Kolaborasi BTN dan PPATK dalam program bedah rumah “Rumah Bersih, Keuangan Bersih” menempatkan isu perumahan rakyat dalam kerangka yang lebih luas: integritas keuangan, keadilan sosial, dan pembangunan manusia. Di tengah masih besarnya backlog hunian layak, terutama di Jawa Barat, inisiatif ini menunjukkan bahwa persoalan rumah tidak bisa dipisahkan dari tata kelola keuangan yang bersih dan perlindungan masyarakat berpenghasilan rendah dari praktik ekonomi ilegal.
Fokus utama:
■ Kolaborasi BTN–PPATK menempatkan perumahan dalam kerangka integritas keuangan.
■ Data BPS menegaskan besarnya tantangan hunian layak di Jawa Barat.
■ Rumah diposisikan sebagai fondasi sosial, ekonomi, dan pembentukan nilai keluarga.
Melalui program TJSL Bedah Rumah bertajuk “Rumah Bersih, Keuangan Bersih”, BTN dan PPATK menempatkan hunian rakyat dalam konteks yang lebih luas dari sekadar perbaikan fisik. Program ini diluncurkan bertepatan dengan 23 tahun rezim Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di Indonesia.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menegaskan, peran BTN sebagai bank perumahan nasional tidak bisa dilepaskan dari tata kelola dan integritas. “Bagi BTN, semangat ini sejalan dengan peran kami sebagai bank pembiayaan perumahan nasional. Kami tidak hanya berkomitmen memperluas akses kepemilikan rumah, tetapi juga memastikan setiap proses pembangunan dilakukan dengan tata kelola yang baik, transparan, dan berintegritas,” katanya, Rabu (17/12).
Pendekatan ini relevan di tengah persoalan struktural perumahan nasional, mulai dari backlog jutaan unit hingga kualitas hunian yang timpang antarwilayah.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, hingga kini baru sekitar 54,17% rumah tangga di Jawa Barat yang menempati rumah layak huni. Artinya, sekitar 45,83% lainnya masih hidup dalam keterbatasan kualitas tempat tinggal. “Artinya, hampir satu dari dua rumah tangga di Jawa Barat masih membutuhkan perhatian dan intervensi bersama,” ujar Nixon.
Angka ini menegaskan bahwa persoalan hunian bukan sekadar soal daya beli, tetapi juga akses, tata ruang, pembiayaan, dan kolaborasi lintas sektor. Dalam konteks inilah, program bedah rumah di Jakarta, Bekasi, dan Cianjur—dengan total 15 rumah penerima manfaat—menjadi simbol intervensi mikro terhadap masalah makro.
Bagi PPATK, rumah bukan hanya tempat berlindung, melainkan ruang awal pembentukan nilai. Ketua PPATK Ivan Yustiavandana menyampaikan pandangan yang jarang muncul dalam diskursus keuangan negara. “Integritas itu mulainya dari rumah. Bagaimana dia hidup dengan keluarga, bagaimana berinteraksi dengan anak, dengan suami, dengan istri, semuanya bermula dari rumah. Orang yang berintegritas di luar itu dimulainya dari rumah.”
Menurut Ivan, rumah yang bersih dan layak turut berpengaruh terhadap tertatanya keuangan keluarga. Lingkungan yang sehat dinilai dapat menjauhkan keluarga dari praktik keuangan ilegal, seperti judi online, investasi bodong, maupun pencucian uang skala kecil yang kerap menyasar masyarakat berpenghasilan rendah. “Dari rumah yang bersih, keuangan keluarga juga akan ikut terjaga.”
Pesan ini sejalan dengan mandat Presiden Prabowo Subianto kepada PPATK untuk menyelamatkan setiap uang rakyat. Bahkan, PPATK menjalankan program pembangunan rumah yang dananya berasal dari sumbangan gaji pegawai—sebuah pendekatan simbolik yang menegaskan komitmen moral institusi. “Pesan Presiden Prabowo jelas kepada kami, selamatkan setiap uang rakyat,” ujar Ivan.
Digionary:
● APU: Anti Pencucian Uang
● BPS: Badan Pusat Statistik
● DPK: Dana pihak ketiga
● Hunian Layak: Rumah yang memenuhi standar kesehatan, keamanan, dan kenyamanan
● MBR: Masyarakat Berpenghasilan Rendah
● PPATK: Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
● PPPSPM: Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal
● PPT: Pencegahan Pendanaan Terorisme
● TJSL: Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
#BTN #PPATK #RumahRakyat #HunianLayak #KeuanganBersih #PerumahanNasional #MBR #TJSL #IntegritasKeuangan #APUPPT #PembangunanSosial #EkonomiRakyat #RumahLayakHuni #BankBUMN #KeadilanSosial #JawaBarat #Bekasi #Cianjur #CSRIndonesia #PembangunanBerkelanjutan
