Di Balik Rekor Baru Pasar Saham, Bank Sentral Singapura Waspadai Gelembung AI

- 8 November 2025 - 13:53

Otoritas Moneter Singapura (MAS) memperingatkan adanya gelembung investasi di sektor Artificial Intelligence (AI) yang mendorong pasar saham global ke level rekor. Meski sistem keuangan domestik tangguh, MAS mengkhawatirkan koreksi tajam jika ekspektasi investor terhadap return AI tidak terwujud, seraya mendorong semua pelaku ekonomi memperkuat mitigasi risiko.


Fokus Utama:

■ Peringatan Resmi atas Gelembung AI: MAS menjadi bank sentral terbaru yang menyoroti konsentrasi risiko dan valuasi berlebihan di sektor AI, yang menjadi engine utama kenaikan pasar saham global.
■ Dampak Domino ke Pasar Lokal: Straits Times Index (STI) yang melonjak 17% ikut terdorong euforia AI, membuat investor Singapura terekspos terhadap potensi koreksi sektor teknologi global.
■ Strategi Mitigasi di Tengah Ketidakpastian: Di tengah kondisi suku bunga yang masih rendah, rumah tangga, korporasi, dan institusi keuangan didesak untuk membangun buffer yang memadai dan menghindari keputusan investasi yang spekulatif.


MAS peringatkan gelembung investasi AI bisa picu koreksi pasar saham global & lokal. Baca analisis dampaknya pada STI dan strategi mitigasi bagi investor.


Otoritas Moneter Singapura (MAS) secara resmi menyuarakan peringatan keras terhadap fenomena herd mentality dalam investasi Artificial Intelligence (AI) yang dinilainya telah menciptakan konsentrasi risiko berbahaya di pasar keuangan global. Dalam Financial Stability Review-nya, Rabu (5/11/2025), bank sentral ini menyatakan bahwa rally saham global yang digerakkan AI berpotensi berakhir dengan koreksi tajam.

“Valuasi yang sudah rich dan premi risiko yang terkompresi membuat pasar internasional sangat rentan terhadap perubahan sentimen. Jika optimisme berlebihan tentang kemampuan AI menghasilkan return masa depan surut, koreksi tajam sangat mungkin terjadi,” tulis MAS dalam laporannya, menegaskan bahwa banyak investor kini “terekspos signifikan” secara konsentratif pada sektor tunggal ini.

Peringatan MAS ini menempatkannya dalam barisan para pakar dan regulator global, seperti Bank for International Settlements (BIS) dan The Economist, yang telah lebih dulu mengibarkan sinyal merah atas tingginya valuasi saham-saham teknologi. Analisis dari Goldman Sachs minggu lalu bahkan menunjukkan bahwa tujuh saham raksasa teknologi AS—yang menjadi tulang punggung rally AI—telah menyumbang lebih dari 60% kenaikan indeks S&P 500 sejak awal tahun.

Dampak Langsung ke Bursa Singapura

Euforia global ini tidak hanya menjadi penonton bagi pasar modal Singapura. MAS mencatat, Straits Times Index (STI) telah membukukan kenaikan fantastis 17% sejak Januari ke level all-time high. Kenaikan ini, meski didukung faktor domestik, ikut terdorong oleh aliran dana global yang memburu aset-aset terkait teknologi dan AI.

“Indikator Stres Keuangan Singapura memang telah mendingin, tetapi kami khawatir koreksi di pasar teknologi global akan dengan cepat menular ke pasar lokal, memicu volatilitas yang luas,” demikian penjelasan MAS. Bank sentral ini menambahkan, risiko makroekonomi seperti eskalasi perang dagang dan gejolak geopolitik dapat menjadi trigger yang memecahkan gelembung AI.

Kondisi Likuiditas Domestik yang ‘Bahan Bakar’ Tambahan

Peringatan ini datang justru ketika kondisi likuiditas domestik sangat mendukung. Suku bunga acuan Three-Month SORA telah anjlok ke 1,72%, memicu pertumbuhan kredit perbankan sebesar 6,2%. Uang murah ini, jika tidak dikelola dengan hati-hati, berpotensi mengalir ke investasi spekulatif alih-alih sektor produktif.

“Dalam lingkungan low interest rate seperti sekarang, selalu ada godaan untuk search for yield dengan mengambil risiko lebih tinggi. Investor harus ekstra waspada terhadap produk-produk investasi yang menjanjikan return tinggi dengan mengusung narasi AI, namun tanpa fundamental yang kuat,” kata seorang analis pasar modal yang tidak ingin disebutkan namanya.

Seruan untuk Mitigasi dan Diversifikasi

MAS pun mendesak semua pilar ekonomi untuk membangun pertahanan.

· Bagi Investor Perorangan: Disarankan untuk menghindari konsentrasi portofolio yang berlebihan pada satu sektor tema dan memperkuat diversifikasi. “Membangun liquid buffer yang memadai lebih penting daripada mengejar return spekulatif,” pesan MAS.
· Bagi Korporasi: Perusahaan-perusahaan, terutama di sektor teknologi, disarankan untuk memastikan cash flow dan model bisnisnya tidak bergantung pada asumsi pertumbuhan AI yang terlalu optimis.
· Bagi Lembaga Keuangan: Bank dan investment fund didorong untuk menerapkan stress test yang lebih ketat dengan skenario koreksi parah di sektor teknologi.

Pada intinya, MAS tidak ingin pihak manapun terbuai oleh performa pasar saat ini. Sejarah pasar keuangan telah membuktikan bahwa setiap bubble pada akhirnya akan pecah, dan kali ini, AI menjadi episentrumnya.


· Bubble (Gelembung Aset): Situasi dimana harga aset melambung jauh di atas nilai wajar atau fundamental ekonominya, didorong oleh ekspektasi dan spekulasi berlebihan.
· Herd Mentality: Perilaku investor untuk mengikuti tren atau kerumunan tanpa analisis mendalam, sering memperparah gelembung atau kepanikan pasar.
· Premi Risiko: Imbal hasil tambahan yang diharapkan investor untuk membayar risiko yang diambil dari suatu aset, dibandingkan aset bebas risiko.
· Search for Yield: Perilaku investor yang mencari imbal hasil lebih tinggi dengan cara mengambil risiko lebih besar, biasanya terjadi dalam lingkungan suku bunga rendah.
· SORA (Singapore Overnight Rate Average): Tingkat suku bunga acuan untuk pinjaman floating rate di Singapura, dihitung dari rata-rata transaksi antarbank.
· Stress Test: Simulasi untuk menguji ketahanan portofolio atau institusi terhadap skenario pasar yang buruk dan ekstrem.
· Valuasi: Proses penentuan nilai wajar suatu aset atau perusahaan. Valuasi “rich” berarti harga di pasar sudah dianggap mahal.
· Volatilitas: Tingkat fluktuasi harga aset dalam periode tertentu. Volatilitas tinggi menandakan ketidakpastian dan risiko yang besar.

#InvestasiAI #AIbubble #MAS #BankSentral #PasarSaham #KoreksiPasar #GelembungInvestasi #SahamTeknologi #StraitsTimesIndex #STI #SORA #FinancialStability #RiskManagement #Diversifikasi #SearchForYield #EkonomiSingapura #Fintech #Regulasi #Investor #PeringatanInvestasi

Comments are closed.