Bank digital sebagai pandemic native, sebuah survei

- 17 November 2021 - 18:45

digitalbank.id – Hadirnya teknologi bank digital bisa menjadi tantangan sekaligus peluang khususnya dalam ekosistem ekonomi digital. Terlebih dengan momentum situasi pandemi saat ini, menjadikan pergeseran pola transaksi dari konvensional ke digital. Tren peningkatan penggunaan digital banking juga terlihat dengan pengurangan kantor cabang dan penutupan ATM.

Aktivitas keuangan yang dilakukan dengan digital banking selama pandemi mengalami peningkatan. Menurut studi yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aktivitas itu meliputi menabung secara digital sebesar 76%, belanja online sebesar 71%, pembayaran tagihan sebesar 69%, pesan antar makanan sebesar 55%, dan top up e-wallet sebesar 52%.

Dari Maret 2020 sampai dengan Agustus 2020, terjadi peningkatan penjualan online sebesar 158 juta transaksi. Penggunaan mobile banking, internet banking, dan uang elektronik meningkat pesat baik secara volume maupun nominalnya di Desember 2019 dan Desember 2020, kuat dugaan sampai akhir 2021 ini angkanya akan terus meningkat, seiring gempitanya derap langkah transformasi bank digital di Indonesia.

Transformasi digital di sektor keuangan didorong oleh digital opportunity dan digital behaviour yang meningkat. Indonesia memiliki potensi yang besar, di mana e-commerce di Indonesia diprediksi memiliki pertumbuhan tertinggi pada tahun 2025 yakni sebesar US$124 miliar!

Wow banget potensinya. Gara-gara pendemi ini, ada yang tumbuh, tak sedikit juga yang hancur karena disruption. Yuswohady, pakar brand dan Founder/CEO Inventure Indonesia justru lebih terang-terangan mengatakan dalam buku barunya berjudul The Rise of Cool and Agile Brand, 10 tahun terakhir telah terjadi “pembilasan” brand-brand lama.

“Kalau dikatakan genocide terlalu mengerikan ya, tapi itulah kenyataan, maka saya pakai istilah pembilasan,” tegasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa 10 tahun terakhir tidak hanya di Indonesia, bahkan di seluruh dunia telah muncul, tumbuh brand-brand baru yang cool dengan model bisnis baru, segar dan bertumbuh secara eksponensial menggantikan brand-brand lama.

Ada tiga penyebab pembilasan tersebut yakni Triple Disruptions yang terdiri dari Digital Disruptions, Millenial Disruptions dan Pandemic Disruptions. Lebih dari 50 perusahaan yang dibunuh oleh generasi milenial. Karena perubahan perilaku dan preferensi.

Jadi perusahaan termasuk Bank, bila tidak segera menyesuaikan dengan generasi milenial maka akan segera ditinggalkan.

Konsekuensinya, tranformasi bank-bank konvensional ke bank digital menjadi sebuah keharusan agar tidak ikut digulung gelombang pembilasan brand di masa yang tak akan terlalu lama lagi. Dan dunia perbankan digital menyambut hal ini. Kecuali transformasi bank konvensional ke bank digital yang tengah dikebut, setidaknya ada 7 bank yang menproklamirkan sebagai bank digital.

Sebut misalnya BLU dari BCA, Bank Jago, Sea Bank dan lain-lain, mereka justru lahir dan besar di saat pandemi. Jadi kalau kalangan milenial dan Gen Z disebut digital native, maka bank-bank digital baru di Indonesia ini boleh dibilang pandemic native – lahir justru saat tingginya gelombang disrupsi karena pandemi.

Latar belakang inilah yang menarik. Sebagaimana diungkapkan Pemimpin Redaksi digitalbank.id Safaruddin Husada. ”Kehadiran digitalbank.id ini antara lain sebagai
media online sekaligus akselerator dalam mengoptimalkan digital opportunity dan digital
behaviour di Indonesia,” tuturnya.

Nah, merayakan maraknya bank digital ini, tentu harus diikuti dengan literasi, kesadaran dan pemahaman segenap masyarakat yang menjadi pemakainya. Guna mengetahui dan memotret sekilas keadaan pasar bank digital di Indonesia, apa saja aspirasi yang tumbuh di kalangan nasabah, apa ekspektasi nasabah terhadap bank digital dan sejauh mana pengetahuan masyarakat terhadap bank digital, mendorong redaksi digitalbank.id untuk mengadakan survey pelanggan dan nasabah bank digital.

Sebagai media independen, tentu kami akan menjaga kemandirian survey ini. Apa yang ada di benak pelanggan, maka itulah yang akan tercermin dari hasil riset yang ada.

Siapa yang diharapkan ikut berpartipasi dalam riset ini? Tentu saja para nasabah bank digital, penentu kebijakan, pelajar, mahasiswa, pembaca setia digitalbank.id semuanya sangat pantas memberikan komentar, masukan di survey ini. Untuk itu silakan klik link ini: https://bit.ly/survey_bankdigitalid. (LUK)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.