Meski pertumbuhan kredit melambat di awal 2023, namun bankir masih optimis akan tumbuh sesuai RBB masing-masing

- 18 Juni 2023 - 12:24

digitalbank.id – OTORITAS Jasa Keuangan (OJK)melaporkan pertumbuhan kredit perbankan pada awal tahun 2023 ini melambat. Pada April 2023 sebesar 8,08% dibandingkan dengan posisi pada bulan Maret 2023 yang tumbuh 9,93% atau susut 100 basis poin (bps).

Kendati demikian, sejumlah perbankan mengaku belum berencana untuk merevisi rencana bisnis bank (RBB) di tahun ini, dan masih tetap optimis kredit dapat bertumbuh di akhir tahun 2023 sesuai dengan RBB pada tahun ini.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn mengatakan, BCA akan mengkaji peluang di berbagai sektor, sekaligus mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dengan penerapan manajemen risiko yang disiplin.

“Terkait revisi RBB, saat ini kami masih melakukan kajian internal terkait hal tersebut. Pada prinsipnya, BCA berkomitmen untuk mengelola likuiditas dan menyalurkan kredit secara prudent. Kami juga akan senantiasa mengamati dinamika yang terjadi di pasar,” ujar Hera. 

Secara keseluruhan, pihaknya optimis penyaluran kredit masih akan tumbuh positif ke depan, mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif serta inflasi yang terkendali. 

Hera menjelaskan, bahwa BCA akan tetap mengoptimalkan penyaluran kredit konsumer, khususnya KPR, karena memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. BCA juga akan memperkuat penyaluran kredit ke sektor UMKM. “Kami berharap total kredit akan tumbuh di kisaran 10%-12% di tahun ini,” ungkap Hera.

Per Maret 2023 BCA dan entitas anak membukukan kenaikan total kredit sebesar 12,0% YoY menjadi Rp 713,8 triliun. Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, dari mulai kredit korporasi, kredit komersial & UMKM, hingga kredit konsumsi. Kontributor terbesar bagi pertumbuhan total kredit berasal dari sektor properti dan konstruksi, jasa keuangan, dan infrastruktur sarana angkutan.

Di sisi pendanaan, CASA naik 5,7% YoY mencapai Rp 843,3 triliun per Maret 2023, berkontribusi hingga 81,2% dari total dana pihak ketiga (DPK). Secara keseluruhan, total DPK tumbuh 4,1% YoY menjadi Rp 1.039 triliun. 

Di sisi profitabilitas, BCA dan entitas anak mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 43,0% YoY menjadi Rp 11,5 triliun di kuartal I 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan volume kredit.

Serta, perbaikan kualitas pinjaman, imbal hasil yang lebih tinggi dari penempatan dana pada obligasi negara sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional, serta kenaikan pendapatan fee dan komisi selaras dengan peningkatan jumlah transaksi. Ditopang oleh likuiditas yang memadai, PT Bank Central Asia (BCA) juga optimistis dapat menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan.

Optimisme juga ditunjukkan oleh manajemen PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya yang tetap yakin kredit masih dapat bertumbuh sekitar 8%-10% sesuai dengan RBB yang dicanangkan perseroan di tahun ini.

Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan mengatakan, pada April 2023 total pertumbuhan bank tetap positif juga pada semua rasio. Kendati memang terlihat sedikit perlambatan month to month (MoM) pada neraca keuangan.

“Perlambatan mayoritas karena dampak dari pertumbuhan ekonomi global yang lemah dan secara domestik karena banyaknya libur di April. Sehingga pelaku usaha tidak seaktif bulan sebelumnya,” kata Lani.

Untuk diketahui, penyaluran kredit atau pembiayaan CIMB Niaga pada Maret 2023 meningkat 10,1% menjadi Rp 201,1 triliun. Total dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 240,1 triliun dengan rasio CASA sebesar 61,2%.

Sejalan dengan hasil tersebut, indikator profitabilitas utama CIMB Niaga, yaitu return on equity (ROE) meningkat menjadi 15,1%. Bank juga mempertahankan posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 21,3% dan 82,2%. ■

Comments are closed.