BSSN ingatkan ancaman siber kian kompleks, bos SeaBank bilang bank perlu terus tingkatkan sistem keamanan

- 13 Juli 2023 - 13:48

digitalbank.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan upaya dalam menjaga keamanan ruang siber kini semakin sulit, seiring dengan peningkatan penggunaan teknologi yang semakin berkembang dan kompleksnya ancaman di ruang siber.

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengatakan pihaknya telah melakukan monitoring pada periode Januari sampai awal Juli 2023 dan mendeteksi ada 204 juta lebih anomali trafik yang terjadi di dunia maya.

“Ada tiga besar jenis serangan yang dapat diidentifikasi dari anomali trafik tersebut. Berdasarkan hasil monitoring, BSSN telah mendeteksi sebanyak 204.686.669,” katanya dalam Southeast Asia Technology Trends & Priorities Forum 2023 di Jakarta, Rabu (12/7).

Menurut dia, anomali yang paling banyak adalah aktivitas malware, sekitar 53,54%. Kemudian dilanjutkan aktivitas trojan sebanyak 29,7%, dan information leak atau kebocoran informasi sebanyak 6,84%.

Oleh karena itu, kata dia, seluruh pemangku kepentingan baik penyelenggara negara, pelaku usaha [tak terkecuali perbankan], akademisi, dan masyarakat harus berkolaborasi dalam mewujudkan keamanan masa depan digital Indonesia yang terbuka dan terhubung.

“Domain digital ini jika dimanfaatkan dengan baik akan mendatangkan peluang kesejahteraan. Namun sebaliknya, juga terdapat ancaman kejahatan bagi manusia seperti halnya di dunia nyata tidak terkecuali pada sistem elektronik yang saat ini sangat banyak digunakan oleh masyarakat,” katanya.

Menanggapi statement BSSN soal ancaman siber yang semakin kompleks, Presdir PT SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley mengatakan, di belahan manapun di dunia ini tidak ada satu negara pun yang aman dari serangan siber.

“Tak terkecuali Indonesia. Serangan siber di dunia perbankan itu akan tetap masif, nggak mungkin internet aman dari pelaku kejahatan siber. Jadi semuanya, harus mengamankan diri dari serangan tersebut dengan berinvestasi membangun cyber security, termasuk perbankan dan terutama bank-bank digital,” katanya kepada digitalbank.id.

Sasmaya menambahkan, perlindungan data nasabah juga menjadi penting, karena tujuan keamanan siber terutama melindungi data nasabah dari pembobolan atau pencurian.

“Investasi IT SeaBank sebagian besar untuk cyber security. Bank perlu terus meningkatkan sistem keamanannya,” tuturnya.

Berdasarkan laporan kejahatan siber secara global, kerugian dari kejahatan siber meningkat signifikan dari US$ 6,9 miliar pada 2021 menjadi US$ 10,2 miliar pada 2022.

Tim Biro Investigasi Federal atau Federal Bureau of Investigation (FBI) Amerika Serikat juga menyatakan kejahatan siber kini sudah menjadi hal utama yang harus dipikirkan regulator global. ■

Comments are closed.