Bukukan Laba Rp520 Miliar, Bank Jakarta Catat Kinerja Positif di Triwulan III 2025

- 3 November 2025 - 14:38

Bank Jakarta menunjukkan kinerja positif pada triwulan III 2025 dengan total aset mencapai Rp 90,72 triliun (naik 12,37% yoy) dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 16,90% menjadi Rp 74,23 triliun. Penyaluran kredit yang fokus pada UMKM naik 16,14% menjadi Rp 6,62 triliun, sementara efisiensi biaya dana ditopang oleh rasio CASA yang meningkat ke 59,85%. Meskipun laba bersih hanya naik tipis ke Rp 520,81 miliar (naik 1,46% yoy), bank daerah ini menegaskan posisinya sebagai mitra strategis ekonomi DKI Jakarta melalui transformasi digital dan sinergi dengan pemerintahan daerah.


Fokus Utama:

■ Bank Jakarta berhasil memperbesar total aset dari Rp 80,74 triliun di triwulan III 2024 menjadi Rp 90,72 triliun di triwulan III 2025—pertumbuhan sebesar 12,37%. DPK juga meningkat signifikan menjadi Rp 74,23 triliun, tumbuh 16,90% dibandingkan Rp 63,50 triliun di periode sama tahun sebelumnya.
Penyaluran kredit inklusif ke UMKM dan efisiensi operasional
■ Bank Jakarta menyebut bahwa mereka mengembangkan produk pembiayaan yang lebih fleksibel (tenor, bunga, skema pembayaran) untuk pelaku usaha kecil menengah. Di sisi operasional, beban bunga berhasil ditekan sebesar 7,77% hingga September 2025 berkat porsi dana murah yang lebih besar. Inisiatif efisiensi lainnya: penyelarasan struktur biaya, produktivitas tenaga kerja, dan digitalisasi proses bisnis.
■ Bank mencetak laba bersih Rp 520,81 miliar hingga triwulan III 2025, tumbuh hanya 1,46% yoy dari Rp 513,23 miliar. Pendapatan bunga bersih naik 6,35% menjadi Rp 2,16 triliun dari Rp 2,03 triliun. Meskipun pertumbuhan laba relatif kecil, bank menegaskan komitmennya sebagai bank pembangunan daerah yang “kuat, sehat, dan berkelas nasional”. Program transformasi digital, penguatan tata kelola, dan sinergi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta disebut sebagai pilar masa depan.


Bank Jakarta mencetak pertumbuhan aset 12% dan DPK 17% pada triwulan III 2025, dengan fokus ekspansi kredit UMKM dan efisiensi melalui dana murah. Laba bersih tumbuh moderat 1,5%—apa artinya bagi bank daerah ini?


Bank Jakarta berhasil mencatatkan kinerja positif hingga triwulan III tahun 2025. Total aset Bank Jakarta tercatat sebesar Rp90,72 triliun, tumbuh 12,37% secara tahunan (YoY) dibandingkan posisi triwulan III 2024 sebesar Rp80,74 triliun.

Pertumbuhan aset tersebut didukung oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp74,23 triliun, tumbuh 16,90% (YoY) dari Rp63,50 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Di tengah kompetisi penghimpunan dana yang masih ketat, Bank Jakarta fokus memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah (CASA). Hasilnya, rasio CASA tumbuh signifikan sebesar 59,85% (YoY), menjadi fondasi penting bagi efisiensi biaya dana dan stabilitas likuiditas dalam mendukung ekspansi pembiayaan yang berkelanjutan.

Pada sisi pembiayaan, penyaluran kredit dan pembiayaan Bank Jakarta tumbuh solid, terutama pada segmen UMKM yang meningkat 16,14% (YoY) menjadi Rp6,62 triliun dari Rp5,70 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mencerminkan peran aktif Bank Jakarta dalam mendukung produktivitas ekonomi daerah melalui penyaluran pembiayaan yang inklusif dan berdampak luas.

Bank Jakarta terus memperkuat kolaborasi dengan pelaku usaha, terutama UMKM di berbagai sektor produktif, melalui pengembangan produk kredit yang lebih fleksibel dalam tenor, suku bunga, dan skema pembayaran sesuai kebutuhan pelaku usaha.

Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, menyampaikan kinerja positif ini merupakan hasil dari komitmen kuat seluruh insan Bank Jakarta untuk tumbuh sebagai Bank Pembangunan Daerah yang kuat, sehat, dan berkelas nasional. “Kami terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan seluruh ekosistem ekonomi kota untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.

Sementara itu, Direktur Keuangan & Strategi Bank Jakarta, Basaria Martha Juliana, menambahkan,
“Perseroan secara konsisten menjalankan strategi penguatan fundamental melalui pengelolaan risiko yang prudent, transformasi proses bisnis, dan optimalisasi teknologi digital untuk mendukung akselerasi bisnis yang sehat dan berdaya saing.”

Dari sisi efisiensi, Bank Jakarta terus menjalankan berbagai inisiatif pengelolaan biaya bunga secara optimal, antara lain melalui peningkatan porsi CASA dan penyesuaian suku bunga deposito korporasi. Langkah ini berhasil menurunkan beban bunga sebesar 7,77% hingga September 2025.

Selain itu, pengelolaan operasional expenditure (OPEX) juga terus dioptimalkan melalui efisiensi proses bisnis, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan penyelarasan struktur biaya dengan prioritas strategis perusahaan. Upaya ini memperkuat efektivitas operasional sekaligus menjaga ruang untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Dengan capaian tersebut, hingga triwulan III 2025 Bank Jakarta membukukan laba bersih sebesar Rp520,81 miliar, tumbuh 1,46% (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp513,23 miliar. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang naik 6,35% (YoY) dari Rp2,03 triliun menjadi Rp2,16 triliun pada triwulan III 2025.


Digionary:

● CASA (Current Account Saving Account): Rasio dana murah yang diperoleh bank dari giro dan tabungan dibanding total DPK.
● DPK (Dana Pihak Ketiga): Dana yang dihimpun bank dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito.
● BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional): Rasio efisiensi operasional bank; semakin rendah semakin efisien.
● YoY (Year on Year): Perbandingan hasil periode sekarang dengan periode sama tahun sebelumnya.
● UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah): Kategori usaha kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal di Indonesia.
● Transformasi Digital: Proses adaptasi teknologi digital dalam operasional atau layanan bank.
● E–Banking: Layanan perbankan yang berbasis elektronik, termasuk mobile banking, internet banking.
● NIM (Net Interest Margin): Selisih antara pendapatan bunga dan biaya bunga dibanding rata-rata aset produktif.
● Kredit Produktif: Kredit yang disalurkan untuk kegiatan produktif seperti usaha, bukan konsumsi.
● Bank Pembangunan Daerah (BPD): Bank yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah daerah untuk mendukung ekonomi lokal.

#BankJakarta #KinerjaTriwulanIII2025 #PerbankanDaerah #UMKMIndonesia #AsetNaik #DPK #CASA #DigitalBanking #EfisiensiOperasional #TransformasiDigital #KreditUMKM #EkonomiJakarta #BankPembangunanDaerah #SinergiPemerintah #LabaPerbankan #FinansialIndonesia #IndustriPerbankan #PertumbuhanBank #KeuanganDaerah #BankingNews

Comments are closed.