Perusahaan asuransi tak punya aktuaris, pejabat OJK bilang mirip sopir bus tak punya SIM

- 22 April 2024 - 10:51

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan hingga kini masih ada 12 perusahaan asuransi yang belum memiliki aktuaris. Jumlah tersebut belum berubah dari data terakhir yang dirilis OJK.

Namun menurut Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Iwan Pasila, dari ke-12 perusahaan tersebut, sudah ada perusahaan asuransi yang telah mengajukan nama kandidat untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di OJK.

“Kalau [peeusahaan asuransi] tidak punya aktuaris, itu kayak sopir bus, jalan tanpa SIM. Jadi bisa dibayangkan potensi kecelakaannya berapa besar,” ujarnya akhir pekan lalu.

Menurut dia, adanya uji kelayakan dan kepatutan tersebut menjadi bukti keseriusan OJK melihat profesi aktuaris dalam sebuah lembaga jasa keuangan, terutama asuransi.

Akhir tahun lalu, OJK telah menjatuhkan sanksi kepada 12 perusahaan asuransi yang belum memiliki aktuaris untuk menyusun rencana aksi untuk memenuhi ketentuan tersebut.

“Ujungnya kalau dia tidak bisa memenuhi ketentuan ini, karena kita lihat signifikansi ini penting sekali, mungkin mereka tidak layak melakukan bisnis usaha ini kalau tidak punya aktuaris,” katanya.

Seluruh perusahaan asuransi jiwa telah dinyatakan memiliki aktuaris. Adapun perusahaan asuransi yang belum memiliki aktuaris terdiri dari asuransi umum dan asuransi syariah. Sebagai informasi, terakhir OJK melaporkan masih terdapat 12 perusahaan asuransi yang belum memiliki aktuaris dari total 145 perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.

Dari jumlah tersebut, masih terdapat 8 perusahaan asuransi umum yang belum memiliki aktuaris. Perusahaan tidak dapat mengajukan produk baru ketika tidak memiliki seorang aktuaris.

Informasi dari situs aktuaris.or.id, seorang aktuaris adalah seorang ahli yang menggunakan pengetahuan dalam bidang matematika, probabilitas, statistika, serta ekonomi dan keuangan untuk menyelesaikan permasalahan aktual yang berkaitan dengan risiko dalam dunia bisnis, seperti yang diperlukan pada sektor asuransi. ■

Comments are closed.