Langkah Strategis Alibaba: Hadang Larangan Stablecoin dengan Jaringan Pembayaran Tokenisasi JPMorgan

- 17 November 2025 - 17:43

Alibaba Group bekerja sama dengan JPMorgan Chase & Co. membangun sistem pembayaran B2B lintas batas menggunakan teknologi blockchain. Kolaborasi yang menargetkan peluncuran pada Desember 2025 ini akan memanfaatkan tokenized deposits dolar AS dan euro yang didukung infrastruktur JPMorgan, menawarkan penyelesaian transaksi yang hampir instan dan berbiaya lebih rendah dibandingkan sistem perbankan tradisional.


Fokus Utama:

■ Alibaba dan JPMorgan membangun sistem pembayaran berbasis blockchain menggunakan tokenized deposits untuk menyederhanakan perdagangan global, sekaligus menjaga kepatuhan terhadap regulasi keuangan digital China yang ketat.
■ Sistem baru ini dirancang untuk memangkas waktu penyelesaian transaksi lintas batas dari 2-3 hari menjadi hampir instan, serta mengurangi biaya dengan menghilangkan perantara.
■ Platform ini dilengkapi dengan alat Kecerdasan Buatan (AI) seperti “Agentic Pay” yang dapat secara otomatis membuat draf kontrak dari riwayat percakapan, mengintegrasikan proses perdagangan dari negosiasi hingga pembayaran.


Alibaba dan JPMorgan ciptakan terobosan pembayaran B2B global. Gunakan tokenized deposits, bukan stablecoin, untuk transaksi lebih cepat & patuh regulasi. Baca analisis lengkapnya.


Dalam sebuah langkah yang dinilai banyak pengamat sebagai terobosan paling signifikan dalam finasial global, Alibaba Group bekerja sama dengan raksasa keuangan AS, JPMorgan Chase & Co., untuk membangun sistem pembayaran B2B lintas batas berbasis blockchain. Kolaborasi strategis ini, yang menargetkan peluncuran pada Desember 2025, tidak hanya bertujuan merevolusi efisiensi perdagangan internasional, tetapi juga menjadi contoh cerdas dalam navigasi regulasi keuangan digital yang kompleks, khususnya di China .

Alih-alih menggunakan stablecoin yang dikeluarkan pihak swasta—yang menghadapi tekanan regulasi ketat dari People’s Bank of China (PBoC)—kedua raksasa ini memilih “tokenized deposits” atau deposit yang ditokenisasi. Aset digital ini merupakan versi digital dari dolar AS dan euro yang sepenuhnya dijamin oleh deposit fiat di bank yang diatur, memberikan kejelasan hukum dan stabilitas yang diinginkan regulator .

Kuo Zhang, Presiden Alibaba.com, dalam wawancaranya dengan CNBC menegaskan urgensi inisiatif ini. “Kami merasa urgensi bahwa kami perlu menggunakan AI untuk mendesain ulang bagaimana orang melakukan perdagangan global. Kami pikir ini akan menjadi pergeseran paradigma untuk e-commerce B2B,” ujarnya . Pernyataan ini menyoroti visi yang lebih luas di balik kemitraan teknis ini.

Sistem pembayaran internasional konvensional untuk bisnis sering kali menjadi bottleneck. Saat ini, satu transaksi dari pembeli AS ke pemasok China dapat memakan waktu antara 48 hingga 72 jam, dengan dana yang berputar melalui beberapa bank koresponden dan mengalami berbagai konversi mata uang . Proses yang berbelit ini tidak hanya memakan waktu tetapi juga mahal akibat banyaknya perantara.

Platform baru yang disebut “Agentic Pay” ini bertujuan menghancurkan hambatan tersebut. Dengan memanfaatkan infrastruktur blockchain JPMorgan, Kinexys (sebelumnya dikenal sebagai Onyx), yang sudah menangani US$2 miliar dalam transaksi yang ditokenisasi setiap harinya, sistem ini memungkinkan penyelesaian pembayaran yang hampir instan . Dana dalam bentuk tokenized deposits dapat ditransfer langsung antara pihak yang bertransaksi, memotong rantai perantara yang panjang .

Yang membedakan inisiatif ini dari sekadar proyek blockchain adalah integrasi mendalam teknologi Kecerdasan Buatan (AI). “Agentic Pay” tidak hanya menangani pembayaran; alat AI ini dirancang untuk menganalisis riwayat obrolan antara pembeli dan penjual lalu secara otomatis menghasilkan draf kontrak komersial yang dapat mengikat .

Ini adalah bagian dari dorongan AI yang lebih luas oleh Alibaba.com, yang juga meluncurkan fungsi pencarian “AI Mode” untuk membandingkan pemasok berdasarkan harga, kapasitas, dan logistik. Layanan AI ini akan ditawarkan dengan model berlangganan seharga US$20** per bulan atau **US$99 per tahun, menciptakan aliran pendapatan baru bagi perusahaan .

Paradigma Baru untuk Perdagangan Global

Kemitraan Alibaba-JPMorgan ini merupakan indikator kuat dari tren industri yang lebih besar. Laporan dari FXC Intelligence-SUNRATE memprediksi bahwa sektor pembayaran lintas batas akan mencapai US$47,8 triliun pada tahun 2032, didorong oleh adopsi teknologi seperti AI, stablecoin, dan blockchain .

Dengan memilih tokenized deposits, Alibaba dengan cerdas memitigasi risiko regulasi sambil tetap menangkap nilai inti dari teknologi blockchain. Langkah ini bisa menjadi cetak biru bagi perusahaan teknologi China lainnya yang ingin berinovasi di ruang keuangan digital tanpa berbenturan dengan otoritas . Jika berhasil, platform ini tidak hanya akan mengubah cara Alibaba melakukan bisnis, tetapi juga dapat mendorong adopsi arus utama aset digital yang ditokenisasi dalam perdagangan global.


Digionary:

· Agentic Pay: Alat Kecerdasan Buatan (AI) yang dicanangkan Alibaba untuk menganalisis riwayat chat antara pembeli dan penjual dan secara otomatis menghasilkan draf kontrak komersial yang mengikat .
· Blockchain: Teknologi buku besar terdistribusi yang mendasari sistem seperti yang digunakan JPMorgan, mencatat transaksi secara aman, transparan, dan tidak dapat diubah .
· Kinexys: Merek aset digital JPMorgan (sebelumnya bernama Onyx) yang menyediakan infrastruktur blockchain untuk mentokenisasi deposit dan memproses transaksi .
· Stablecoin: Aset kripto yang nilainya dipatok ke aset stabil seperti mata uang fiat (contoh: dolar AS), biasanya diterbitkan oleh entitas non-bank .
· Tokenized Deposits (Deposit yang Ditokenisasi): Representasi digital dari mata uang fiat (seperti dolar AS atau euro) yang diterbitkan dan dijamin oleh bank yang diatur, serta tercatat di blockchain .

#Alibaba #JPMorgan #Blockchain #Fintech #TokenizedDeposits #PembayaranB2B #PerdaganganGlobal #KecerdasanBuatan #AI #AgenticPay #Stablecoin #RegulasiFintech #InovasiKeuangan #DigitalAsset #TransaksiLintasBatasan #EkonomiDigital #SupplyChain #Kinexys

Comments are closed.