dominasi kredit macet pinjol fintech lending 

Sementara itu, Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina, menyarankan, produk investasi yang cocok untuk kaum milenial saat ini adalah obligasi, karena bersifat kepemilikan surat berharga yang tentunya relatif aman.

“Obligasi itu salah satu alternatif investasi yang relatif aman, karena sifatnya pendapatan tetap, kepemilikan surat berharga. Surat utang yang bisa dihold sampai jatuh tempo dapat nanti kupon ya atau bisa dijualbelikan sebelum jatuh tempo, nanti bisa dapat yang namanya capital gain,” imbuhnya.

Menurut Dian, obligasi berbeda dengan investasi saham yang sangat bergantung pada fluktuasi harga saham, dimana mengikuti keadaan perekonomian Indonesia maupun global. 
Investor bisa saja salah memilih saham sehingga saat dibeli harganya turun setelahnya dan menimbulkan kerugian.

Adapun, salah satu jenis obligasi yang sangat diminati saat ini adalah obligasi pemerintah, karena obligasi pemerintah biasa disebut dengan safe haven asset atau aset yang relatif aman karena dimiliki langsung oleh pemerintah dan tentunya aset tersebut dapat terjaga dengan baik.

“Kepemilikan obligasi pemerintah oleh investor ritel meningkat tajam. Pemerintah juga merespon ini dengan menerbitkan obligasi yang bisa dibeli oleh individu obligasi ritel, penerbitannya jadi lebih sering,” jelasnya. ■

Comments are closed.