Paradoks SDM Indonesia: Kemampuan Adaptasi Terendah, tapi Talenta AI Jadi Andalan

- 29 November 2025 - 09:31

Laporan Global Talent Competitiveness Index (GTCI) 2025 menempatkan Indonesia di peringkat 80 dari 135 negara, dengan kelemahan terbesar pada kemampuan adaptasi SDM meski uniknya memiliki keunggulan spesifik dalam pemusatan talenta artificial intelligence (AI).


Fokus Utama:

■ Indonesia mencatat skor terendah dalam kategori kemampuan adaptasi SDM di tengah perubahan dunia kerja.
■ Kontras dengan kemampuan adaptasi yang rendah, Indonesia justru unggul dalam pemusatan talenta AI.
■ Skor keseluruhan Indonesia 41,18 masih di bawah rata-rata negara berpendapatan menengah atas (43,14).


Riset ungkap paradoks SDM Indonesia: kemampuan adaptasi terendah tapi unggul di talenta AI.


Sebuah paradoks menarik terungkap dari laporan daya saing talenta global terbaru. Meski Indonesia mencatatkan kemampuan adaptasi yang memprihatinkan, negeri ini justru menunjukkan keunggulan tak terduga dalam konsentrasi talenta artificial intelligence (AI).

Global Talent Competitiveness Index (GTCI) 2025 yang dirilis INSEAD bekerja sama dengan Portulans Institute dan tahun ini mengangkat tema “Talent and Resilience: Navigating an Era of Disruption” menempatkan Indonesia di peringkat 80 dari 135 negara. Yang paling mengkhawatirkan, penilaian terendah justru muncul pada kategori kemampuan adaptasi—indikator krusial di era disruptif seperti sekarang.

“Dari semua skor Indonesia, penilaian paling rendah muncul pada kategori kemampuan umum untuk beradaptasi,” demikian laporan yang mengukur kemampuan talenta dalam menghadapi perubahan dunia kerja, terutama terkait adopsi teknologi yang dipublikasikan pekan ini.

Namun, di balik data yang suram itu, tersembunyi potensi cerah. Uniknya, dalam kategori yang sama, Indonesia justru meraih peringkat tertinggi untuk “pemusatan talenta AI”—sebuah kontras yang menggambarkan wajah ganda SDM Indonesia.

Secara keseluruhan, Indonesia masuk kelompok upper middle-income dengan skor 41,18, masih di bawah rata-rata negara berpendapatan menengah atas yang mencapai 43,14. Posisi ini tertinggal jauh dari negara tetangga seperti Singapura yang konsisten berada di 10 besar, atau Malaysia di peringkat 35.

Detail laporan menunjukkan kelemahan struktural yang mengkhawatirkan. Indonesia mencetak skor buruk dalam kemampuan menggunakan software bisnis dan cloud (peringkat 117), pemberdayaan perempuan (112), pelatihan dalam perusahaan (110), hingga perlindungan lingkungan hidup (111).

Namun, keunggulan dalam pemusatan talenta AI ini sejalan dengan tren investasi teknologi di Indonesia. Berdasarkan data Asosasi Penyedia Jasa Internet Indonesia, investasi di sektor AI dan machine learning tumbuh 45% pada 2024, menciptakan permintaan tinggi terhadap talenta digital spesialis.

Di berbagai kategori lain, peringkat terburuk untuk Indonesia dalam hal daya saing SDM muncul pada kemampuan menggunakan software bisnis dan cloud, pemberdayaan perempuan, pelatihan di dalam perusahaan, dan perlindungan lingkungan hidup.

Berikut kinerja SDM Indonesia berdasarkan GTCI.

1. Enable
Skor 51.48 (Peringkat 59)
Pilar ini menilai efektivitas regulasi, kualitas institusi, pasar, dan iklim bisnis.

2. Attract
Skor 43.31 (Peringkat 101)
Menilai kemampuan menarik talenta, baik domestik maupun asing.

3. Grow
Skor 34.28 (Peringkat 75)
Menilai kapasitas sistem pendidikan, pelatihan, dan pengembangan talenta.

4. Retain
Skor 52.46 (Peringkat 68)
Menilai kemampuan mempertahankan talenta dan kualitas hidup.

5. Vocational & Technical Skills
Skor 48.19 (Peringkat 74)
Menilai ketersediaan tenaga kerja terampil tingkat menengah.

6. Generalist Adaptive Skills
Skor 37.87 (Peringkat 102)
Mengukur skill adaptif, digital, dan profesional.

Dengan revolusi industri 4.0 yang kian masif, laporan GTCI 2025 ini menjadi cermin bagi Indonesia dimana potensi ada, tapi jalan menuju daya saing global masih terasa sangat terjal.


Digionary:

● Artificial Intelligence (AI): Kecerdasan buatan yang memungkinkan mesin untuk belajar dan melakukan tugas layaknya manusia.
● GTCI (Global Talent Competitiveness Index): Indeks yang mengukur kemampuan negara dalam mengembangkan, menarik, dan mempertahankan talenta.
● INSEAD: Sekolah bisnis global yang bermarkas di Prancis, penyusun utama indeks GTCI.
● Pemusatan Talenta AI: Konsentrasi tenaga kerja ahli di bidang kecerdasan buatan dalam suatu wilayah atau negara.
● Upper Middle-Income: Klasifikasi negara berpendapatan menengah atas menurut Bank Dunia.

#SDMIndonesia#GTCI2025 #TalentaAI #KecerdasanBuatan #DayaSaingGlobal #GlobalTalentIndex #INSEAD #EkonomiDigital #RevolusiIndustri40 #SumberDayaManusia #PendidikanIndonesia #Teknologi #Inovasi #AIIndonesia #AdaptasiTeknologi #PeringkatGlobal #TalentaDigital #KetimpanganSDM #FutureOfWork #DigitalTalent

Comments are closed.