Gelombang Serangan Bot AI Melesat 300%, Ancam Situs E-commerce dan Media

- 16 November 2025 - 08:55

Laporan terbaru Akamai Technologies mengungkapkan serangan bot berbasis AI mengalami lonjakan drastis 300% dalam setahun, dengan sektor media dan e-commerce menjadi sasaran utama melalui aksi content scraping yang mengakibatkan gangguan analitik dan penurunan pendapatan iklan, sementara bot AI kini juga berevolusi menjadi alat untuk serangan phishing dan rekayasa sosial yang memerlukan langkah mitigasi segera.


Fokus Utama:

■ Lonjakan traffic bot AI 300% dalam setahun, ancam analitik dan pendapatan digital.
■ Sektor media & e-commerce paling terdampak dengan miliaran request bot AI.
■ Evolusi ancaman dari content scraping ke phishing dan social engineering.


Laporan Akamai: traffic bot AI naik 300% dalam setahun, sektor media dan e-commerce paling terdampak. Ancaman baru bagi keamanan digital.


Dalam ancaman siber yang kian canggih, aktivitas bot bertenaga kecerdasan buatan (AI) dilaporkan mengalami lonjakan hingga 300% dalam setahun terakhir. Temuan Akamai Technologies ini mengungkap gelombang serangan terorganisir yang menyasar situs web berbagai industri, dengan media dan e-commerce sebagai korban utama.

Laporan State of the Internet (SOTI) Digital Fraud and Abuse Report 2025 mencatat, bot AI kini menyumbang hampir 1% dari total traffic bot di seluruh platform Akamai. Yang mengkhawatirkan, bot-bot ini mampu menghasilkan miliaran permintaan otomatis yang mengacaukan analitik digital dan menurunkan performa situs secara signifikan.

Media dan E-commerce Jadi Sasaran Utama

Data Akamai menunjukkan disparitas dampak yang tajam antar industri. Sektor penerbitan dan media digital menanggung beban terberat, dengan 63% aktivitas bot AI terkonsentrasi di wilayah ini. Sementara itu, e-commerce mencatat lebih dari 25 miliar permintaan bot hanya dalam dua bulan periode pengamatan.

“Industri media mengalami gangguan analitik dan penurunan pendapatan iklan karena nilai iklan terserap tanpa imbalan ekonomi yang sepadan,” jelas laporan tersebut.

Content scraping menjadi pendorong utama lonjakan ini. Bot-bot AI secara aktif mengambil data dan konten dari berbagai situs tanpa memberikan keuntungan, menciptakan distorsi dalam ekosistem digital. Di sektor kesehatan, lebih dari 90% aktivitas bot AI didedikasikan untuk scraping data guna keperluan pelatihan model AI.

Ancaman Berevolusi: Dari Scraping ke Social Engineering

Bot AI tidak lagi sekadar mencuri data. Akamai menemukan alat-alat AI generatif kini dimanfaatkan untuk serangan yang lebih berbahaya, termasuk rekayasa sosial, phishing, dan penipuan identitas menggunakan dokumen serta gambar palsu yang dihasilkan AI.

“Meningkatnya penggunaan bot AI tidak lagi hanya menjadi masalah keamanan — ini telah menjadi keharusan bisnis,” tegas Rupesh Chokshi, Senior Vice President dan General Manager Bidang Application Security di Akamai.

“Para pemimpin bisnis harus bertindak sekarang untuk membangun kerangka kerja yang memastikan adopsi AI yang aman, mengelola risiko yang terus berkembang, dan melindungi operasional digital,” tambahnya.

Langkah Mitigasi yang Direkomendasikan

Menghadapi ancaman yang kian kompleks, Akamai mendorong organisasi untuk mengadopsi langkah-langkah keamanan berbasis kerangka kerja OWASP Top 10. Pendekatan ini mencakup pengamanan aplikasi web, API, dan model bahasa besar (LLM) untuk memetakan kelemahan seperti kontrol akses yang lemah, celah injeksi, dan paparan data sensitif.

Perlunya penyesuaian dengan toleransi risiko penipuan organisasi menjadi kunci dalam membangun pertahanan yang efektif terhadap gelombang bot AI yang diprediksi akan terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi.


Comments are closed.