Saham bank-bank digital diyakini makin moncer di 2022

- 3 Januari 2022 - 08:00

Analis banyak yang mengunggulkan saham-saham sektor finansial/perbankan karenakinerja sepanjang tahun 2021 yang terus menunjukkan tren membaik dan boleh dibilang sebagai sektor yang paling cepat pulih pasca pandemi Covid-19.

digitalbank.id – TAHUN 2022 ADALAH tahun pemulihan, ditandai dengan kinerja beberapa emiten yang diprediksi akan semakin moncer di tahun macan air ini.

Beberapa analis banyak yang mengunggulkan saham-saham sektor finansial/perbankan karena kinerja sepanjang tahun 2021 yang terus menunjukkan tren membaik dan boleh dibilang sebagai sektor yang paling cepat pulih pasca pandemi Covid-19.

CEO of Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya menilai, pemulihan ekonomi di tahun 2022 erat kaitannya dengan harga komoditi yang masih cukup tinggi yang berpotensi mengerak pendapatan masyarakat dan mendukung daya beli.

Namun demikian, dia menilai sektor yang menarik di tahun 2022 malah bukan dari sektor komoditas, tapi dari sektor yang erat kaitannya dengan perekonomian, seperti sektor perbankan, otomotif dan properti.

“Perbankan di tahun 2021 itu likuiditasnya cukup tinggi, namun mereka masih belum meningkatkan kredit secara signifikan. Mengapa? Karena NPL (Non Performing Loan) cukup tinggi di atas 3 persen. Di tahun 2022, ada potensi perbankan mulai berani untuk meningkatkan penyaluran kreditnya,” kata Bernadus.

Lebih lanjut Bernadus memproyeksikan saham yang akan bersinar di tahun 2022 antara lain, Bank Neo Commerce (BBYB) yang diprediksi akan mengalami pertumbuhan kinerja, diiringi oleh kenaikan jumlah nasabah. Target penguatan untuk BBYB adalah 4.340. Perbankan lainnya, yakni plat merah Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Mandiri (BMRI) dengan target penguatan masing-masing 5.020, dan 9.050.

Senada dengan Head of Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M.M yang juga menjagokan sektor perbankan di tahun 2022. Dia mengatakan, pemulihan ekonomi memberikan dampak perputaran ekonomi bisa kembali normal dan ekspansif sehingga memberikan dampak kepada sektor perbankan.

“Sektor perbankan menjadi salah satu favorit kami disamping metal mining, plantation, coal dan retailer. Program pemerintah untuk kendaraan listrik tahun 2022 akan memberikan dampak pada perusahaan metal mining plus dengan asumsi Covid-19 bisa di-manage dengan baik oleh pemerintah memberikan sentimen postif untuk retailer yang dalam 2 tahun terakhir menjadi sektor yang kena dampak dari kebijakan PPKM,” kata Roger.

Roger mengungkapkan, di tahun 2022 beberapa saham pilihan Mirae Asset diantaranya, untuk sector perbankan yakni Bank Negara Indonesia (BBNI), BMRI, dan BBRI.

Sementara Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan, sektor finansial tetap menjadi yang menarik karena perbankan merupakan sektor yang akan naik ketika ekonomi pulih.

“Ketika aktivitas masyarakat meningkat, otomatis keuangan juga meningkat. Ini menjadi salah satu sektor yang menjadi andalan kami di tahun mendatang. Sementara kehadiran bank digital, apakah sebuah ancaman? Jawabannya adalah sejauh mana bank digital itu benar-benar memiliki ekosistem digital,” ujar Maximilianus.

Di tahun 2022, beberapa saham pilihan Pilarmas Investindo Sekuritas dari sektor perbankan, adalah BBCA dan BMRI dengan target penguatan masing-masing di level 9.150 dan 8.150.

Dalam riset yang dipublikasikan 22 Desember 2021, analis J.P Morgan menuliskan sektor perbankan di Indonesia mulai mengalami pergeseran yang berarti yang dapat meningkatkan profitabilitas.

Lebih lanjut dipaparkan bahwa spread deposit berdasarkan model return on asset (RoA) dari 5 bank besar di Indonesia bisa terganggu oleh munculnya bank digital. Akan tetapi, pada 2022 kemungkinan akan ada perubahan penting dalam tesis investasi untuk sektor ini.

J.P Morgan memperkirakan laba dari 5 bank besar akan rebound pada 2022. Hal tersebut didorong oleh pendapatan operasional sebelum pencadangan atau pre-provisioning operating profit (PPoP) dan provisi seiring dengan membaiknya aktivitas ekonomi.

Selanjutnya, balance of payment (BoP) akan menentukan tingkat likuiditas dalam system perbankan dan kemampuan bank untuk mendanai permintaan kredit yang meningkat. Dari sisi regulator, regulasi pada perbankan digital akan menjadi rangkaian katalis yang cukup penting.

Beberapa saham yang bisa jadi pilihan dari sektor ini ada PT Bank Jago Tbk (ARTO), menurut analis J.P Morgan saham ini akan bergerak volatile dan menawarkan kesempatan untuk trading.

Selain ARTO, J.P Morgan juga menjagokan saham BBRI lantaran pertumbuhan pinjaman yang diprediksi akan positif pada tahun depan. Adapun selanjutnya ada saham BMRI dan BBNI. (SAF)

 

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.