Italia resmi menjadi negara pertama di Uni Eropa yang mengesahkan undang-undang komprehensif untuk mengatur penggunaan kecerdasan buatan (AI). Undang-undang ini menetapkan hukuman penjara bagi penyalahgunaan AI, membatasi akses anak di bawah 14 tahun, dan menekankan transparansi, pengawasan manusia, serta perlindungan privasi. Dukungan modal negara hingga €1 miliar disiapkan untuk mendorong inovasi AI, meski kritikus menilai jumlah ini masih jauh dari investasi AS dan China.
Fokus Utama:
1. Regulasi dan Perlindungan: Anak di bawah 14 tahun perlu persetujuan orang tua; hukuman 1–5 tahun untuk penyalahgunaan AI, termasuk deepfake.
2. Transparansi dan Pengawasan: Penerapan AI di sektor kesehatan, pendidikan, peradilan, dan olahraga harus diawasi manusia.
3. Dukungan dan Investasi: Negara menyiapkan €1 miliar untuk mendorong inovasi AI, cybersecurity, dan telekomunikasi.
Italia resmi mengesahkan undang-undang AI komprehensif pertama di Eropa. Undang-undang ini melindungi anak, menetapkan hukuman penjara untuk penyalahgunaan, dan mendorong inovasi dengan modal negara €1 miliar.
Italia melangkah lebih dulu dalam regulasi AI di Eropa. Dalam langkah bersejarah, parlemen Italia menyetujui undang-undang yang tidak hanya membatasi akses anak-anak, tetapi juga menjatuhkan hukuman penjara bagi pelaku penyalahgunaan AI, termasuk pembuatan deepfake merugikan. Kebijakan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk mengedepankan AI yang manusiawi, transparan, dan aman, sambil tetap mendorong inovasi.
Pemerintah sayap kanan Italia di bawah kepemimpinan Giorgia Meloni menegaskan bahwa UU AI ini sejalan dengan “AI Act” Uni Eropa, yang bertujuan untuk memandu penggunaan AI di seluruh Italia dengan fokus pada keamanan, privasi, dan inovasi. Undang-undang baru ini menetapkan hukuman penjara 1–5 tahun bagi mereka yang menyebarkan konten AI yang merugikan.
Selain itu, penggunaan AI untuk tindak kriminal seperti penipuan dan pencurian identitas akan menghadapi sanksi lebih berat. Transparansi dan pengawasan manusia kini wajib diterapkan di berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, peradilan, dan olahraga. Anak-anak di bawah 14 tahun hanya dapat mengakses AI dengan persetujuan orang tua.
Dalam hal hak cipta, karya yang dihasilkan dengan bantuan AI dilindungi jika berasal dari usaha intelektual asli. Sementara itu, text and data mining oleh AI hanya diizinkan untuk konten non-copyright atau penelitian ilmiah oleh institusi resmi.
Alessio Butti, Wakil Menteri Transformasi Digital, menyatakan: “Undang-undang ini membawa inovasi kembali dalam kerangka kepentingan publik, mengarahkan AI menuju pertumbuhan, hak, dan perlindungan penuh bagi warga.”
Pemerintah menunjuk Badan Digital Italia dan Badan Keamanan Siber Nasional untuk menegakkan undang-undang ini, yang baru disahkan setelah satu tahun perdebatan di parlemen. Meloni menekankan bahwa Italia memiliki “cara tersendiri” dalam mengembangkan dan mengatur AI, agar revolusi teknologi ini tetap berlandaskan etika yang mengutamakan manusia.
Pendanaan hingga €1 miliar dari dana ventura negara disiapkan untuk mendukung perusahaan AI, cybersecurity, dan telekomunikasi, meski jumlah ini masih kecil dibanding investasi AS dan China. ■
Foto: CNN
Digionary:
● AI (Artificial Intelligence) – Teknologi yang memungkinkan mesin meniru kemampuan kognitif manusia.
● Deepfake – Konten audio atau video yang dimanipulasi secara digital untuk menampilkan orang melakukan atau mengatakan sesuatu yang tidak nyata.
● Text and Data Mining – Proses analisis data dalam jumlah besar menggunakan algoritma AI untuk menemukan pola dan informasi baru.
● Transparansi – Keterbukaan dalam penggunaan teknologi agar dapat diawasi dan dipahami publik.
● Venture Capital – Pendanaan modal untuk perusahaan baru atau inovatif dengan potensi pertumbuhan tinggi.
#Italia #AI #ArtificialIntelligence #Deepfake #Cybersecurity #Inovasi #Privasi #DigitalTransformation #Teknologi #HukumanPenjara #AIRegulation #AIAct #Meloni #TeknologiEropa #ParlemenItalia #PendidikanDigital #KesehatanDigital #AIInnovation #EtikaAI #TransparansiAI
