Kredit UMKM Jadi Andalan, BRI Catatkan Penurunan Laba 9,1% Menjadi Rp41,23 Triliun

- 30 Oktober 2025 - 11:13

Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat laba bersih konsolidasi Rp41,23 triliun per kuartal III 2025, turun 9,1% dari tahun sebelumnya. Meski kinerja laba tertekan, BRI masih menunjukkan ketahanan lewat pertumbuhan kredit UMKM dan kenaikan dana murah (CASA) hingga 67,65%, mencerminkan kekuatan fundamental bank dalam menjaga intermediasi di tengah perlambatan ekonomi global.


Fokus Utama:

● Laba bersih konsolidasi BRI per September 2025 mencapai Rp41,23 triliun, turun 9,1% yoy.
● Kredit UMKM tumbuh 6,26% menjadi Rp1.150,73 triliun atau 80,02% dari total portofolio.
● CASA naik ke 67,65%, menegaskan kemampuan BRI menjaga efisiensi pendanaan di tengah gejolak ekonomi.


Laba BRI per kuartal III 2025 turun 9,1% jadi Rp41,23 triliun, namun kredit UMKM dan dana murah (CASA) tetap tumbuh kuat. Simak analisis lengkap kinerja keuangan dan strategi BRI menjaga fundamental di tengah tekanan ekonomi global.


Di tengah gejolak ekonomi global dan pelemahan konsumsi domestik, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil menjaga stabilitas bisnisnya. Meski laba bersih konsolidasi hingga kuartal III 2025 turun 9,1% menjadi Rp41,23 triliun dari Rp45,36 triliun tahun sebelumnya, BRI tetap menjadi barometer ketahanan perbankan nasional.

Penurunan laba tersebut tak lepas dari meningkatnya biaya dana (cost of fund) dan tekanan margin bunga bersih. Namun, laporan keuangan BRI menunjukkan pendapatan bunga bersih masih naik 2,9% yoy menjadi Rp110,99 triliun — sinyal bahwa mesin utama pendapatan bank tetap hidup.

Di sisi intermediasi, BRI menegaskan kembali posisinya sebagai bank dengan fokus utama pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Total kredit yang disalurkan mencapai Rp1.438,11 triliun, naik 6,26% yoy, dengan portofolio UMKM mencapai Rp1.150,73 triliun atau 80,02% dari total kredit.

Kinerja tersebut menegaskan komitmen BRI dalam menjaga sektor produktif di tengah tantangan ekonomi yang masih penuh ketidakpastian.

Rasio kredit bermasalah (NPL) gross tercatat 3,29% dengan NPL net 1,04%. Meski meningkat tipis, bank masih memiliki penyangga risiko yang kuat dengan NPL coverage sebesar 183,09%.

Dalam penghimpunan dana, BRI membukukan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.474,78 triliun, tumbuh 8,24% yoy. Komposisi dana murah (CASA) mencapai 67,65%, meningkat dari tahun sebelumnya. Dominasi CASA menunjukkan keberhasilan BRI menjaga efisiensi pendanaan dan memperkuat likuiditas di tengah persaingan ketat sektor keuangan.

Dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 87,05%, BRI masih memiliki ruang ekspansi kredit yang sehat. Total aset bank mencapai Rp2.123,45 triliun per September 2025 — menjadikan BRI sebagai bank dengan aset terbesar di Asia Tenggara.

Meski tekanan margin dan risiko kredit masih membayangi, BRI dinilai masih memiliki ruang pertumbuhan berkelanjutan, terutama dari transformasi digital dan pembiayaan hijau (green financing). Layanan BRI Digital, BRImo, kini telah digunakan lebih dari 35 juta pengguna aktif, memperluas jangkauan ke segmen ultra-mikro yang selama ini sulit dijangkau bank konvensional.

Dengan strategi tersebut, BRI diperkirakan mampu menjaga momentum pertumbuhan di 2026, sekaligus memperkuat posisi sebagai tulang punggung ekonomi rakyat.


Digionary:

● CASA (Current Account Saving Account) — Gabungan dana giro dan tabungan, dikenal sebagai dana murah bagi bank.
● Cost of Fund — Biaya yang harus dibayar bank untuk menghimpun dana dari masyarakat.
● DPK (Dana Pihak Ketiga) — Dana yang dihimpun bank dari nasabah, berupa tabungan, giro, dan deposito.
● Intermediasi — Fungsi bank menyalurkan dana dari pihak yang surplus ke pihak yang membutuhkan.
● LDR (Loan to Deposit Ratio) — Rasio antara kredit yang disalurkan terhadap dana yang dihimpun, mengukur likuiditas bank.
● NIM (Net Interest Margin) — Selisih antara pendapatan bunga dan beban bunga terhadap aset produktif.
● NPL (Non-Performing Loan) — Rasio kredit bermasalah terhadap total kredit.
● NPL Coverage — Rasio cadangan kerugian kredit terhadap total kredit bermasalah.
● UMKM — Usaha mikro, kecil, dan menengah, sektor produktif utama penopang ekonomi Indonesia.

#BRI #BankRakyatIndonesia #LabaBRI #KinerjaKeuangan #UMKMIndonesia #PerbankanNasional #CASABRI #LDRBRI #TransformasiDigital #BRImo #EkonomiRakyat #BankPelatMerah #BungaBank #NPLBRI #AsetPerbankan #BRI2025 #FinansialIndonesia #BisnisUMKM #BankDigital #EkonomiIndonesia

Comments are closed.