Transaksi digital bikin jumlah kantor bank umum di Indonesia terus menyusut

- 11 April 2024 - 07:29

Data Statistik Perbankan Indonesia yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum lama ini mengungkapkan jumlah kantor bank di Indonesia mencapai 24.286 unit pada Januari 2024 alias mengalami penyusutan 1.012 unit dalam setahun. Pada Januari 2023 jumlah kantor bank ada sebanyak 25.298 unit.

Publikasi OJK juga menyebutkan kantor cabang bank di Indonesia yang menyusut dalam setahun, dari 3.458 unit pada Januari 2023 menjadi 3.423 unit pada Januari 2024.

Kantor cabang bank berlokasi di DKI Jakarta terluhat paling banyak yang ditutup, yakni 444 kantor cabang pada Januari 2024, susut dibandingkan Januari 2023 sebanyak 451 unit. Disusul di Jawa Timur terdapat 383 kantor cabang pada Januari 2024 dan tutup 15 kantor dalam setahun. Lalu, di Jawa Barat mencapai 372 kantor cabang, tutup hanya 4 kantor.

Penyusutan jumlah kantor bank juga terjadi di sejumlah bank nasional. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) atau BRI misalnya mencatatkan penyusutan jumlah kantor sebanyak 454 unit dalam setahun atau dari 8.209 kantor pada 2022 menjadi 7.755 kantor pada 2023.

Kemudian, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan penyusutan jumlah kantor 120 unit sepanjang 2023, dari sebanyak 2.363 kantor menjadi 2.243 kantor. Adapun, penyusutan jumlah kantor bank terjadi seiring dengan perubahan perilaku nasabah yang sudah terbiasa dengan layanan digital perbankan.

Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi digital perbankan pada awal tahun atau Januari 2024 telah mencapai Rp5.335,33 triliun, tumbuh 17,19% secara tahunan (year on year/yoy).

“Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo belum lama ini.

BI telah memproyeksikan transaksi digital banking tumbuh pesat pada tahun ini. Nilai transaksi digital banking diproyeksi mencapai Rp63.803,77 triliun, tumbuh 9,11% yoy.

Sementara, nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 43,45 persen (yoy) sehingga mencapai Rp835,84 triliun dan diproyeksikan meningkat 25,77 persen (yoy) hingga mencapai Rp1.051,24 triliun pada tahun 2024. Nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh 130,01 persen (yoy) dan mencapai Rp229,96 triliun.

Perry menyebutkan jumlah pengguna 45,78 juta dan jumlah merchant 30,41 juta yang sebagian besar merupakan UMKM. Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit mencapai Rp8.178,69 triliun atau turun sebesar 0,81 persen (yoy).

Dari sisi pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Desember 2023 meningkat 7,33 persen (yoy) sehingga menjadi Rp1.101,75 triliun. ■

Comments are closed.