Narasi Allo Bank bisa salip Bank Jago di tikungan

Share post:

Bank Jago  masih lebih unggul dibanding Allo Bank, karena sudah start lebih awal membentuk ekosistem dengan menjalin kerjasama Gojek, Bibit dan lain-lain.

digitalbank.id – NARASI di era digital sangat penting bahkan sebelum sebuah produk itu ada. Ini boleh jadi paling tepat disematkan ke Allo Bank. PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang hingga kini belum jelas produk dan layanan digitalnya mencatat kapitalisasi pasar Rp 112,7 triliun. Saham bank ini ditutup naik 0,5% pada perdagangan Kamis (6/1) ke level Rp 9.750. 

Luar biasa bukan? Betapa narasi dan sentimen positif sangat pegang peranan. Bahkan menurut pengamat pasar modal, Allo Bank punya potensi untuk menyalip Bank Jago tikungan, seiring dengan rencana rights issuenya, meski hal itu tentu masih membutuhkan usaha dan juga waktu.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, bank-bank digital ini bisa menyalip senior-seniornya meskipun masih baru lahir karena persepsi pelaku pasar yang cukup tinggi meskipun fundamentalnya saat ini belum mendukung.

“Ke depan, kalau ARTO bisa meningkatkan fundamental kinerjanya maka akan bisa akan semakin diminati investor. Begitu juga dengan BBHI,” ujarnya.

Sementara antara Bank Jago dan Allo Bank, sejauh ini Reza melihat masih lebih unggul Bank Jago karena sudah start lebih awal membentuk ekosistem dengan menjalin kerjasama Gojek, Bibit dan lain-lain.

Dari sisi valuasi, ARTO juga dilihat lebih unggul. Hal itu tercermin dari kapitalisasi pasar bank ini yang sudah mencapai Rp 254,5 triliun.

Mengukur prospek valuasi saham bank digital memang tak mempan lagi menggunakan nilai rasio harga terhadap nilai buku (price to book value/PBV). Lihat saja, kapitalisasi pasar dua bayi bank digital terus meroket naik dan menyalip bank-bank besar.

Sedangkan kapitalisasi pasar PT Bank Jago Tbk (ARTO) sudah mencapai Rp 254,5 triliun. Harga sahamnya ditutup naik 4,36% ke level Rp 18.550.

ARTO saat ini sudah ada diurutan keempat sebagai bank dengan kapitalisasi pasar terbesar mengungguli PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan kapitalisasi pasar Rp 128,2 triliun.

Sementara BBHI ada diurutan ke enam. Tiga urutan pertama masih diduduki oleh BBCA, BBRI dan BMRI.

Jika mengacu pada rasio PBV, dua bank digital ini sudah sangat mahal. ARTO sudah mencapai 31,6x dan BBHI lebih tinggi lagi yakni 88,5x. (SAF)

Related articles

Benarkah AdaKami kenakan bunga sangat tinggi? ini penjelasannya…

digitalbank.id - BARU-BARU ini telah beredar di media sosial yang menunjukkan rincian biaya layanan pinjaman peer to peer...

OJK perintahkan bank blokir rekening yang terlibat judi online

digitalbank.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memerintahkan seluruh bank yang beroperasi di Indonesia, tanpa terkecuali, untuk segera melakukan...

Dukung ekonomi digital, Faspay rilis sejumlah fitur pembayaran terbaru

digitalbank.id - Faspay, perusahaan payment gateway, tahun ini boleh dibilang banyak melakukan inovasi dengan merilis sejumlah fitur serta...

Visa kolaborasi digitalisasi dengan OnlinePajak, bayar pajak kini bisa pakai kartu kredit

digitalbank.id - Visa dan OnlinePajak mengumumkan kolaborasi digitalisasinya dengan menghadirkan solusi inovatif untuk memberikan kemudahan akses pembayaran tagihan...