Survei Sun Life Asia mengungkap 60% keluarga di Asia khawatir kekayaan mereka tak akan bertahan hingga generasi berikutnya. Meski kesadaran akan pentingnya perencanaan warisan meningkat, hanya sebagian kecil yang benar-benar siap. Banyak keluarga kini mulai melihat warisan bukan sekadar harta, tapi juga pendidikan, nilai, dan tanggung jawab finansial bagi anak cucu.
Fokus Utama:
■ 60% keluarga Asia khawatir kekayaannya tak berlanjut ke generasi berikutnya.
■ Hanya 38% responden yang sudah menyiapkan dokumen warisan formal.
■ Literasi keuangan jadi bentuk warisan paling berharga di era modern.
Survei Sun Life: 60% keluarga Asia khawatir kekayaan mereka tak bertahan ke generasi berikutnya. Meski sadar pentingnya perencanaan warisan, banyak yang belum siap.
Kekayaan bisa diwariskan, tapi kemampuan menjaganya tak selalu menyertai. Itulah kekhawatiran utama yang muncul dari survei Sun Life Asia bertajuk “Passing the Torch: Building Lasting Legacies in Asia”.
Survei yang melibatkan lebih dari 3.000 responden di enam negara, termasuk Indonesia, menemukan bahwa 60% keluarga Asia merasa cemas harta mereka tak akan bertahan hingga generasi berikutnya. Meningkatnya kompleksitas ekonomi, perbedaan nilai antar generasi, dan kurangnya literasi finansial menjadi penyebab utamanya.
“Kami melihat adanya pergeseran cara pandang terhadap konsep warisan. Kini keluarga tak hanya bicara soal harta, tapi juga rasa aman, pendidikan, dan makna hidup bagi generasi berikutnya,” ujar Maika Randini, Chief Marketing Officer Sun Life Indonesia, dalam keterangannya, Selasa (4/11).
Kekhawatiran Generasi Kaya
Sebanyak 55% responden mengaku belum yakin ahli waris mereka mampu mengelola kekayaan keluarga dengan baik. Hanya 31% yang optimistis anak-anaknya akan menjaga dan mengembangkan harta peninggalan. Kekhawatiran ini paling kuat di kalangan berpenghasilan tinggi, di mana 28% menyebut diri “sangat khawatir” soal keberlanjutan kekayaan mereka.
Kondisi ini mengindikasikan tantangan baru bagi industri pengelolaan kekayaan di Asia, terutama di tengah peningkatan jumlah high net-worth individuals (HNWI) yang kini mencapai lebih dari 7 juta orang di kawasan ini berdasarkan laporan Capgemini World Wealth Report 2025.
Meski 41% responden masih menilai aset atau bisnis sebagai bentuk warisan utama, sebagian besar mulai menekankan pentingnya nilai dan dampak sosial. Sebanyak 15% ingin mewariskan tradisi keluarga, sementara 13% berharap dapat memberi kontribusi positif bagi lingkungan.
Namun, hanya 31% yang yakin generasi penerus akan menjaga nilai-nilai keluarga. Perbedaan prioritas (58%) dan melemahnya ikatan keluarga (29%) menjadi tantangan utama dalam menjaga kesinambungan makna warisan.
“Semakin banyak keluarga yang ingin meninggalkan dampak berkelanjutan, bukan hanya peninggalan finansial. Mereka ingin memastikan generasi berikutnya punya kesempatan hidup yang lebih baik,” tambah Maika.
Meskipun 70% responden mengaku tahu pentingnya dokumen warisan seperti surat wasiat atau perwalian, hanya 38% yang benar-benar memilikinya. Kondisi serupa terjadi pada penggunaan penasihat keuangan—67% tahu manfaatnya, tapi baru 36% yang berkonsultasi.
Diskusi soal warisan pun masih minim perencanaan. Sebanyak 44% keluarga membicarakan warisan secara informal, dan hanya 27% yang menilai cara itu efektif. Padahal, tanpa perencanaan yang matang, potensi konflik antar ahli waris makin tinggi.
Literasi Finansial: Warisan Zaman Modern
Sun Life menyoroti bahwa pendidikan keuangan kini menjadi bentuk warisan paling penting. Lebih dari separuh responden telah atau berencana mengajarkan anak mereka tentang investasi, manajemen aset, dan keuangan pribadi.
Sebanyak 37% keluarga sudah menggunakan jasa penasihat keuangan, sementara 42% lainnya berencana melakukannya dalam waktu dekat. Tren ini terutama didorong oleh generasi muda dan keluarga berpenghasilan tinggi yang menyadari pentingnya strategi pengelolaan kekayaan lintas generasi.
“Hari ini, warisan tak lagi hanya tentang apa yang kita tinggalkan, tapi juga tentang ilmu untuk menjaganya. Sun Life berkomitmen mendampingi keluarga Indonesia membangun warisan yang bertahan dan bermakna bagi generasi selanjutnya,” tutup Maika.
Digionary:
● Aset — Segala bentuk kekayaan yang dimiliki, baik berupa uang, properti, maupun bisnis.
● Dokumen warisan — Surat resmi seperti wasiat atau perwalian yang mengatur pembagian harta setelah seseorang meninggal.
● Generasi penerus — Anak atau cucu yang mewarisi nilai, aset, atau tanggung jawab keluarga.
● High Net-Worth Individual (HNWI) — Individu dengan kekayaan bersih tinggi, umumnya di atas US$1 juta.
● Investasi — Penanaman modal dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa depan.
● Literasi finansial — Kemampuan memahami dan mengelola keuangan secara bijak.
● Perencanaan warisan — Strategi dalam mengatur pembagian harta dan nilai keluarga kepada generasi berikutnya.
● Pewarisan nilai — Proses menurunkan prinsip, etika, dan budaya keluarga kepada anak cucu.
● Surat wasiat — Dokumen hukum yang menyatakan kehendak seseorang tentang pembagian harta setelah meninggal.
● Warisan — Segala bentuk peninggalan, baik material maupun non-material, dari satu generasi ke generasi lain.
#SunLife #WarisanKeluarga #LiterasiFinansial #GenerasiPenerus #WealthManagement #KeluargaAsia #InvestasiKeluarga #PerencanaanWarisan #NilaiHidup #TradisiKeluarga #WarisanBernilai #EkonomiAsia #KeluargaModern #AsetKeluarga #PendidikanFinansial #FintechIndonesia #ManajemenKekayaan #WasiatDigital #LegacyPlanning #KeuanganBerkelanjutan
