Pemerintah mengucurkan dana Rp200 triliun ke bank-bank Himbara dan Bank Syariah Indonesia untuk memperkuat likuiditas, mendorong kredit, dan menjaga stabilitas pasar keuangan. Suntikan dana ini diproyeksikan mengerek kinerja saham perbankan di Bursa Efek Indonesia, terutama di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia.
Fokus Utama:
1. Suntikan Likuiditas Rp200 Triliun – Pemerintah menempatkan kas negara di bank-bank besar untuk menjaga stabilitas dan mendorong kredit.
2. Prospek Saham Perbankan – Saham-saham Himbara diperkirakan melanjutkan reli, dengan BBRI, BBNI, BRIS, dan BBTN menunjukkan pemulihan signifikan.
3. Faktor Global – Keputusan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia pekan ini akan menjadi faktor penentu arah pasar saham Indonesia.
Pemerintah menyuntikkan Rp200 triliun ke bank Himbara untuk memperkuat likuiditas. Saham perbankan diprediksi reli, meski pasar menunggu keputusan suku bunga The Fed dan BI.
Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi dipenuhi optimisme baru setelah pemerintah menggelontorkan Rp200 triliun dana kas negara ke bank-bank milik negara. Langkah ini diharapkan bukan hanya menjaga likuiditas sistem keuangan, tetapi juga mempercepat penyaluran kredit ke sektor riil.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan dana tersebut sudah ditempatkan di lima bank besar: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Masing-masing menerima alokasi berbeda, dengan BBRI, BBNI, dan BMRI memperoleh Rp55 triliun, BBTN Rp25 triliun, dan BRIS Rp10 triliun.
“Pasti pelan-pelan akan ke kredit, sehingga ekonominya bisa bergerak,” ujar Purbaya dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (12/9). Dana ditempatkan dalam bentuk deposito on call konvensional dan syariah, dengan tenor enam bulan yang bisa diperpanjang. Imbal hasil ditetapkan 80,476% dari BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
Bagi pasar modal, langkah ini membawa sinyal positif. Menurut Fath Aliansyah Budiman, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas, saham bank berkapitalisasi besar seperti BMRI dan BBCA sejauh ini menekan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, saham-saham BBRI, BBNI, BRIS, dan BBTN mulai menunjukkan tren pemulihan dan masuk daftar penggerak utama IHSG pekan lalu.
“Dilihat dari keadaan saat ini seharusnya probabilitasnya besar relinya berlanjut,” kata Fath.
Meski demikian, pasar masih menanti arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia pekan ini. Keputusan tersebut dipandang krusial karena dapat menentukan arus modal asing dan kestabilan nilai tukar rupiah.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2025 mencatat pertumbuhan kredit perbankan sebesar 10,2% secara tahunan (yoy), dengan sektor UMKM menjadi penopang utama. Dengan tambahan likuiditas dari pemerintah, angka pertumbuhan kredit diproyeksikan bisa meningkat hingga 12% hingga akhir tahun.
Bagi investor, momentum ini bisa menjadi sinyal awal masuk ke saham perbankan, khususnya emiten besar yang selama ini menopang IHSG. Reli saham sektor keuangan di tengah ketidakpastian global akan menjadi ujian apakah stimulus pemerintah cukup kuat mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. (SAN)
Digionary:
● BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) – Suku bunga acuan Bank Indonesia yang digunakan sebagai instrumen utama kebijakan moneter.
● Deposito on call – Produk simpanan bank yang dapat ditarik sewaktu-waktu sesuai kesepakatan tenor.
● Himbara – Himpunan Bank Milik Negara, meliputi BRI, BNI, Mandiri, dan BTN.
● IHSG – Indeks Harga Saham Gabungan, indikator utama pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia.
● Likuiditas – Ketersediaan dana tunai atau aset yang mudah dicairkan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
● Suku bunga The Fed – Kebijakan suku bunga acuan dari Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat, yang berpengaruh global.
#SahamBank #IHSG #Himbara #PerbankanIndonesia #Likuiditas #KasNegara #EkonomiIndonesia #Investasi #OJK #BankMandiri #BRI #BNI #BTN #BankSyariahIndonesia #PasarModal #TheFed #BankIndonesia #StimulusEkonomi #Investor #Kredit
