Laporan BCG: AI Bukan Hanya Otomatisasi, Tapi Perombakan Total Dunia Corporate Affairs

- 25 September 2025 - 20:44

Laporan terbaru Boston Consulting Group (BCG) mengungkap bahwa hingga 80% pekerjaan di bidang corporate affairs berpotensi didukung dan diotomatisasi oleh kecerdasan buatan (AI). Teknologi ini diyakini mampu meningkatkan efisiensi, memangkas biaya hingga 28%, dan membuka ruang bagi karyawan untuk fokus pada strategi bernilai tambah. Namun, adopsi penuh masih membutuhkan kombinasi AI dan manusia, karena sebagian besar pekerjaan komunikasi tetap menuntut sentuhan humanis.


Fokus Utama:

1. Studi BCG menyebut 80% pekerjaan corporate affairs berpotensi didukung AI, dengan efisiensi waktu hingga 36%.
2. Penerapan penuh AI bisa menghasilkan produktivitas 34%–47% dan penghematan biaya 20%–28% dalam 3–5 tahun.
3. Meski begitu, 83% pekerjaan tetap membutuhkan kolaborasi manusia-AI, karena komunikasi strategis dan relasi publik menuntut sentuhan manusia.


Laporan BCG terbaru menyebut 80% pekerjaan corporate affairs dapat diotomatisasi AI, dengan potensi produktivitas naik 47% dan biaya turun hingga 28%. Namun, kolaborasi manusia tetap krusial dalam menjaga strategi dan komunikasi.

Kecerdasan buatan (AI) semakin menancapkan pengaruhnya dalam dunia korporasi. Laporan terbaru Boston Consulting Group (BCG) menyebut bahwa hingga 80% pekerjaan di bidang corporate affairs atau urusan korporasi dapat diperkuat, bahkan sebagian digantikan, oleh AI.

Menurut riset tersebut, sebagian besar pekerjaan komunikasi—dari pembuatan konten hingga analisis data—bersifat repetitif, padat informasi, dan dapat diotomatisasi. Hasilnya, karyawan berpotensi menghemat waktu 26%–36% dengan bantuan AI. “Peran corporate affairs terlalu besar dalam daftar area yang bisa dipengaruhi GenAI untuk berpura-pura seolah ini tidak sedang terjadi,” ujar Russell Dubner, Chief Communications Officer BCG, kepada Axios.

Studi ini menemukan bahwa saat ini penggunaan AI dalam corporate affairs telah menyumbang penghematan biaya sekitar 14%–18%. Dalam horizon 3–5 tahun, angka itu bisa meningkat tajam dengan potensi kenaikan produktivitas 34%–47% dan penghematan biaya 20%–28%.

Namun, tidak semua aspek bisa sepenuhnya diserahkan ke mesin. Hanya 9% pekerjaan yang sepenuhnya bisa dikerjakan AI, sementara 83% lainnya memerlukan kolaborasi manusia-AI, baik dalam bentuk supervisi maupun kerja bersama. Sisanya, sekitar 8%, tetap sepenuhnya bergantung pada tenaga manusia.

Di Mana AI Paling Efektif?

BCG menekankan bahwa Agentic AI—yakni sistem AI yang bisa bertindak otonom, belajar dari pengalaman, dan menyesuaikan diri—berpotensi memberikan penghematan terbesar, terutama dalam tugas operasional, perencanaan, dan analisis (28%–39%). Manfaat juga terlihat di bidang komunikasi eksternal dan media (22%–31%) serta komunikasi ESG dan komunitas (21%–30%).

Sebaliknya, fungsi yang paling sedikit bisa dihemat oleh AI adalah komunikasi strategis dan eksekutif (12%–16%), public affairs (16%–22%), serta komunikasi internal (18%–24%).

Meski angka efisiensi yang ditawarkan sangat besar, Dubner menegaskan bahwa hal ini tidak otomatis berarti pengurangan tenaga kerja. “Saya tidak berpandangan manusia akan digantikan AI. Tapi kita bisa menciptakan fungsi yang jauh lebih efisien, jika memang itu prioritas,” ujarnya.

Pandangan ini sejalan dengan tren di industri. Studi Morgan Stanley pada Agustus 2025 memperkirakan adopsi AI penuh bisa menghemat biaya hingga US$920 miliar per tahun di Amerika Serikat, namun tidak otomatis memangkas pekerjaan, melainkan merombak peran dan struktur tim.

Laporan BCG memberi pesan jelas: perusahaan yang mampu merancang ulang alur kerja dengan kombinasi AI dan manusia akan lebih unggul. Corporate affairs tidak lagi hanya tentang menyampaikan pesan, melainkan juga membangun strategi komunikasi yang cepat, tepat, efisien, sekaligus tetap relevan secara emosional bagi audiens.


Digionary:

● Agentic AI: Jenis AI yang bisa bertindak otonom, mengeksekusi tugas, dan menyesuaikan diri berdasarkan pengalaman atau memori.
● BCG (Boston Consulting Group): Firma konsultan manajemen global berbasis di Amerika Serikat, dikenal dengan riset strategis dan transformasi bisnis.
● Corporate affairs: Bidang dalam perusahaan yang mencakup komunikasi, hubungan masyarakat, public affairs, hingga strategi ESG.
● ESG (Environmental, Social, Governance): Kerangka kerja yang digunakan perusahaan untuk mengukur dampak keberlanjutan, sosial, dan tata kelola.
● Generative AI (GenAI): Kecerdasan buatan yang mampu menghasilkan konten baru (teks, gambar, suara) berdasarkan prompt atau instruksi.
● Internal comms: Komunikasi internal di dalam perusahaan yang mengatur arus informasi antarpegawai dan manajemen.
● Net cost savings: Total penghematan biaya setelah memperhitungkan investasi dan biaya implementasi.
● Public affairs: Fungsi komunikasi yang mengelola hubungan perusahaan dengan pemangku kepentingan publik, termasuk pemerintah.

#AI #ArtificialIntelligence #CorporateAffairs #BCG #BostonConsultingGroup #FutureOfWork #DigitalTransformation #AgenticAI #GenerativeAI #Inovasi #Efisiensi #Produktivitas #PublicAffairs #ESG #KomunikasiKorporasi #BisnisDigital #Teknologi

Comments are closed.