Ledakan Private Credit Asia US$92 Miliar pada 2027 Akan Mengubah Peta Keuangan Regional

- 31 Oktober 2025 - 13:33

Lonjakan kekayaan dan diversifikasi aset di kawasan Asia-Pasifik mendorong pertumbuhan pesat pasar private credit. Nilainya diperkirakan menembus US$92 miliar pada 2027, naik tajam dari sekitar US$70 miliar pada 2024. Indonesia, bersama India dan Australia, menjadi pasar yang paling potensial karena meningkatnya permintaan pembiayaan alternatif di tengah pengetatan kredit perbankan global.


Fokus Utama:

● Nilai private credit di Asia-Pasifik diproyeksi tumbuh lebih dari 30% menjadi US$92 miliar pada 2027.
● Dorongan utama berasal dari peningkatan kekayaan pribadi, korporasi menengah, dan sektor non-bank lending.
● Indonesia mulai dilirik investor global sebagai pasar frontier untuk pembiayaan swasta dengan potensi imbal hasil tinggi.


Pasar private credit di Asia-Pasifik akan menembus US$92 miliar pada 2027, didorong lonjakan kekayaan dan kebutuhan pembiayaan non-bank. Indonesia menjadi pasar baru yang dilirik investor global.


Pertumbuhan kekayaan pribadi dan diversifikasi aset di kawasan Asia-Pasifik tengah menciptakan peluang baru bagi pembiayaan swasta (private credit). Laporan terbaru Bloomberg Intelligence memperkirakan nilai pasar private credit di wilayah ini akan melonjak hingga US$92 miliar pada 2027, dari kisaran US$70 miliar pada 2024 — menandai percepatan lebih dari 30% hanya dalam tiga tahun.

Fenomena ini terjadi di tengah tren global di mana investor mencari imbal hasil lebih tinggi dibandingkan obligasi atau instrumen pendapatan tetap tradisional. Dengan suku bunga tinggi yang masih bertahan di banyak negara maju, private credit kini menjadi magnet bagi dana pensiun, family offices, hingga institusi besar seperti BlackRock dan KKR yang memperluas portofolio mereka ke Asia.

“Pertumbuhan kekayaan di Asia tidak hanya menciptakan konsumen baru, tetapi juga kelas investor baru yang lebih agresif dan terbuka pada instrumen alternatif,” tulis laporan Bloomberg Intelligence.

Indonesia Mulai Dilirik Investor Global

Indonesia menjadi salah satu destinasi baru dalam peta pembiayaan swasta kawasan. Dengan stabilitas ekonomi yang relatif kuat dan pertumbuhan kelas menengah yang pesat, negeri ini menawarkan potensi imbal hasil yang menarik di sektor konsumsi, infrastruktur, dan pembiayaan usaha kecil-menengah (UKM).

Menurut riset Preqin 2025, dana private credit yang mengalir ke Asia Tenggara tumbuh rata-rata 18% per tahun, dan sekitar 15% di antaranya mengalir ke Indonesia. “Pasar kredit alternatif di Indonesia masih dalam tahap awal, namun memiliki ruang pertumbuhan yang luar biasa,” ujar analis Preqin, Michelle Tan.

Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit swasta domestik juga meningkat, sejalan dengan transformasi digital lembaga keuangan dan munculnya pemain fintech lending baru yang memperluas akses modal di luar sistem perbankan tradisional.

Asia Pasifik Jadi Pusat Pertumbuhan Baru

Kawasan Asia kini menyumbang sekitar 12% dari total pasar private credit global, naik dua kali lipat dibandingkan lima tahun lalu. Australia, India, dan Indonesia menjadi tiga pasar utama yang mendorong lonjakan tersebut, disusul Jepang dan Korea Selatan yang mulai membuka regulasi baru untuk sektor ini.

“Pasar Asia kini bukan hanya penerima modal, tetapi juga sumber pembiayaan global baru,” kata ahli strategi investasi dari KKR Asia, Simon Chia, dalam wawancara terpisah. “Investor Barat kini melihat Asia sebagai episentrum baru bagi kredit swasta jangka panjang.”

Bloomberg Intelligence menilai, selain dorongan likuiditas, pergeseran ini juga didukung oleh restrukturisasi sistem keuangan pasca-pandemi dan meningkatnya peran institusi keuangan non-bank. Nilai investasi sektor ini diproyeksi mencapai US$2,5 triliun secara global pada 2027, dengan Asia sebagai penyumbang pertumbuhan tercepat.


Digionary:

● Private Credit — Pembiayaan swasta non-bank yang diberikan langsung oleh investor kepada perusahaan atau individu tanpa melalui pasar modal publik.
● Family Offices — Lembaga investasi yang mengelola kekayaan pribadi keluarga-keluarga superkaya.
● Preqin — Lembaga riset keuangan global yang melacak data dana alternatif seperti private equity dan private credit.
● Bloomberg Intelligence — Divisi riset dan analisis data ekonomi dan pasar dari Bloomberg.
● KKR — Kohlberg Kravis Roberts & Co., perusahaan investasi global berbasis di AS dengan fokus pada aset alternatif.
● Fintech Lending — Perusahaan teknologi finansial yang menyalurkan pinjaman tanpa harus menjadi bank.
● Non-bank Lending — Skema pinjaman di luar sistem perbankan tradisional, termasuk lembaga pembiayaan dan dana investasi.

#PrivateCredit #AsiaPacificFinance #InvestasiAlternatif #BloombergIntelligence #IndonesiaFinance #KKR #BlackRock #Preqin #WealthBoom #PrivateEquity #PasarModalAsia #NonBankLending #FintechLending #AsetAlternatif #InvestasiAsia #EkonomiDigital #InvestorGlobal #TrenInvestasi #KelasMenengahIndonesia #PertumbuhanEkonomiAsia

Comments are closed.