Menuju Bursa Kelas Dunia, BEI Dorong Lighthouse IPO dengan Free Float Besar

- 8 Oktober 2025 - 08:11

Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah membidik gelombang penawaran saham perdana (IPO) berskala jumbo dengan valuasi di atas Rp3 triliun. Langkah ini diharapkan dapat menarik modal institusional asing dan domestik, memperkuat likuiditas pasar, serta memperkokoh reputasi pasar modal Indonesia di tingkat global.


Fokus Utama:

1. Target IPO Jumbo — BEI meluncurkan inisiatif “lighthouse IPO” bagi perusahaan dengan kapitalisasi di atas Rp3 triliun dan free float minimal 15% atau senilai Rp700 miliar.
2. Dorongan Likuiditas Pasar — IPO skala besar diyakini mampu menarik investor institusi global, meningkatkan free float, serta menjaga stabilitas pasar modal.
3. Penyesuaian Regulasi dan Pendampingan Emiten — BEI tengah mengkaji aturan baru free float dan memperluas pendampingan bagi calon emiten besar, termasuk BUMN, agar siap melantai di bursa.


BEI menargetkan “lighthouse IPO” bagi perusahaan dengan kapitalisasi di atas Rp3 triliun untuk menarik investor global, memperkuat likuiditas, dan menjadikan pasar modal Indonesia kompetitif di tingkat dunia.


Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan langkah besar untuk mendorong kemunculan emiten-emiten jumbo di pasar modal nasional. Melalui inisiatif bertajuk lighthouse IPO, BEI menargetkan perusahaan dengan kapitalisasi pasar di atas Rp3 triliun dan porsi saham publik (free float) minimal 15% atau senilai Rp700 miliar.

“Lighthouse IPO harapannya dapat meningkatkan nilai kapitalisasi free float dan menarik likuiditas baru, karena investor institusi baik domestik maupun asing umumnya menunggu kehadiran perusahaan berskala besar dan bereputasi tinggi untuk mencatatkan sahamnya di BEI,” ujar I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian BEI, Selasa (7/10).

Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa bursa berambisi naik kelas. Dengan masuknya perusahaan-perusahaan raksasa ke lantai bursa, arus modal asing diyakini akan meningkat signifikan, terutama dari dana institusional global yang mencari stabilitas dan skala besar.

BEI memperkirakan kebijakan tersebut dapat memperkuat likuiditas, menjaga kestabilan pasar, serta memperluas basis investor jangka panjang.

Nyoman menjelaskan, BEI tengah meninjau ulang regulasi pencatatan saham, terutama terkait aturan free float agar tetap selaras dengan kemampuan perusahaan dan dinamika pasar.
“BEI senantiasa memperhatikan relevansi pengaturan dengan kondisi pasar, serta melakukan benchmarking terhadap praktik terbaik di bursa global,” ujarnya.

Proses penyusunan kebijakan juga dilakukan melalui dengar pendapat dengan pemangku kepentingan, termasuk emiten, asosiasi pasar modal, dan regulator seperti OJK. “Konsep penyesuaian akan kami publikasikan dalam waktu dekat untuk mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan,” imbuhnya.

Wacana peningkatan free float bukan hal baru. DPR sempat mengusulkan batas minimum 30% agar saham lebih likuid. OJK menyambut baik ide tersebut, namun menilai penerapannya harus bertahap agar tidak membebani perusahaan.

Selain regulasi, BEI juga fokus memperbanyak jumlah IPO berskala besar. Bursa tengah mengkaji hambatan yang dihadapi korporasi besar untuk melantai di pasar saham, terutama terkait kesiapan internal, valuasi, dan tata kelola.
“Hasil kajian itu akan menjadi referensi untuk penyempurnaan peraturan dan mekanisme pendukung IPO,” jelas Nyoman.

Untuk mempercepat proses, BEI membentuk unit khusus yang aktif mendampingi perusahaan besar, termasuk BUMN dan anak usahanya. Pendampingan dilakukan melalui go public coaching clinic, pertemuan one-on-one, hingga networking event antara perusahaan dan profesi pendukung pasar modal.

Upaya ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang BEI memperkuat ekosistem pasar modal domestik agar lebih kompetitif di kawasan.

Secara global, minat terhadap IPO besar masih tinggi meskipun kondisi ekonomi dunia menghadapi ketidakpastian. Data Ernst & Young Global IPO Trends Q2 2025 mencatat, total dana yang dihimpun dari IPO global mencapai lebih dari US$90 miliar sepanjang semester pertama tahun ini — naik 14% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menjadi salah satu pasar paling aktif setelah Singapura dan Thailand, dengan nilai emisi mencapai lebih dari Rp30 triliun sepanjang 2025. Namun sebagian besar berasal dari emiten menengah, bukan raksasa industri.

Langkah BEI mendorong “lighthouse IPO” diharapkan dapat mengubah peta itu. Dengan semakin banyak perusahaan besar domestik melantai, pasar modal Indonesia berpotensi menjadi magnet investasi baru di kawasan.

Analis pasar modal memperkirakan strategi BEI ini bisa memperluas market depth dan menekan volatilitas. “Semakin banyak saham besar yang likuid, pasar akan lebih stabil karena pergerakannya tak mudah diguncang investor ritel,” kata Andi Kusuma, analis di Mandiri Sekuritas.

Namun, ia mengingatkan bahwa keberhasilan kebijakan ini juga bergantung pada kesiapan perusahaan dan kejelasan insentif. “Regulasi yang adaptif dan pendampingan yang intensif akan menentukan apakah perusahaan besar mau melantai di bursa domestik atau memilih listing di luar negeri,” ujarnya.


Digionary:

● BEI (Bursa Efek Indonesia) — lembaga yang menyelenggarakan dan mengatur perdagangan efek di Indonesia.
● Free float — jumlah saham perusahaan yang beredar dan diperdagangkan publik di bursa.
● IPO (Initial Public Offering) — penawaran umum perdana saham perusahaan kepada publik.
● Lighthouse IPO — istilah untuk IPO berskala besar dengan kapitalisasi pasar di atas Rp3 triliun dan free float tinggi.
● Likuiditas pasar — tingkat kemudahan menjual atau membeli saham tanpa mengubah harga secara signifikan.
● Kapitalisasi pasar — nilai total saham perusahaan yang beredar, hasil dari harga saham dikalikan jumlah saham.
● Benchmarking — proses membandingkan praktik atau kebijakan dengan standar atau praktik terbaik di pasar lain.
● Market depth — kedalaman pasar, mencerminkan jumlah transaksi dan variasi harga dalam pasar modal.
● BUMN — Badan Usaha Milik Negara, perusahaan yang dimiliki atau dikendalikan pemerintah.
● Volatilitas — tingkat fluktuasi harga saham dalam periode tertentu.

#BursaEfekIndonesia #BEI #LighthouseIPO #PasarModalIndonesia #IPO2025 #InvestasiGlobal #KapitalisasiPasar #FreeFloat #EmitenBesar #OJK #InvestorAsing #LikuiditasPasar #EkonomiIndonesia #BUMN #SahamIndonesia #ReformasiPasarModal #IHSG #MarketTrends #FinancialNews #Investasi

Comments are closed.