Bank Neo Commerce Kasih Sinyal Opsi Merger, Tapi Fokus “Turnaround” dalam Dua Tahun

- 16 Desember 2025 - 17:25

PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) membuka opsi merger dan aksi korporasi lain menanggapi wacana konsolidasi perbankan oleh OJK, namun menegaskan komitmennya untuk fokus pada perbaikan fundamental dan profitabilitas sebagai bank digital (neobank) yang berkelanjutan.


Fokus Utama:

■ BBYB merespons wacana OJK tentang konsolidasi Kelompok KBMI 1 dengan membuka opsi aksi korporasi seperti merger, meski hingga kini belum ada keputusan final dan masih menunggu kejelasan teknis dari regulator.
■ Di tengah wacana konsolidasi, manajemen BBYB menegaskan fokus utama saat ini adalah mencapai profitabilitas yang berkelanjutan dan menyelesaikan proses turnaround dalam dua hingga tiga tahun ke depan, sebelum kembali mengejar pertumbuhan agresif.
■ Peran Pemegang Saham Pengendali (PSP) yang Krusial: Setiap langkah strategis besar, termasuk opsi merger, ditekankan harus mendapat persetujuan dari PSP terlebih dahulu, menunjukkan bahwa keputusan akhir akan sangat dipengaruhi oleh pemegang saham utama seperti GoTo dan GIC.


Di tengah rencana konsolidasi perbankan yang digelorakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank-bank digital mulai bersiap menghadapi berbagai skenario. PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), atau yang lebih dikenal sebagai Neobank, secara resmi membuka ruang evaluasi untuk berbagai opsi aksi korporasi, termasuk kemungkinan merger. Langkah ini disampaikan menanggapi wacana OJK terkait penghapusan atau konsolidasi kelompok Bank Umum dengan modal inti paling kecil, atau yang biasa disebut Kelompok KBMI 1.

Namun, dalam gelaran Public Expose Tahunan di Jakarta, Selasa (16/12), Direktur Utama BBYB Eri Budiono menekankan bahwa segala langkah strategis harus melalui persetujuan Pemegang Saham Pengendali (PSP) terlebih dahulu. “Yang disampaikan OJK kan baru sebatas wacana, coba dikaji apakah bisa merger, berkolaborasi. Tapi bagi kami, semua itu harus dibicarakan dulu dengan PSP,” ujarnya.

Pernyataan ini menunjukkan posisi hati-hati BBYB. Di satu sisi, bank yang lahir dari transformasi Bank Yudha Bhakti ini harus menyikapi sinyal kebijakan regulator yang mendorong perbankan nasional agar lebih kuat dan terkonsolidasi. Di sisi lain, sebagai bank digital yang masih dalam fase perbaikan kinerja (turnaround), BBYB tak ingin tergesa-gesa mengambil keputusan yang dapat mengganggu fokus bisnis utamanya.

Eri Budiono mengungkapkan bahwa banyak bank di kelompok KBMI 1 masih menunggu kejelasan teknis dari OJK. “Pertanyaannya sama, ini akan dilakukan bertahap atau langsung, seperti apa mekanismenya. Ada banyak reaksi dan pertimbangan yang harus dipikirkan,” terangnya. Hal ini mencerminkan situasi hati-hati di kalangan perbankan kecil yang tengah memetakan masa depan mereka dalam lanskap industri yang berubah.

Wacana konsolidasi ini muncul dalam konteks upaya OJK memperkuat struktur industri perbankan nasional. Data OJK per Oktober 2025 menunjukkan bahwa dari total bank umum yang beroperasi, sebagian masih termasuk dalam kelompok modal kecil. Konsolidasi diharapkan dapat menciptakan bank dengan skala ekonomi (economy of scale) yang lebih kompetitif dan sehat.

Terlepas dari isu konsolidasi, Eri menegaskan komitmen BBYB untuk terus memperbaiki fundamental. “Milestone terpenting bagi kami sekarang adalah menjadi bank yang positif dan berkelanjutan. Itu penting untuk nasabah, investor ritel, dan regulator,” katanya. Bank menargetkan perbaikan kinerja secara penuh dalam dua hingga tiga tahun ke depan sebagai fondasi sebelum kembali menggenjot pertumbuhan.

Posisi BBYB ini menggambarkan dilema klasik bank digital (neobank) di banyak negara: berjuang mencapai skala dan profitabilitas di tengah persaingan ketat dengan bank tradisional yang sudah mapan, sambil harus mematuhi regulasi yang semakin ketat. Keputusan untuk bertahan sebagai entitas independen atau bergabung dengan pihak lain akan menjadi penentu arah masa depan Neobank di panggung perbankan Indonesia yang semakin terkonsolidasi.


Digionary:

● KBMI (Kelompok Usaha Bank Berdasarkan Modal Inti): Pengelompokan bank oleh OJK berdasarkan besaran modal inti untuk tujuan pengawasan. KBMI 1 adalah kelompok dengan modal inti terkecil.
● Merger: Penggabungan dua perusahaan atau lebih, di mana salah satu perusahaan tetap berdiri dan lainnya melebur.
● Neobank: Bank digital yang beroperasi penuh tanpa atau dengan sangat sedikit kantor cabang fisik, mengandalkan platform digital dan teknologi untuk menjangkau nasabah.
● Pemegang Saham Pengendali (PSP): Pihak perorangan atau badan hukum yang memiliki saham dengan hak suara paling banyak 50% atau lebih, atau memiliki kemampuan untuk mengendalikan perusahaan.
● Public Expose: Forum publik yang diselenggarakan oleh perusahaan terbuka (emiten) untuk menyampaikan perkembangan kinerja dan kondisi perusahaan kepada masyarakat investornya.
● Turnaround: Strategi atau proses perbaikan fundamental dan kinerja perusahaan yang sedang mengalami kesulitan atau penurunan, untuk kembali menjadi profitable dan berkelanjutan.

#BBYB #BankNeoCommerce #Neobank #Merger #KonsolidasiPerbankan #OJK #KBMI1 #AksiKorporasi #EmitenBEI #SahamBBYB #PerbankanDigital #BankDigital #GoTo #GIC #PublicExpose #EriBudiono #StrategiBisnis #Turnaround #Profitabilitas #InvestasiSaham

Comments are closed.