Survei OJK kuartal IV/2025 menunjukkan optimisme kuat perbankan nasional menghadapi akhir tahun, ditopang ekspektasi perbaikan ekonomi, peningkatan konsumsi akhir tahun, penurunan BI Rate, nilai tukar Rupiah yang menguat, serta persepsi risiko yang tetap terkendali. Meski arus kas bersih diperkirakan menurun, perbankan tetap yakin target kredit dan DPK dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2025 dapat tercapai.
Fokus Utama:
■ Optimisme bankir terhadap kinerja industri perbankan di akhir 2025, tercermin dari indeks-indeks survei OJK.
■ Perbaikan kondisi makroekonomi domestik: konsumsi naik, BI Rate turun, Rupiah menguat, daya beli terdorong stimulus pemerintah.
■ Risiko perbankan dinilai tetap terkendali meskipun net cashflow menurun, sementara bank tetap yakin mencapai target kredit dan DPK.
Survei OJK kuartal IV/2025 menunjukkan bankir semakin optimistis kinerja perbankan tetap kuat hingga akhir tahun. Kredit diproyeksikan tumbuh, risiko terkendali, dan target RBB 2025 diyakini tercapai, didorong konsumsi akhir tahun, BI Rate turun, dan Rupiah menguat.
Keyakinan para bankir bahwa industri perbankan akan menutup 2025 dengan kinerja solid tampaknya bukan sekadar asumsi optimistis. Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) kuartal IV/2025 menunjukkan seluruh indikator kunci berada di zona positif, menggambarkan bahwa ekspektasi pelaku industri selaras dengan tren perbaikan ekonomi nasional di penghujung tahun.
Hasil survei yang dilakukan pada Oktober 2025 terhadap 102 bank—mewakili 99,25% aset industri perbankan nasional—menunjukkan Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) berada di level 66, masuk kategori optimistis. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan hal ini menjadi sinyal kuat bahwa perbankan melihat situasi akhir tahun berada dalam jalur yang kondusif.
“Keyakinan tersebut tercermin dari Indeks Orientasi Bisnis Perbankan [IBP] pada triwulan IV-2025 yang tercatat sebesar 66 [zona optimis],” ujar Dian dalam keterangan resminya akhir pekan lalu.
Konsumsi Naik, BI Rate Turun, Rupiah Menguat
Sejumlah faktor menopang optimisme industri. OJK mencatat ekspektasi kondisi makroekonomi domestik menguat, tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) sebesar 63, berbalik ke zona optimis setelah sempat melemah akibat gejolak ekonomi global pada pertengahan tahun.
Penurunan BI Rate sepanjang semester II/2025 menjadi salah satu pendorong utama. Tren ini sejalan dengan inflasi yang terkendali dan menguatnya Rupiah akibat masuknya arus modal asing ke instrumen obligasi pemerintah. Pada akhir 2025, beberapa ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mendekati kisaran 5,2%, sedikit lebih tinggi dari outlook awal pemerintah.
Tak hanya itu, konsumsi rumah tangga yang biasanya melonjak menjelang Hari Natal dan Tahun Baru diperkirakan akan mendorong pembiayaan konsumtif serta permintaan barang dan jasa. “Selain itu, stimulus 8+4+5 dari Pemerintah diperkirakan juga dapat meningkatkan daya beli masyarakat sehingga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Risiko Perbankan Masih Jinak, Kredit Diproyeksi Menguat
Survei OJK juga mencatat Indeks Persepsi Risiko (IPR) berada pada level 57, mengindikasikan risiko kredit dan risiko pasar masih dalam batas wajar. Perbankan meyakini kualitas aset akan tetap stabil karena posisi devisa neto (PDN) berada pada long position, di mana aset valas lebih besar dibanding kewajibannya.
Meski demikian, bank memproyeksikan net cashflow akan menurun dibanding kuartal sebelumnya. Alasannya, menjelang akhir tahun, penarikan dana untuk operasional nasabah biasanya meningkat, ditambah pembayaran belanja pemerintah daerah yang menumpuk di kuartal terakhir.
Di sisi lain, Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) melompat ke level 78, salah satu yang tertinggi dalam dua tahun terakhir. Optimisme ini didorong oleh ekspektasi meningkatnya permintaan kredit di sektor konsumsi dan perdagangan, serta pipeline ekspansi kredit yang sudah disiapkan bank.
“Optimisme pertumbuhan pada triwulan IV-2025 didorong oleh ekspektasi bahwa kredit masih akan tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan kredit serta didukung dengan usaha bank dalam melakukan ekspansi kredit pada pipeline yang tersedia,” ujar Dian.
Target RBB 2025 Diperkirakan Tercapai
Menjelang tutup buku akhir tahun, OJK juga menanyakan proyeksi pencapaian target Rencana Bisnis Bank (RBB) 2025. Mayoritas bank menyatakan target kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) masih berada dalam jalur yang sesuai. Beberapa bank besar bahkan melaporkan realisasi kredit sudah melampaui 90% target sejak Oktober, didorong pemulihan kredit korporasi dan UMKM.
“Berdasarkan hasil SBPO, sebagian besar bank optimis bahwa target kredit dan DPK dapat tercapai sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2025,” tutupnya.
Tren ini sejalan dengan proyeksi sejumlah lembaga riset yang memperkirakan industri perbankan Indonesia memasuki fase ekspansi moderat pada 2026, dengan pertumbuhan kredit potensial di kisaran 10%–11%, tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Digionary:
● BI Rate – Suku bunga acuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
● DPK – Dana Pihak Ketiga, yakni dana yang dihimpun bank dari masyarakat.
● IBP (Indeks Orientasi Bisnis Perbankan) – Indeks yang mengukur optimisme bank terhadap arah bisnis ke depan.
● IEK (Indeks Ekspektasi Kinerja) – Indeks yang mengukur ekspektasi bank terhadap kinerjanya pada periode mendatang.
● IKM (Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi) – Indeks persepsi bank terhadap kondisi ekonomi nasional.
● IPR (Indeks Persepsi Risiko) – Ukuran persepsi bank terhadap risiko yang dihadapi industri.
● Net Cashflow – Arus kas bersih yang menunjukkan selisih antara pemasukan dan pengeluaran bank.
● PDN (Posisi Devisa Neto) – Selisih aset valas dan kewajiban valas bank.
● Pipeline Kredit – Daftar rencana penyaluran kredit yang sudah disiapkan bank.
● RBB (Rencana Bisnis Bank) – Dokumen rencana strategis tahunan yang wajib disusun bank.
#OJK #Perbankan #KreditBank #EkonomiIndonesia #BIrate #RupiahMenguat #DPK #LikuiditasBank #RisikoPerbankan #SurveiOJK #BankNasional #Makroekonomi #PertumbuhanKredit #StimulusPemerintah #KeuanganIndonesia #IndustriKeuangan #AkhirTahun2025 #RBB2025 #StabilitasKeuangan #KinerjaBank
