Masyarakat terlilit pinjol seringkali karena gaya hidup yang tidak penting

- 9 Oktober 2023 - 18:48

KELOMPOK masyarakat yang masih unbanked dan undeserved jumlahnya masih relatif banyak, termasuk di dalamnya anak-anak muda. Alhasil layanan pinjaman online (pinjol) menjadi sangat populer karena sangat mudah diakses.  

Meskipun banyak digunakan untuk produktif, tak sedikit pinjol malah digunakan untuk hal-hal yang sifatnya ada juga pinjaman yang sifatnya konsumtif. Akhirnya tak sedikit yang terlilit utang karena pinjaman konsumtif tersebut. 

Terkait hal ini, Financial Planner Nadia Harsya mengatakan bahwa masyarakat yang terlilit utang biasanya meminjam lantaran untuk gaya hidup. Menurutnya sebelum meminjam pinjol, masyarakat perlu memahami konsekuensinya. 

Baca Juga : Dukung healthy lifestyle, Bank Mayapada luncurkan Mayapada Visa Wellness Credit Card

“Mereka biasanya terjebak dalam gaya hidup yang tidak penting. Jadi, harus mengetahui konsekuensi setiap tindakan, kalau pinjam ya berani bayar,” kata Nadia saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. 

Nadia menyebut masih banyak masyarakat belum bisa meminjam uang secara bijak. Menurut dia idealnya ketika melakukan pinjaman yang sifatnya konsumtif lebih baik ditahan terlebih dahulu. Namun, apabila sifatnya produktif atau untuk usaha, peminjam menurutnya bisa lebih bertanggung jawab. 

“Kalau memang yang sifatnya produktif untuk usaha itu ada potensi untuk mendatangkan uang, paham cara bayarnya gimana itu silahkan kalau sifatnya konsumtif sabar saja, nabung dulu,” ungkapnya. 

Sebelumnya, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Izzudin Al Farras Adha menyebut adanya tren peningkatan pinjaman pinjol oleh generasi muda. Di sisi lain, 73,53 persen pengguna pinjol merupakan lulusan SMA/sederajat dan berpenghasilan Rp1 juta—Rp5 juta.

Baca Juga : Bank Mandiri luncurkan Livin’ Sukha, fitur baru untuk transaksi lifestyle

Menurutnya tren peningkatan pinjol oleh penduduk usia muda terjadi dalam satu setengah tahun terakhir, sejak awal Januari 2022—Juli 2023.

“Terdapat tren peningkatan pinjaman perseorangan pada generasi muda [19–34 tahun] yang terlihat dari kenaikan jumlah rekening dan total outstanding, tren selama satu setengah tahun terakhir meningkat,” kata Farras dalam Diskusi Publik bertajuk ‘Bahaya Pinjaman Online Bagi Penduduk Usia Muda’ secara virtual, Senin (11/9/2023).

Dia menjelaskan bahwa jumlah rekening penerima pinjaman aktif generasi muda di rentang usia 19–34 tahun dari pinjol naik dari 9,6 juta pada Januari 2022 menjadi 10,68 juta rekening pada Juli 2023.

Baca Juga: Whoosh kereta cepat Jakarta-Bandung segera lengkapi mobilitas dan gaya hidup masyarakat

Sementara itu, jumlah outstanding pinjaman generasi muda dari pinjol juga naik dari Rp16,6 triliun pada Januari 2022 menjadi Rp27,1 triliun pada Juli 2023.

“Dalam satu setengah tahun terakhir outstanding meningkat sekitar Rp11 triliun. Artinya sangat besar,” imbuhnya.

Di sisi lain, Farras juga menyoroti jarak antara literasi dan inklusi keuangan yang masih tinggi, meski literasi dan inklusi keuangan yang menunjukkan peningkatan dalam 10 tahun terakhir.

“Pada 2022, jarak antara literasi dan inklusi keuangan adalah 35,4 persen, ini tentu menjadi PR agar bagaimana kita bisa meningkatkan literasi keuangan sehingga masyarakat yang sudah mempunyai akses layanan keuangan mampu mengakses dan mengelola keuangan dengan baik,” pungkasnya. ■

Comments are closed.