Ayoconnect, perusahaan fintech penyedia infrastruktur pembayaran dan produk digital berbasis API, melakukan penguatan tata kelola korporasi melalui penunjukan mantan pejabat BUMN Faisal Rachman sebagai Special Advisor. Langkah ini menandai babak baru transformasi internal perusahaan yang tengah dalam proses restrukturisasi—sebagai bagian dari upaya meningkatkan transparansi, pengelolaan yang lebih kokoh, dan mempersiapkan skala pertumbuhan yang berkelanjutan.
Fokus Utama:
1. Ayoconnect memperkuat fondasi korporasi dengan menunjuk Faisal Rachman sebagai penasihat senior, menandai langkah strategis menuju tata kelola yang transparan dan berkelanjutan.
2. Langkah ini menunjukkan kesiapan Ayoconnect menghadapi dinamika regulasi fintech yang semakin ketat, sambil menjaga kepercayaan investor dan memperkuat manajemen risiko.
3. Dengan dukungan investor besar dan fokus pada transparansi, Ayoconnect menegaskan komitmennya memulihkan kredibilitas industri fintech dan memperkuat posisi di pasar digital nasional.
Ayoconnect memperkuat tata kelola perusahaan melalui penunjukan mantan pejabat BUMN Faisal Rachman sebagai penasihat senior. Transformasi ini menandai kesiapan fintech infrastruktur ini untuk menghadapi regulasi ketat dan meneguhkan kredibilitas di tengah persaingan digital yang ketat.
Ayoconnect, yang berlisensi sebagai Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP) Kategori 1 dari Bank Indonesia, sejak 2016 telah membangun ekosistem open-finance dan pembayaran digital dengan klien meliputi bank besar dan lembaga keuangan di Indonesia.
Dengan lebih dari 200 klien institusi dan ekosistem API yang melayani jutaan aktivitas transaksi, persaingan di sektor fintech semakin ketat dan regulasi terus menggiat.
Melalui pernyataan resmi, Direktur Utama Ayoconnect, Chiragh Kirpalani, menyebut bahwa “Langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk memperkuat tata kelola korporasi, meningkatkan transparansi, serta memastikan keberlanjutan dan kepercayaan di tengah proses restrukturisasi internal yang sedang berjalan.”
Penunjukan Faisal Rachman, yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di industri keuangan (BUMN & swasta), dipandang sebagai sinyal bahwa Ayoconnect serius mempersiapkan diri bukan hanya untuk tumbuh, tetapi untuk tumbuh secara sehat dan kredibel.
Sektor fintech di Indonesia sedang berada di persimpangan: di satu sisi peluang besar (dengan penetrasi digital yang terus naik), di sisi lain regulasi dan ekspektasi publik yang semakin tinggi terkait transparansi, keamanan data, dan perlindungan konsumen.
Misalnya, kolaborasi Ayoconnect dengan Mastercard pada 2023 menitikberatkan pada inklusi keuangan sekaligus keamanan transaksi – menandakan bahwa aspek governance dan manajemen risiko menjadi semakin kritis di industri ini.
Kirpalani menegaskan bahwa perusahaan tengah “berada pada tahap penting menuju kematangan organisasi. Sehingga, perlu memperkuat tata kelola dan memastikan struktur manajemen lebih kokoh, transparan, dan siap untuk tumbuh berkelanjutan.”
Dengan demikian, penunjukan penasihat senior seperti Faisal Rachman bukan sekadar simbolis tetapi juga strategis untuk memperkuat komite internal, prosedur operasional, dan pengawasan perusahaan — yang menjadi modal penting bagi fintech yang ingin bertahan jangka panjang.
Langkah ini memiliki beberapa implikasi penting:
Kepercayaan pemangku kepentingan: Dengan dukungan dari dewan komisaris, investor seperti Mandiri Capital dan BRI Ventures serta investor global Finch Capital, indikasi bahwa struktur tata kelola yang diperkuat dapat memperkuat posisi Ayoconnect di mata regulator, klien dan pasar.
Skala dan ekspansi: Dengan fondasi tata kelola yang lebih baik, Ayoconnect dapat lebih agresif mengekspansi produk (misalnya direct debit, embedded finance, virtual card) serta memperkuat ekosistem B2B-nya — yang selama ini telah mencatat ribuan API hits dan klien besar.
Dampak industri: Karena fintech semakin terintegrasi dengan layanan keuangan tradisional dan digital, perusahaan yang memiliki governance kuat memiliki peluang lebih baik untuk mendapatkan kepercayaan publik dan regulator — menjadi faktor diferensiasi dalam kelas penyedia layanan infrastruktur fintech.
Kirpalani menyimpulkan, “Kami berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan dan kredibilitas Ayoconnect di tengah tantangan industri. Transformasi yang sedang dijalankan, termasuk kehadiran Pak Faisal, menjadi bagian dari visi kami untuk memulihkan kepercayaan publik dan menyiapkan Ayoconnect memasuki dekade keduanya dengan lebih kuat.”
Kini, yang menjadi fokus adalah implementasi nyata: prosedur baru yang kuat, struktur manajemen yang transparan, serta praktik operasional yang patuh — untuk memastikan bahwa transformasi bukan sekadar deklarasi, tetapi menghasilkan kemampuan perusahaan bertahan dan berkembang dalam jangka panjang.
Digionary:
● API (Application Programming Interface) : Antarmuka pemrograman yang memungkinkan sistem berbeda berinteraksi dan saling bertukar data.
● Embedded finance : Integrasi layanan keuangan (seperti pembayaran, pinjaman, asuransi) ke dalam aplikasi non-keuangan.
● Governance : Tata kelola perusahaan yang mencakup struktur, prosedur, kebijakan yang menjamin transparansi, akuntabilitas dan keberlanjutan.
● Open finance : Evolusi dari open banking, yang mencakup akses terbuka ke berbagai produk keuangan (tabungan, pinjaman, investasi) melalui API.
● PJP Kategori 1 : Kategori lisensi untuk Penyelenggara Jasa Pembayaran yang diatur oleh Bank Indonesia untuk layanan uang elektronik dan jasa pembayaran.
● Regulator : Lembaga yang melakukan pengawasan dan regulasi terhadap suatu industri — di sektor keuangan termasuk Bank Indonesia (BI), OJK.
● Restrukturisasi internal : Upaya perubahan struktur organisasi dan proses dalam perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, kontrol dan adaptasi bisnis.
● Unbanked/Under-banked : Individu atau populasi yang belum memiliki atau memiliki akses terbatas ke layanan perbankan formal.
● Virtual card : Kartu pembayaran yang diterbitkan secara digital, tanpa wujud fisik, biasanya untuk transaksi online yang lebih aman.
#Ayoconnect #fintech #openfinance #tataKelola #governance #IndonesiaFintech #infrastrukturPembayaran #digitalFinance #transparansi #corporategovernance #keuanganDigital #pembayaranDigital #embeddedfinance #API #PJP #BankIndonesia #investasiTech #transformasiPerusahaan #digitalEcosystem #inclusionFinancia
