OJK bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menggelar Sultan Muda Digination Fest 2025 sebagai strategi mempercepat inklusi keuangan berbasis teknologi di kalangan generasi muda. Melalui festival ini, OJK tak hanya mendorong literasi keuangan, tetapi mulai membangun ekosistem wirausaha digital yang terintegrasi dengan layanan keuangan formal, membuka akses pembiayaan UMKM, serta melahirkan model bisnis baru seperti Pemeringkat Kredit Alternatif dan Agregator Jasa Keuangan.
Fokus Utama:
1. Transformasi strategi OJK dari edukasi ke pembangunan ekosistem ekonomi digital berbasis generasi muda.
2. Lahirnya model bisnis keuangan digital baru seperti kredit alternatif dan agregasi jasa keuangan.
3. Sumatera Selatan dijadikan laboratorium inklusi keuangan dan wirausaha digital nasional dengan target 100.000 “Sultan Muda”.
OJK menggandeng Pemprov Sumatera Selatan menggelar Sultan Muda Digination Fest 2025 untuk membangun ekosistem wirausaha digital anak muda dan mempercepat inklusi keuangan melalui teknologi dan model pembiayaan baru berbasis fintech.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan arah baru kebijakan inklusi keuangan nasional. Melalui Sultan Muda Digination Fest 2025 yang digelar di Palembang, Jumat (17/10), OJK menegaskan bahwa masa depan ekonomi digital Indonesia tidak lagi hanya tentang layanan fintech dan perbankan, tetapi tentang bagaimana generasi muda diposisikan sebagai produsen inovasi dan pelaku usaha berbasis teknologi.
“Kemajuan bukan diukur dari seberapa canggih alat yang dimiliki, melainkan dari sejauh mana teknologi mampu menghadirkan keadilan ekonomi, membuka akses, dan menumbuhkan rasa percaya di tengah masyarakat,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi.
Dalam pandangan OJK, generasi digital natives yang tumbuh bersama teknologi tidak boleh hanya menjadi konsumen aplikasi keuangan digital, tetapi harus menjadi produsen solusi. Karena itu, Sultan Muda Digination Fest 2025 didesain bukan sekadar sebagai seminar literasi, tetapi sebagai ekosistem bisnis digital—lengkap dengan expo wirausaha, sesi pitching, agregasi pembiayaan UMKM, hingga peluncuran Sultan Muda Privilege Card yang terhubung dengan produk perbankan dan fintech.
Data OJK per Agustus 2025 menunjukkan inklusi keuangan nasional telah mencapai 87,5%, namun tingkat pemanfaatan layanan keuangan digital oleh UMKM baru menyentuh 32%. Celah inilah yang ingin diisi OJK melalui model bisnis baru, seperti Pemeringkat Kredit Alternatif (PKA) dan Penyelenggara Agregasi Jasa Keuangan (PAJK), hasil uji Regulatory Sandbox terhadap lebih dari 100 startup fintech.
Dua model ini memungkinkan anak muda pelaku UMKM digital mengakses pembiayaan tanpa harus memiliki riwayat kredit bank tradisional. “Inovasi bukan semata tentang menciptakan teknologi baru, tetapi tentang menghadirkan solusi yang inklusif, yang mampu menjangkau mereka yang selama ini belum tersentuh layanan keuangan formal,” tegas Hasan.
Wakil Gubernur Sumatera Selatan Cik Ujang menyambut langkah ini sebagai bagian dari strategi provinsi melahirkan 100.000 Sultan Muda Sumsel—generasi wirausaha digital yang tidak hanya berjualan di media sosial, tetapi terintegrasi dalam sistem keuangan digital nasional.
“Kegiatan ini sejalan dengan misi Pemprov Sumsel dalam membentuk sumber daya manusia unggul, membekali generasi muda dengan literasi keuangan digital, dan menjadikan mereka bagian dari transformasi ekonomi daerah yang inklusif,” ujarnya.
Festival yang berlangsung hingga 19 Oktober ini menghadirkan Summit, Financial Expo and Entrepreneur Zone, Digination Competition, hingga Digination Run. Tercatat lebih dari 4.500 peserta hadir, terdiri atas 1.800 peserta seminar dan 2.700 peserta lari komunitas digital, menjadikannya acara Digination terbesar di Indonesia sejauh ini.
OJK menempatkan Sumatera Selatan sebagai pilot ground inklusi keuangan digital berbasis anak muda, sebelum model ini direplikasi ke provinsi lain, khususnya daerah dengan penetrasi mobile banking tinggi tetapi akses pembiayaan UMKM yang masih terbatas.
Menurut riset Bank Dunia, Indonesia memiliki potensi 52 juta pelaku UMKM yang belum terjangkau pembiayaan formal. Sementara survei BPS menunjukkan 53% pelaku usaha muda memilih akses pendanaan digital dibandingkan kredit bank konvensional. Inilah celah yang kini mulai diambil OJK sebagai kekuatan ekonomi baru—ekonomi digital berbasis anak muda.
Digionary:
● Agregator Jasa Keuangan — Platform penghubung berbagai layanan keuangan dalam satu ekosistem digital.
● Digital Natives — Generasi yang lahir dan tumbuh di era teknologi internet dan smartphone.
● Digination — Program inovasi digital OJK untuk ekosistem keuangan berbasis teknologi.
● Inklusi Keuangan — Akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal.
● Kredit Alternatif (PKA) — Skema penilaian kredit dengan data digital non-bank.
● Regulatory Sandbox — Mekanisme uji coba terbatas model bisnis fintech di bawah pengawasan OJK.
● UMKM Digital — UMKM yang menjalankan operasi atau transaksi melalui platform digital.
#OJK #InklusiKeuangan #EkonomiDigital #SultanMudaFest #UMKMDigital #FintechIndonesia #SumateraSelatan #AnakMudaDigital #StartupFintech #PembiayaanUMKM #GenerasiZ #WirausahaMuda #EkonomiKreatif #TransformasiDigital #RegulatorySandbox #DigitalBanking #KeuanganDigital #FinansialTeknologi #DiginationFest #EkosistemDigital
