Resmi Jadi Dirut Bank Mandiri, Riduan Dipercaya Menakhodai Transformasi Baru

- 4 Agustus 2025 - 12:03

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. resmi mengangkat Riduan sebagai Direktur Utama menggantikan Darmawan Junaidi dalam RUPSLB, Senin (4/8/2025). Penunjukan ini menandai puncak karier panjang Riduan di Bank Mandiri sekaligus sinyal komitmen perseroan memperkuat transformasi, tata kelola, dan penetrasi bisnis di tengah ketatnya kompetisi industri perbankan nasional.


Fokus Utama:

1. Penunjukan Riduan sebagai Direktur Utama Bank Mandiri melalui RUPSLB pada 4 Agustus 2025 sebagai pengganti Darmawan Junaidi.

2. Rekam jejak panjang Riduan di dunia perbankan mulai dari posisi strategis di Mandiri hingga pengalaman di BPJS Kesehatan dan Mandiri Sekuritas.

3. Tantangan Bank Mandiri ke depan mencakup transformasi digital, pertumbuhan kredit produktif, serta penguatan tata kelola di tengah kompetisi ketat perbankan nasional.


Riduan resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama Bank Mandiri dalam RUPSLB 4 Agustus 2025 menggantikan Darmawan Junaidi. Siapa sosok Riduan, bagaimana rekam jejaknya, dan tantangan apa yang menantinya di tengah kompetisi perbankan nasional?


Estafet kepemimpinan di tubuh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. kembali bergulir. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Senin pagi, 4 Agustus 2025, perseroan resmi menunjuk Riduan sebagai Direktur Utama, menggantikan Darmawan Junaidi yang telah menuntaskan masa jabatannya.

Penunjukan ini menjadi titik puncak perjalanan panjang Riduan di Bank Mandiri. Lahir di Palembang pada 1970, ia menempuh pendidikan sarjana dan magister di Universitas Sriwijaya. Karier profesionalnya sebagian besar dihabiskan di lingkungan Mandiri dengan rekam jejak yang konsisten.

Riduan sempat menjabat Wakil Direktur Utama sejak Maret 2025 menggantikan Alexandra Askandar. Namun, kala itu ia masih menunggu proses fit and proper test Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelum akhirnya kini resmi mengemban jabatan tertinggi di bank pelat merah terbesar tersebut.

Rekam Jejak Karier

Sebelum menduduki kursi dirut, Riduan berpengalaman luas di berbagai lini bisnis Mandiri. Ia pernah menjadi Direktur Corporate Banking (2024–2025) serta Direktur Commercial Banking (2019–2024). Pada periode 2017–2019, ia menjabat sebagai Senior Executive Vice President Middle Corporate, posisi yang memperkuat jejaring bisnis Mandiri di segmen korporasi menengah.

Di luar Mandiri, Riduan juga sempat dipercaya sebagai Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan (2013–2016). Ia pun pernah menduduki kursi Komisaris PT Mandiri Sekuritas (2018–2019) serta Regional CEO II/Sumatra 2 pada 2016–2017.

Pengalaman lintas sektor inilah yang membuatnya dipandang memiliki pandangan komprehensif, tidak hanya soal perbankan korporasi, tetapi juga industri keuangan secara makro.

Tantangan Besar

Riduan kini menghadapi tantangan tidak ringan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2025 mencatat pertumbuhan kredit perbankan nasional mencapai 10,4% (year-on-year) dengan total outstanding lebih dari Rp7.200 triliun. Bank-bank BUMN, termasuk Mandiri, dituntut agresif memperluas pembiayaan produktif terutama bagi UMKM, sejalan dengan target pemerintah meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap PDB menjadi 65% pada 2029.

Selain itu, transformasi digital Mandiri juga menjadi agenda utama. Laporan Bank Indonesia 2025 menyebutkan nilai transaksi digital banking mencapai Rp73.000 triliun, tumbuh 14,8% dibanding tahun sebelumnya. Dengan kompetisi yang semakin ketat, Riduan dituntut mampu mempercepat inovasi teknologi, sekaligus menjaga kualitas aset dan tata kelola perseroan.

“Pengangkatan Riduan diharapkan memperkuat arah transformasi dan tata kelola Bank Mandiri dalam menghadapi tantangan industri ke depan,” ungkap keterangan resmi perseroan.

Sinyal Regenerasi Kepemimpinan

Penunjukan Riduan juga dipandang sebagai bagian dari regenerasi kepemimpinan di bank pelat merah. Setelah Darmawan Junaidi yang memimpin sejak 2020, kini giliran generasi baru yang diharapkan membawa perspektif segar.

Analis perbankan menilai, keberhasilan Riduan akan sangat ditentukan oleh kemampuannya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis, digitalisasi, serta peran Mandiri sebagai agen pembangunan nasional. (SAN)

Digionary:

● BPJS Kesehatan: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bidang kesehatan.
● BUMN: Badan Usaha Milik Negara, perusahaan milik pemerintah Indonesia.
● Corporate Banking: Layanan perbankan khusus untuk nasabah korporasi besar.
● Digital Banking: Layanan perbankan berbasis teknologi digital, termasuk aplikasi dan transaksi online.
● Fit and Proper Test: Uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan OJK terhadap calon direksi atau komisaris bank.
● Komisaris: Anggota dewan pengawas perusahaan yang mengawasi jalannya manajemen.
● OJK: Otoritas Jasa Keuangan, lembaga yang mengatur dan mengawasi industri jasa keuangan di Indonesia.
● PDB (Produk Domestik Bruto): Nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode tertentu.
● RUPSLB: Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, forum resmi pemegang saham untuk mengambil keputusan penting.
● Senior Executive Vice President (SEVP): Jabatan eksekutif tinggi di bank di bawah level direktur.
● Tata Kelola (Good Corporate Governance): Prinsip pengelolaan perusahaan yang transparan, akuntabel, dan profesional.
● UMKM: Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, sektor ekonomi yang menjadi fokus pembiayaan pemerintah.

#BankMandiri #Riduan #DirekturUtama #PerbankanIndonesia #TransformasiDigital #BUMN #KreditUMKM #EkonomiIndonesia #OJK #BankingLeadership #DigitalBanking #CorporateBanking #MandiriSekuritas #BPJSKesehatan #RUPSLB #PerbankanNasional #GoodCorporateGovernance #EkonomiKerakyatan #FinancialInclusion #BankingUpdate

Comments are closed.