Proyek “Mercury” OpenAI Jadi Ancaman Disrupsi bagi Pekerjaan Bankir Junior

- 24 Oktober 2025 - 14:56

OpenAI merekrut lebih dari 100 mantan banker investasi dari Goldman Sachs, JPMorgan, dan Morgan Stanley untuk proyek rahasia “Mercury” guna melatih AI membuat model finansial. Langkah ini, dengan bayaran US$150 per jam, bertujuan mengotomatiskan tugas-tugas repetitif banker junior sekaligus membuka aliran pendapatan baru bagi startup bernilai US$500 miliar yang belum juga profit itu.


Fokus Utama:

1. Perangkap Talenta di Wall Street: OpenAI secara diam-diam merekrut mantan analis bank top untuk “mengajar” AI, mencerminkan pergeseran tenaga ahli dari finansial tradisional ke sektor AI.
2. Otomatisasi Tugas “Kuli Data”: Proyek Mercury berfokus menggantikan pekerjaan rutin analis seperti membuat model Excel dan slide PowerPoint, yang kerap menelan 80 jam per minggu.
3. Strategi Monetisasi OpenAI: Di balik valuasi fantastis, tekanan untuk menghasilkan profit mendorong OpenAI membuat AI yang lebih aplikatif dan berbayar bagi dunia bisnis, dimulai dari investment banking.


OpenAI borong sedikitnya 100 mantan banker investasi untuk proyek rahasia “Mercury”. Simak bagaimana AI dilatih gantikan tugas kuli data analis junior dan ancamkan disrupsi di jantung Wall Street. Baca selengkapnya.


Dalam sebuah langkah yang bisa mengubah lanskap investment banking, OpenAI diam-diam merekrut sebuah “batalyon” berisi lebih dari seratus mantan banker investasi dari lumbung-lumbung finansial elite seperti JPMorgan, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley. Misi mereka: melatih kecerdasan buatan untuk menguasai seni membuat model finansial yang rumit, sebuah sinyal nyata bahwa pekerjaan rutin para analis junior—yang dikenal dengan jam kerja marathon dan budaya “pls fix”—berada di ujung tanduk disrupsi.

Perang untuk mendominasi masa depan kecerdasan buatan tidak lagi hanya terjadi di lab-lab riset, tetapi kini merambah ke jantung Wall Street. Menurut dokumen internal yang dilihat Bloomberg serta sumber yang familiar dengan proyek tersebut, OpenAI telah mempekerjakan lebih dari 100 mantan analis dan associate investment banking untuk menjadi “pelatih” bagi AI-nya. Mereka adalah otak-otak di balik proyek rahasia bernama kode Mercury”.

Kelompok yang terdiri dari alumni bank-bank ternama seperti JPMorgan, Morgan Stanley, Goldman Sachs, Brookfield, hingga firma private equity seperti KKR ini dibayar mahal, US$150 per jam. Tugas mereka adalah menulis prompt dan membangun model finansial untuk berbagai skenario kompleks, mulai dari restrukturisasi utang, akuisisi, hingga persiapan penawaran saham perdana (IPO).

“Proyek ini menyoroti urgensi di bawah kepemimpinan Sam Altman untuk membuat teknologi AI-nya lebih berguna bagi bisnis di berbagai industri,” tulis laporan Bloomberg. Tekanan ini nyata. Meski valuasi OpenAI telah menyentuh US$500 miliar awal bulan ini, startup terbesar di dunia itu masih tercatat belum mencetak laba. Mencari aliran pendapatan baru dengan menawarkan solusi AI spesifik untuk industri yang memiliki daya beli tinggi, seperti investment banking, adalah langkah logis.

Seorang juru bicara OpenAI, dalam pernyataannya membenarkan kolaborasi ini. “Perusahaan bekerja dengan berbagai pakar untuk meningkatkan dan mengevaluasi kemampuan model kami di berbagai domain. Para ahli direkrut, dikelola, dan dikompensasi oleh penyedia pihak ketiga,” ujarnya.

Proyek Mercury pada dasarnya adalah upaya untuk mengemas pengalaman puluhan ribu jam yang dihabiskan para banker ini ke dalam sebuah algoritma. Di bank investasi, para analis junior dikenal sebagai “kuli data” yang menghabiskan 80 jam lebih per minggu untuk mengutak-atik spreadsheet Microsoft Excel dan menyempurnakan presentasi PowerPoint. Budaya grunt work inilah yang melahirkan meme “pls fix” yang masyhur di kalangan Wall Street.

Yang menarik, proses rekrutmen untuk proyek ini sendiri sudah sangat terotomatisasi. Calon peserta hampir tidak berinteraksi dengan manusia. Mereka harus melalui wawancara sekitar 20 menit dengan chatbot AI yang mengajukan pertanyaan berdasarkan curriculum vitae mereka, dilanjutkan dengan uji pengetahuan laporan keuangan, dan diakhiri dengan tes pemodelan langsung.

“Pekerjaannya fleksibel, dan para kontraktor diharapkan mengirimkan satu model per minggu,” papar sumber tersebut. Instruksinya jelas: tulis prompt dengan bahasa sederhana, lalu eksekusi modelnya. Hasil kerja mereka kemudian akan mendapat umpan balik dari seorang reviewer sebelum akhirnya diserap ke dalam sistem OpenAI untuk memperkaya kecerdasan modelnya.

Langkah OpenAI ini bukan tanpa pesaing. Banyak startup lain juga sedang mengembangkan AI serupa untuk dunia perbankan. Namun, dengan kekuatan finansial dan kredibilitas yang dimiliki OpenAI, Proyek Mercury bisa menjadi pukulan paling telak bagi tradisi lama investment banking—dan mungkin, awal dari penataan ulang besar-besaran terhadap bagaimana lulusan terbaik universitas akan bekerja di masa depan.


Digionary:

● AI (Artificial Intelligence): Kecerdasan yang ditunjukkan oleh mesin untuk meniru fungsi kognitif manusia seperti belajar dan memecahkan masalah.
●Investment Banking: Divisi perbankan yang berkaitan dengan menciptakan modal untuk perusahaan, pemerintah, dan entitas lain melalui layanan seperti underwriting (penjaminan emisi efek) dan merger & akuisisi.
●Model Finansial: Representasi numeratif dari kondisi keuangan suatu perusahaan atau proyek di masa depan, digunakan untuk analisis dan pengambilan keputusan.
●IPO (Initial Public Offering): Penawaran saham perdana suatu perusahaan kepada publik untuk pertama kalinya.
●Prompt: Perintah atau instruksi tertulis yang diberikan kepada sebuah model AI untuk menghasilkan respons atau melakukan tugas tertentu.
●Valuasi: Proses memperkirakan nilai ekonomi suatu aset atau perusahaan pada saat ini.

#OpenAI #AI #InvestmentBanking #WallStreet #GoldmanSachs #JPMorgan #MorganStanley #FinTech #DisrupsiTeknologi #ProyekMercury #SamAltman #BankirInvestasi #ModelFinansial #Otomasi #FutureOfWork #Startup #Valuasi #BigTech #Inovasi #KecerdasanBuatan

Comments are closed.