UOB Bekali Ribuan Pegawai dengan Keterampilan AI untuk Hadapi Revolusi Digital

- 3 Oktober 2025 - 07:45

UOB meluncurkan program besar untuk membekali karyawannya dengan keterampilan kecerdasan buatan (AI) generatif, otomasi, hingga analitik data. Inisiatif ini tak hanya untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga menyiapkan pegawai agar mampu beradaptasi dengan perubahan cepat di sektor keuangan.



Fokus Utama:

1. Reskilling dan upskilling berbasis AI – UOB bekerja sama dengan IBF, WSG, dan Ngee Ann Polytechnic untuk memberikan pelatihan terakreditasi di bidang AI, literasi digital, dan data science.
2. Transformasi peran karyawan – Program seperti Better U Pivot membantu pegawai beralih ke peran baru yang lebih digital, dengan dukungan mentor dan jalur karier terstruktur.
3. Produktivitas dan inovasi – UOB memperkenalkan AI prompt-crafting workshops dan akademi inovasi untuk memanfaatkan Gen AI, blockchain, serta data analytics dalam pekerjaan sehari-hari.


UOB meluncurkan inisiatif besar untuk melatih karyawan di bidang AI, otomasi, dan data science, bekerja sama dengan IBF, WSG, dan Ngee Ann Polytechnic. Program ini menyiapkan pegawai menghadapi era digital dan memperkuat transformasi perbankan Singapura.


United Overseas Bank (UOB) mengambil langkah besar dalam menyiapkan tenaga kerja masa depan. Pada 1 Oktober 2025 lalu, bank ketiga terbesar di Singapura ini resmi meluncurkan inisiatif baru yang membekali ribuan karyawan dengan keterampilan kecerdasan buatan (AI) generatif dan otomasi.

“Teknologi yang mengubah dunia kerja menuntut kita untuk terus belajar. Dengan AI, orang bisa melakukan lebih banyak, lebih cepat, sekaligus menutup kesenjangan pengetahuan,” ujar Wee Ee Cheong, Wakil Ketua dan CEO UOB, dalam pidato pembukaan di UOB Plaza, Raffles Place, seperti dikuyio The Straits Times.

Wee menekankan bahwa setiap karyawan memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan kemampuan. “Kita harus reskilling, upskilling, dan beradaptasi secara berkelanjutan. Dengan begitu, kita bisa lebih berkontribusi,” tambahnya.

Untuk mewujudkan ambisi ini, UOB menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Institute of Banking and Finance (IBF), Workforce Singapore (WSG), dan Ngee Ann Polytechnic (NP). Kerja sama ini meliputi:

– Pengembangan pelatihan terakreditasi IBF di bidang Gen AI, literasi digital, dan data fluency.
– Program konversi karier melalui Career Conversion Programme WSG, bagi karyawan yang perannya terdampak otomatisasi.
– Penelitian bersama NP untuk menguji efektivitas metode pembelajaran berbasis AI.

Selain itu, UOB memperkenalkan AI prompt-crafting workshops agar karyawan bisa menggunakan AI dengan lebih produktif dalam pekerjaan sehari-hari.

Dari Sales ke Digital Banking

Transformasi ini tidak sekadar teori. Ivan Aw, 50 tahun, salah satu peserta program Better U Pivot, berhasil berpindah dari manajemen penjualan kartu dan asuransi ke divisi private banking digital.

“Program ini bukan pelatihan generik. Mereka benar-benar memahami kebutuhan peran baru, lalu merekomendasikan kursus untuk mengisi kesenjangan. Itu membuat saya cepat beradaptasi,” kata Ivan.

Kini, ia menggunakan Gen AI seperti Copilot untuk menganalisis kampanye digital, menyusun laporan ringkas dari dokumen 100 halaman, hingga mempersonalisasi konten untuk nasabah. “Saya tidak bisa bekerja tanpa itu lagi,” ujarnya.

AI sebagai Enabler

Menurut Dean Tong, Kepala SDM Grup UOB, teknologi bukan pengganti manusia, melainkan pendukung. “AI memberi ruang bagi karyawan untuk fokus pada pekerjaan bernilai tambah seperti pengambilan keputusan, kreativitas, dan berpikir kritis,” katanya.

UOB juga memperluas Better U Pivot Programme dengan mendirikan Innovation Academy yang menawarkan kursus di bidang AI, data, dan blockchain untuk semua pegawai.

Langkah UOB sejalan dengan tren industri perbankan global. Laporan PwC 2024 menyebut 54% bank di Asia Tenggara sudah mengadopsi AI untuk meningkatkan layanan pelanggan, sementara riset McKinsey memperkirakan AI dapat menambah US$1 triliun pada sektor perbankan global per tahun.

Singapura sendiri mendorong akselerasi adopsi AI di sektor keuangan sebagai bagian dari National AI Strategy 2.0 yang ditargetkan rampung 2030.

Dengan strategi ini, UOB tidak hanya mempersiapkan pegawai menghadapi perubahan, tetapi juga mengukuhkan posisinya sebagai bank regional yang berorientasi masa depan. ■

Digionary:

● AI (Artificial Intelligence): Teknologi kecerdasan buatan yang meniru cara berpikir manusia.
● AI Generatif: Cabang AI yang mampu menciptakan konten baru (teks, gambar, data) dari informasi yang ada.
● Blockchain: Teknologi penyimpanan data terdesentralisasi yang aman.
● Career Conversion Programme (WSG): Program pemerintah Singapura untuk mengalihkan tenaga kerja ke peran baru.
● Data Fluency: Kemampuan memahami, membaca, dan menggunakan data secara efektif.
● Gen AI Tools: Alat berbasis AI generatif, misalnya Copilot, ChatGPT, Gemini.
● IBF (Institute of Banking and Finance): Lembaga pendidikan dan sertifikasi di bidang keuangan di Singapura.
● Innovation Academy: Pusat pelatihan inovasi internal UOB untuk AI, data, dan blockchain.
● Literasi Digital: Kemampuan menggunakan teknologi digital dengan efektif.
● MOU (Memorandum of Understanding): Nota kesepahaman kerja sama.
● Ngee Ann Polytechnic (NP): Institusi pendidikan tinggi di Singapura.
● Reskilling: Melatih ulang tenaga kerja untuk menguasai keterampilan baru.
● Skills Framework for Financial Services: Standar kompetensi resmi sektor jasa keuangan Singapura.
● Upskilling: Peningkatan keterampilan pada bidang yang sudah dikuasai.
● Workforce Singapore (WSG): Badan pemerintah Singapura untuk pengembangan tenaga kerja.

#UOB #ArtificialIntelligence #AI #GenAI #BankingInnovation #DigitalTransformation #Upskilling #Reskilling #DataScience #Blockchain #FinancialServices #FutureOfWork #SingaporeBanking #WSG #IBF #NgeeAnnPolytechnic #BetterUPivot #AIinBanking #TechForGood #Productivity

Comments are closed.