Teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin menancapkan pengaruhnya di industri asuransi. Survei GlobalData Q3 2025 menunjukkan 45,8% responden menilai underwriting dan risk profiling akan jadi lini paling terdampak positif oleh AI dalam lima tahun ke depan. Allianz sudah lebih dulu meluncurkan BRIAN, alat underwriting berbasis generative AI, yang terbukti menghemat lebih dari 130 hari kerja dan meningkatkan konsistensi keputusan.
Fokus Utama:
1. Survei GlobalData: hampir 50% responden menilai underwriting dan risk profiling akan jadi titik tumpu transformasi AI di asuransi.
2. Allianz luncurkan BRIAN, generative AI yang sudah menghemat 135 hari kerja dan mempercepat proses underwriting.
3. AI diproyeksikan jadi pembeda utama kompetisi asuransi global, dari efisiensi proses hingga peningkatan pengalaman nasabah.
Survei GlobalData Q3 2025 ungkap underwriting dan risk profiling jadi area paling siap diubah AI. Allianz sudah lebih dulu meluncurkan BRIAN, generative AI yang hemat 135 hari kerja. Apakah ini titik balik revolusi industri asuransi?
Industri asuransi global tengah berada di persimpangan besar: bagaimana memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat dan mengefisiensikan proses inti. Hasil jajak pendapat GlobalData yang dilakukan pada kuartal III 2025 menunjukkan, 45,8% responden menilai underwriting dan risk profiling adalah lini paling potensial untuk terdampak positif oleh AI dalam lima tahun mendatang.
Temuan ini bukan sekadar opini. Allianz, salah satu raksasa asuransi dunia, telah membuktikannya lewat BRIAN — sebuah alat underwriting berbasis generative AI. Sejak diluncurkan Januari 2025, BRIAN sudah menjawab hampir 3.000 pertanyaan dari 190 pengguna, menghemat setara 135 hari kerja, serta meningkatkan konsistensi dan kecepatan pengambilan keputusan. “Dengan BRIAN, kami ingin junior underwriter lebih cepat belajar, sekaligus menjaga kualitas keputusan di seluruh organisasi,” demikian pernyataan Allianz.
Teknologi ini bukan hanya memangkas pekerjaan administratif, tetapi juga mengalihkan fokus tenaga underwriter pada hal-hal strategis: analisis risiko lebih mendalam, penyempurnaan harga polis, dan pembangunan relasi dengan nasabah.
Menurut GlobalData, perusahaan asuransi lain disarankan tidak sekadar menonton, melainkan bereksperimen dengan AI di area paling berdampak. Caranya: memulai uji coba, mengukur peningkatan produktivitas, lalu memperluas penerapan. “AI akan menjadi pembeda utama kompetisi, terutama di underwriting dan pelayanan nasabah,” tulis laporan tersebut.
Riset McKinsey 2025 memperkuat hal ini. Diperkirakan AI dapat memangkas biaya operasional industri asuransi hingga 30% dan meningkatkan akurasi pricing hingga 20%. Jika tren ini berlanjut, perusahaan yang terlambat mengadopsi berisiko tertinggal dalam persaingan global.
Digionary:
● AI (Artificial Intelligence): Teknologi yang memungkinkan mesin meniru kecerdasan manusia dalam belajar, menganalisis, dan membuat keputusan.
● Generative AI: Cabang AI yang mampu menghasilkan teks, gambar, atau data baru berdasarkan pola yang dipelajari.
● Risk Profiling: Proses penilaian tingkat risiko calon nasabah sebelum menentukan polis asuransi.
● Underwriting: Proses evaluasi risiko calon nasabah untuk menentukan syarat, harga, dan kelayakan polis asuransi.
● Value Chain: Rangkaian aktivitas dalam sebuah bisnis, dari input hingga produk/jasa sampai ke tangan konsumen.
#AI #Asuransi #Underwriting #RiskProfiling #Allianz #TeknologiKeuangan #Insurtech #GenerativeAI #DigitalisasiAsuransi #EfisiensiBisnis #McKinsey #GlobalData #AsuransiGlobal #InovasiTeknologi #FutureOfInsurance #AIinInsurance #BigData #MachineLearning #KecerdasanBuatan #InsuranceTech
