Smart Branch jadi pilihan transformasi perbankan di era digital, ini alasannya…

- 16 Juli 2023 - 17:00

digitalbank.id – GELOMBANG digitalisasi perbankan terus bergulir, dan salah satunya menyebabkan menurunnya frekuensi kunjungan nasabah ke kantor cabang. Sebab itu, kini perbankan terus melakukan penutupan jaringan kantor karena dinilai kurang optimal. Di tengah transaksi digital yang semakin pesat, bank pun terus mengembangkan konsep kantor cabang pintar atau smart branch. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan nasabah yang kini serba digital.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total jumlah bank umum di Tanah Air per April 2023 mencapai 106 bank dengan total jaringan kantor 24.982 unit. Jumlah kantor ini telah menurun 789 unit dari April 2022 yang tercatat sebanyak 25.771 unit.

Hingga April 2023, PT Bank Central Asia (BCA) mencatat memiliki 1.247 kantor cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Dari jumlah tersebut, lebih dari 80% di antaranya telah menerapkan inovasi perangkat dan aplikasi pendukung digital atau eBranch. 

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyatakan, transformasi cabang BCA menjadi cabang digital telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, di mana mesin dan aplikasi digital dapat digunakan oleh nasabah secara mandiri dan didukung dengan teknologi terkini, seperti biometrics untuk verifikasi nasabah.

“Aplikasi eBranch digunakan nasabah untuk reservasi kedatangan dan kemudahan pengisian slip sebelum ke cabang, mesin CS Digital untuk penggantian kartu dan registrasi fasilitas BCA, mesin eService untuk pencetakan buku dan pembukaan rekening, serta mesin STAR Teller untuk transaksi tarikan dan setoran tunai,” jelas Hera. 

Transformasi menjadi cabang digital ini dilengkapi dengan pengembangan karyawan di kantor cabang yang lebih berfokus pada hubungan dengan nasabah, dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih bersifat personal.

Masih menurut Hera, transformasi cabang BCA terus akan berlanjut dan dikembangkan mengikuti kebutuhan nasabah yang semakin meningkat terkait dengan layanan perbankan. 

“Secara keseluruhan, BCA mencermati bahwa keberadaan kantor cabang, pelayanan oleh karyawan, dan digitalisasi harus berjalan dengan beriringan, dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan nasabah yang beragam,” kata Hera.

Oleh karena itu BCA secara konsisten mengusung konsep hybrid banking untuk senantiasa melayani nasabah yang bertumbuh, baik di ekosistem online maupun offline. Hal ini berdampak positif pada  total volume transaksi yang naik 27,3% YoY mencapai 6,9 miliar transaksi pada kuartal I 2023. 

Bank Mandiri juga telah mengubah 241 kantor cabang konvensional menjadi smart digital branch yang terdiri dari 18 digital box, 196 hybrid branch, dan 27 upgrade branch yang diluncurkan pada Agustus lalu. Total kantor cabang Mandiri sebanyak 2.375 cabang.

Saat ini sudah ada sekitar 241 smart branch yang menawarkan layanan tanpa kertas atau paperless. Ini sekitar 10% dari total cabang yang ada. 

Timothy Utama, Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri menjelaskan, untuk berbagai pengembangan dan inovasi digital, Bank Mandiri menganggarkan capital expenditure (capex) Rp 2,5 triliun di tahun ini. Belanja modal ini juga termasuk biaya untuk pembangunan smart branch di Tanah Air. Tahun depan capex juga masih akan sekitar Rp 2,5 triliun untuk pengembangan teknologi informasi.

“Ke depan Bank Mandiri akan terus meningkatkan jumlah smart branch dengan mengalihkan sejumlah cabang konvensional yang sesuai dengan penilaian profil masing-masing wilayah yang disasar,” ujar Timothy.

Di sisi lain, Direktur Distribution & Funding Bank BTN Jasmin mengaku saat ini BTN masih melakukan proses pengembangan smart branch. Menurut Jasmin, saat ini transaksi lebih banyak dilakukan di saluran digital sekitar 85% hingga 90%.

Sejak Januari-April 2023 akumulasi transaksi BTN Mobile mencapai lebih dari Rp 6,8 triliun. Fitur transaksi yang paling diminati adalah BIFast, QRIS dan top up ewallet.

Sejak 2020 sampai saat ini diperkirakan BTN sudah menutup 175 kantor cabang atau outlet. Di tahun ini pihaknya berencana menutup 7 kantor cabang lagi. Total saat ini BTN memiliki 534 kantor cabang pembantu (KCP) dan 81 cabang utama di 6 wilayah.

“Cabang yang ditutup tahun ini cuma 7 cabang, lebih fokus ke peningkatan produktivitas cabang,” kata Jasmin.

Saat ini BTN sedang mapping kantor-kantor cabang untuk nantinya dibagi menjadi 3 model. Di antaranya kantor cabang khusus pendanaan (funding) dan general. ■

Comments are closed.