Bank Syariah Indonesia (BSI) tengah menggeber transformasi digital dan inovasi produk untuk merebut pasar keuangan syariah yang potensinya besar namun masih minim penetrasi. Dengan strategi digitalisasi, penerbitan sukuk, hingga layanan berbasis aplikasi, BSI menargetkan diri sebagai lokomotif ekonomi syariah nasional. Tantangannya: menyeimbangkan misi komersial dan sosial, memperkuat literasi, serta menjawab tren global menuju ekonomi cashless.
Fokus Utama:
- Transformasi digital BSI: lewat aplikasi BYOND dan BEWIZE, BSI membangun layanan syariah modern yang menyasar nasabah individu hingga korporasi.
- Inovasi instrumen keuangan syariah: dari sukuk berkelanjutan, wakaf linked sukuk, hingga cash management berbasis digital untuk memperkuat likuiditas pasar modal syariah.
- Tantangan industri syariah: produk kompetitif, pricing yang adil, digitalisasi akses, kolaborasi pemerintah, dan penguatan likuiditas.
Pasar keuangan syariah di Indonesia ibarat tambang emas yang belum tergarap maksimal. Meski negeri ini memiliki populasi Muslim terbesar di dunia dan menjadi kontributor kedua terbesar aset perbankan syariah di Asia-Pasifik—13% dari total—pangsa pasar bank syariah di tanah air selama bertahun-tahun stagnan di bawah 5%.
Hadirnya Bank Syariah Indonesia (BSI) sejak 2021 menjadi titik balik. Menurut Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo, konsolidasi bank syariah dalam satu entitas raksasa berhasil mendongkrak penetrasi menjadi 7–8%. “BSI hadir untuk membuktikan bahwa dengan skala besar, bank syariah bisa lebih kompetitif dan inklusif,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (3/10/2025).
Data internal BSI menunjukkan perubahan preferensi nasabah yang kian rasional. Segmen “Universalist” dan “Rationalist”—mereka yang memilih bank syariah karena manfaat dan fungsionalitas produk, bukan sekadar alasan religius—melonjak dari 46,2% pada 2014 menjadi 59,1% pada 2024. Pergeseran ini menuntut layanan syariah yang modern, cepat, dan digital.

Berikut grafik tren penetrasi pasar perbankan syariah Indonesia 2010–2025. Terlihat stagnasi lama di bawah 5% hingga 2020, lalu mulai naik sejak kehadiran BSI pada 2021 dengan penetrasi mencapai sekitar 7–8% di 2025.
BSI merespons tren itu dengan mempercepat digitalisasi. Aplikasi BYOND by BSI kini menjadi platform yang bukan hanya melayani transaksi finansial, tetapi juga aktivitas sosial hingga ibadah. Untuk nasabah korporasi, BSI meluncurkan BEWIZE by BSI, layanan cash management digital yang diklaim memudahkan pengelolaan kas secara efisien dan transparan.“Cashless adalah keniscayaan global. Kami bertransformasi untuk menjawab kebutuhan nasabah individu maupun institusi,” tegas Anggoro.
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, mengingatkan bahwa inovasi dalam keuangan syariah tidak bisa berhenti pada profit semata. “Ekonomi syariah bertujuan mensejahterakan umat, bukan hanya mengejar laba,” kata Perry. Ia menyoroti lima tantangan utama industri: produk kompetitif, pricing yang adil, digitalisasi akses, kolaborasi lintas sektor, dan likuiditas pasar modal.
Di sisi lain, BSI juga mengukuhkan posisi di pasar modal syariah. Bank ini aktif menerbitkan sukuk, termasuk sukuk berkelanjutan ESG senilai Rp8 triliun yang ludes diserap investor hingga lebih dari 100%. Produk-produk sukuk ritel juga ditawarkan melalui pasar primer maupun sekunder. Bahkan, BSI terlibat dalam program wakaf linked sukuk untuk membiayai proyek sosial.
“Digitalisasi menjadi kunci memperluas inklusi keuangan syariah yang masih rendah, sejalan dengan peningkatan literasi,” tambah Anggoro.
Sejalan dengan tren global, industri keuangan syariah kini dituntut mengadopsi kecerdasan buatan (AI), memperkuat tata kelola perusahaan (GCG), serta menjamin keamanan transaksi digital. Dengan lebih dari 22 juta nasabah per 2025, BSI membidik posisi sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi syariah nasional—sebuah ambisi yang membutuhkan inovasi tanpa henti.
Digionary
● AI (Artificial Intelligence): kecerdasan buatan, teknologi yang meniru kecerdasan manusia untuk mendukung layanan digital.
● BEWIZE by BSI: platform cash management digital milik BSI untuk nasabah institusi.
● BYOND by BSI: aplikasi mobile banking BSI dengan fitur finansial, sosial, dan spiritual.
● Cashless: sistem transaksi tanpa uang tunai.
● ESG (Environmental, Social, Governance): standar keberlanjutan dalam investasi yang memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola.
● GCG (Good Corporate Governance): prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
● Islamic Liquidity: ketersediaan dana atau likuiditas dalam sistem keuangan syariah.
● Market Share: pangsa pasar atau persentase penguasaan pasar oleh suatu perusahaan/industri.
● Sukuk: instrumen investasi syariah mirip obligasi, berbasis akad sesuai prinsip Islam.
● Wakaf Linked Sukuk: sukuk berbasis wakaf untuk mendanai proyek sosial dan kesejahteraan umat.
#BankSyariahIndonesia #BSI #EkonomiSyariah #DigitalisasiPerbankan #BYONDBSI #BEWIZEBSI #CashlessSociety #Sukuk #WakafLinkedSukuk #ESG #FintechSyariah #InklusiKeuangan #BankIndonesia #LiterasiKeuangan #AI #PerbankanDigital #IslamicFinance #PasarModalSyariah #KeuanganBerbasisSyariah #TransformasiDigital
