Industri perbankan Korea Selatan mengalami transformasi masif dengan mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk berbagai layanan, mulai dari transfer uang berbasis percakapan hingga evaluasi kredit berbasis algoritma, mengubah fundamental layanan keuangan konvensional menjadi lebih personal, efisien, dan proaktif.
Fokus Utama:
■ Bank seperti KakaoBank memelopori transfer uang menggunakan AI generatif yang memahami percakapan natural, menyederhanakan proses perbankan digital.
■ Toss Bank dan Shinhan Bank memanfaatkan AI untuk mengidentifikasi risiko kredit macet sejak dini dan menawarkan restrukturisasi utang, serta mengevaluasi kelayakan kredit dengan data non-tradisional.
■ Bank konvensional seperti Woori Bank mengembangkan asisten AI untuk layanan spesifik seperti perumahan, memberikan saran personalisasi berdasarkan kondisi keuangan nasabah.
Bank di Korea gunakan AI untuk putuskan penerima pinjaman dan layani transfer via chat. Baca bagaimana KakaoBank, Toss Bank, dan Shinhan Bank ubah wajah perbankan konvensional.
Dalam lompatan yang mengubah wajah industri keuangan, perbankan Korea Selatan kini tak lagi mengandalkan prosedur baku yang kaku. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) tak sekadar jadi pelengkap, tetapi telah menjadi “tulang punggung” baru yang mendikte bagaimana layanan esensial seperti transfer, penilaian kredit, hingga restrukturisasi utang dijalankan.
Gerakan ini dipelopori bank-bank digital yang secara inheren lahir dari rahim teknologi. KakaoBank, raksasa perbankan digital di Negeri Ginseng, menjadi yang pertama memperkenalkan transfer uang berbasis AI generatif. Layanan anyar yang diluncurkan Senin (24/11) itu memungkinkan nasabah mengirim uang cukup dengan bercakap natural layaknya berinteraksi dengan ChatGPT, mengubah proses multi-langkah yang membosankan menjadi satu perintah sederhana.
“Jika penerima memiliki catatan transfer baru-baru ini, pengguna cukup menyebut nama mereka. Bahkan ketika nama panggilan disimpan, frasa seperti ‘ibu’ atau ‘ayah’ akan memfasilitasi transfer,” jelas juru bicara KakaoBank seperti dikutip The Korea Times.
Tak ketinggalan, bank tradisional pun bergegas mengejar ketertinggalan. Woori Bank, misalnya, telah meluncurkan penasihat langganan perumahan berbasis AI yang mampu memperkirakan skor dan peringkat pelanggan, sekaligus merekomendasikan peluang yang paling sesuai dengan kondisi keuangan mereka.
Namun, revolusi yang sesungguhnya justru terjadi di balik layar—di dunia evaluasi kredit. Shinhan Bank telah membangun platform evaluasi kredit bertenaga AI dan pusat underwriting, menggunakan model AI untuk menetapkan nilai kredit internal serta menentukan batas pinjaman dan suku bunga.
“Adopsi penuh keuangan algoritmik akan memungkinkan keputusan pinjaman melampaui tinjauan konvensional yang berfokus pada pendapatan dan pekerjaan,” kata seorang pejabat di bank besar yang enggan disebutkan namanya. “AI akan dapat mempertimbangkan berbagai big data non-keuangan, seperti pola konsumsi dan catatan penggunaan ponsel, saat mengevaluasi peminjam. Pada dasarnya, baik estimasi pendapatan masa depan maupun penilaian risiko menjadi otomatis.”
Lompatan teknologi ini bukan tanpa alasan. Tekanan kompetisi dari fintech dan tingginya ekspektasi konsumen akan layanan instan memaksa lini industri untuk berinovasi. Survei terbaru dari Financial Services Commission (FSC) Korea menunjukkan lebih dari 68% nasabah kini lebih memilih interaksi digital yang cepat dibandingkan layanan tatap muka untuk transaksi rutin.
Di sisi lain, Toss Bank sudah memanfaatkan AI untuk mengidentifikasi peminjam wiraswasta yang berisiko gagal bayar dan secara proaktif menawarkan opsi keringanan utang yang disesuaikan. Sementara NH NongHyup Bank telah menerapkan “bankir AI” di seluruh 1.103 cabangnya.
Transformasi yang berlangsung cepat ini tak hanya mengubah cara bank melayani, tetapi juga meredefinisi hubungan tradisional antara lembaga keuangan dan nasabahnya. Di tangan AI, layanan yang dahulu serba seragam kini berubah menjadi pengalaman yang sangat personal, sekaligus menantang paradigma lama dalam menilai kelayakan kredit seseorang.
Foto: The Korea Times
Digionary:
● AI Generatif: Kecerdasan buatan yang mampu menghasilkan konten baru (seperti teks, percakapan) berdasarkan data yang dipelajari, tidak hanya menganalisis data yang ada.
● Big Data: Kumpulan data dalam volume, kecepatan, dan variasi yang sangat besar yang memerlukan teknologi khusus untuk dianalisis guna mengungkap pola dan tren.
● Evaluasi Kredit: Proses penilaian yang dilakukan bank atau lembaga keuangan untuk menentukan kelayakan dan risiko seorang calon peminjam.
● Underwriting: Proses penilaian risiko dan penetapan syarat (seperti suku bunga) untuk persetujuan suatu produk keuangan, seperti pinjaman atau asuransi.
#PerbankanAI#KecerdasanBuatan #Fintech #BankDigital #KakaoBank #TossBank #ShinhanBank #RevolusiDigital #TransformasiDigital #FinancialTechnology #BigData #KoreaSelatan #InovasiPerbankan #AIGeneratif #EvaluasiKredit #TeknologiFinansial #DigitalBanking #BankirVirtual #LayananKeuangan #OtomasiPerbankan
