Bank Indonesia mengungkapkan kredit “menganggur” atau undisbursed loan melonjak 35% dari posisi September 2025 yang mencapai Rp 2.374,8 triliun, mencerminkan lemahnya permintaan kredit yang diperkirakan akan tekan pertumbuhan kredit di batas bawah proyeksi 8%-11% pada akhir tahun.
Fokus Utama:
■ Lonjakan undisbursed loan sebesar 35% dari posisi September yang mencapai Rp 2.374,8 triliun.
■ Pertumbuhan kredit hingga akhir tahun diproyeksikan hanya menyentuh batas bawah kisaran 8%-11%.
■ Lemahnya permintaan kredit dari dunia usaha menjadi faktor utama di balik fenomena ini.
Kredit menganggur bank melonjak 35% dari posisi Rp 2.374 triliun. BI proyeksi pertumbuhan kredit hanya di batas bawah 8-11%. Ini sinyal lemahnya permintaan kredit.
Dunia perbankan nasional kembali mencatat fenomena yang mengkhawatirkan. Fasilitas kredit yang telah disetujui bank namun belum ditarik nasabah—atau yang dikenal sebagai undisbursed loan—kembali membengkak. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengungkapkan kredit “menganggur” ini telah melonjak hingga 35% dari posisi sebelumnya.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Perry Warjiyo menyoroti peningkatan signifikan undisbursed loan ini. “Kelihatan bahwa undisbursed loan itu meningkat menjadi 35%,” tegas Perry, meski tak merinci nilai absolut terkininya. Data terakhir yang dirilis BI per September 2025 mencatat, undisbursed loan telah mencapai Rp 2.374,8 triliun atau 22,54% dari total plafon kredit yang tersedia.
Lonjakan ini bukan tanpa konsekuensi. Perry memproyeksikan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun hanya akan menyentuh batas bawah kisaran 8%-11%. “Terutama karena faktor-faktor dari sisi permintaan. Menunjukkan memang permintaan kredit lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit ke depan,” tuturnya. Realisasi ini akan lebih rendah dibanding capaian akhir 2024 yang masih mampu tumbuh 10,39%.
Permintaan Lemah Jadi Biang Kerok
Fenomena ini mengonfirmasi kekhawatiran banyak pengamat bahwa pemulihan dunia usaha pasca pandemi belum sepenuhnya solid. Data BI menunjukkan, hingga September 2025, pertumbuhan kredit hanya mencapai 7,7% (yoy). Angka ini masih jauh di bawah tren historis sebelum pandemi yang kerap menembus dua digit.
“Kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat menjadi penyebab para debitur belum menarik fasilitas kreditnya di perbankan,” jelas laporan BI. Dunia usaha tampaknya masih bersikap wait and see dalam melakukan ekspansi, menunggu kepastian ekonomi yang lebih solid.
Fenomena ini konsisten dengan survei Bank Indonesia yang menunjukkan Indeks Keyakinan Dunia Usaha (IKDU) kuartal III-2025 masih berada di zona hati-hati, meski sedikit membaik dari kuartal sebelumnya. Sektor ritel dan manufaktur menjadi yang paling berhati-hati dalam menambah utang.
Dampak Berantai dan Prospek Ke Depan
Membengkaknya kredit menganggur ini berpotensi memicu dampak berantai. Di satu sisi, bank akan menanggung biaya modal untuk dana yang tidak produktif. Di sisi lain, hal ini mencerminkan belum optimalnya fungsi intermediasi perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Beberapa analis menilai, penurunan BI Rate yang telah dilakukan belum sepenuhnya efektif mendorong permintaan kredit. “Yang dibutuhkan bukan hanya suku bunga murah, tetapi kepastian regulasi dan permintaan yang kuat dari pasar,” ujar seorang analis perbankan yang enggan disebut namanya.
Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian, jalan menuju pemulihan penuh sektor kredit perbankan masih berliku. Nasib triliunan rupiah kredit menganggur ini akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dan otoritas dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mendorong daya beli masyarakat.
Digionary:
· Intermediasi: Proses perbankan dalam menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana.
· Plafon Kredit: Batas maksimum jumlah kredit yang dapat disalurkan bank kepada nasabah.
· Undisbursed Loan: Fasilitas kredit yang telah disetujui dan dicairkan oleh bank, namun belum ditarik atau digunakan oleh nasabah debitur.
· Wait and See: Sikap menunggu dan melihat kondisi sebelum mengambil keputusan bisnis.
#BankIndonesia #KreditMenganggur #UndisbursedLoan #PerbankanIndonesia #PertumbuhanKredit #EkonomiIndonesia #SektorPerbankan #BI #PermintaanKredit #DayaBeli #DuniaUsaha #IKDU #KreditMacet #FinansialIndonesia #KreditPerbankan #LembagaKeuangan #BI2025 #KreditKorporasi #KreditInvestasi #KreditModalKerja
