Hana Bank Optimistis Indonesia Bisa Tumbuh di Tengah Badai Ekonomi Global 2026

- 7 November 2025 - 15:51

Forum tahunan Hana Bank Economic Outlook 2026 menyoroti arah ekonomi global yang kian tak menentu, namun menyimpan peluang strategis bagi Indonesia. Dengan sinyal penurunan suku bunga global, stabilitas IHSG, serta dorongan belanja publik, para analis menilai Indonesia berpotensi menjaga pertumbuhan di atas 5% meski risiko geopolitik dan fluktuasi pasar masih membayangi.


Fokus Utama

■ Penurunan suku bunga global diprediksi menciptakan peluang investasi baru bagi Indonesia.
■ IHSG tumbuh 16,83% hingga akhir Oktober 2025, tertinggi kedua di Asia Tenggara.
■ Kebijakan fiskal kuartal IV-2025 dinilai krusial dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.


Hana Bank menyoroti prospek ekonomi 2026 di tengah risiko geopolitik dan volatilitas global. IHSG tumbuh 16,83%, optimisme fiskal kuat, dan Indonesia diyakini mampu menjaga pertumbuhan di atas 5%.


Ketidakpastian global tampaknya tidak menyurutkan keyakinan dunia usaha terhadap prospek ekonomi Indonesia tahun depan. Hal itu mengemuka dalam forum tahunan Hana Bank Economic Outlook 2026, yang dihadiri lebih dari 300 nasabah korporasi dan mitra bisnis strategis, Selasa (5/11)

Direktur Utama PT Bank KEB Hana Indonesia, Ko Yung Ryul, menilai tahun 2026 akan menjadi periode penuh dinamika, diwarnai potensi penurunan suku bunga di negara-negara maju, fluktuasi nilai tukar, dan risiko geopolitik yang masih tinggi. Namun, di balik ketidakpastian itu, terbuka pula peluang baru bagi negara berkembang seperti Indonesia.

“Kami berharap seminar ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para nasabah dalam memahami prospek ekonomi 2026 dan merumuskan strategi bisnis yang adaptif,” ujar Ko Yung Ryul.

Ia menegaskan, Hana Bank berkomitmen menjadi mitra finansial terpercaya yang tumbuh bersama nasabah, sejalan dengan arah transformasi digital dan inklusi ekonomi nasional.

Dari sisi pasar keuangan, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengungkapkan bahwa pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan kuat sepanjang 2025. Hingga 24 Oktober, IHSG tumbuh 16,83% secara year-to-date, menjadikannya pertumbuhan tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Thailand. Rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp16,46 triliun, dengan 232.000 investor aktif setiap hari.

“Meski volatilitas global tinggi, kepemilikan institusi domestik terus meningkat sejak awal tahun, menandakan kepercayaan yang solid terhadap pasar kita,” ujarnya.

Optimisme juga datang dari Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat menembus 5% pada akhir 2025, didorong oleh realisasi belanja pemerintah dan program fiskal yang tepat sasaran.

Ia menyebut, kebijakan pada kuartal IV 2025—mulai dari bantuan pangan, padat karya, insentif PPh 21, hingga diskon transportasi—akan menjadi pengungkit konsumsi domestik di tengah tekanan global. “Kalau realisasi belanja pemerintah bisa optimal, pertumbuhan ekonomi bisa di atas ekspektasi,” kata Yunarto.

Sementara itu, Kim Young Jun dari Hana Institute of Finance memaparkan bahwa pasar keuangan global 2026 akan menghadapi “shifting dynamics” akibat normalisasi moneter dan ketegangan geopolitik yang berlarut. Adapun Lee Hwan Joo dari Wealth Management Group Hana Bank Korea menyoroti tren pajak dan strategi pewarisan aset sebagai agenda penting generasi investor baru.

Laporan Bank Dunia terbaru (Oktober 2025) memperkuat pandangan ini. Pertumbuhan ekonomi global tahun depan diprediksi melambat ke 2,4%, tetapi Asia Timur dan Pasifik—termasuk Indonesia—diproyeksikan tumbuh di atas 4,5%, ditopang oleh daya tahan konsumsi rumah tangga dan investasi publik.


Digionary

● BEI (Bursa Efek Indonesia): Lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek di Indonesia.
● Fiskal: Kebijakan pemerintah terkait penerimaan dan pengeluaran negara untuk mengatur ekonomi.
● Geopolitik: Faktor politik dan hubungan antarnegara yang memengaruhi ekonomi global.
● IHSG: Indeks Harga Saham Gabungan, indikator utama performa pasar saham Indonesia.
● Inflasi: Kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam jangka waktu tertentu.
● Kebijakan moneter: Langkah bank sentral untuk mengatur jumlah uang beredar dan suku bunga.
● Padat karya: Program pemerintah untuk menyerap tenaga kerja melalui proyek infrastruktur sederhana.
● PPh 21: Pajak penghasilan karyawan yang ditanggung oleh pemberi kerja atau pemerintah.
● Suku bunga acuan: Tingkat bunga yang ditetapkan bank sentral untuk mengendalikan inflasi dan likuiditas.
● Volatilitas: Tingkat fluktuasi harga yang menunjukkan risiko dan ketidakstabilan pasar.

#HanaBank #EconomicOutlook2026 #EkonomiGlobal #PasarModal #IHSG #PertumbuhanEkonomi #SukuBungaGlobal #Investasi #Fiskal #Makroekonomi #IndonesiaMaju #Geopolitik #DigitalBankID #BankingNews #Finansial #ChartaPolitika #BEI #Pertumbuhan5Persen #OutlookEkonomi #AsiaTenggara

Comments are closed.