Biaya Transaksi Cuma Rp2.500, BI Fast Jadi Sistem Pembayaran Termurah dan Tercepat di Dunia

- 31 Oktober 2025 - 08:59

Bank Indonesia mengklaim layanan BI Fast kini menjadi sistem pembayaran tercepat dan termurah di dunia, dengan biaya hanya Rp2.500 atau sekitar US$0,25 per transaksi dan bahkan gratis untuk transaksi hingga Rp500.000 di merchant. Volume transaksi BI Fast dan digital nasional melonjak tajam pada triwulan III 2025, mencerminkan akselerasi ekonomi digital yang makin kuat di Indonesia.


Fokus Utama:

● Rekor Global: BI Fast diklaim sebagai sistem pembayaran tercepat dan termurah di dunia.
● Lonjakan Transaksi Digital: Volume transaksi digital Indonesia tumbuh signifikan mencapai hampir 13 miliar transaksi.
● Transformasi Ekonomi Digital: BI Fast menjadi pendorong utama percepatan digitalisasi sistem keuangan nasional.


Bank Indonesia menyebut layanan BI Fast kini menjadi sistem pembayaran tercepat dan termurah di dunia, dengan biaya hanya Rp2.500 per transaksi dan gratis untuk nominal di bawah Rp500.000. Volume transaksi digital nasional melonjak hingga hampir 13 miliar, menandai akselerasi ekonomi digital Indonesia menuju level global.


Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan bahwa layanan BI Fast kini menjadi sistem pembayaran digital dengan tarif dan kecepatan terbaik di dunia.

Dalam pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025 di JCC Senayan, Kamis (30/10), Perry menyebut, biaya transaksi melalui BI Fast hanya Rp2.500 per transaksi atau sekitar US$0,25. Bahkan, untuk transaksi hingga Rp500.000 di merchant, layanan tersebut gratis.

“Dan itu murah banget, cheapest in the world… karena jika didolarkan hanya 25 sen per transaksi,” ujar Perry dengan bangga.

Menurut Perry, keunggulan utama BI Fast bukan hanya biayanya yang murah, tetapi juga kecepatannya. Sistem ini beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, memfasilitasi pembayaran antarbank secara real-time—sesuatu yang bahkan belum banyak dicapai sistem pembayaran di negara maju.

Lonjakan Transaksi BI Fast dan Ekonomi Digital

Data Bank Indonesia menunjukkan, pemanfaatan BI Fast terus melonjak pesat. Pada triwulan III 2025, volume transaksi ritel yang diproses melalui BI Fast mencapai 1,22 miliar transaksi, tumbuh 32,34% (year on year), dengan nilai mencapai Rp3.024 triliun.

Sementara itu, transaksi bernilai besar melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) mencapai 2,76 juta transaksi, senilai Rp56.422 triliun.

Secara keseluruhan, volume transaksi pembayaran digital di Indonesia kini telah menembus 12,99 miliar transaksi, meningkat 38,08% (yoy). Lonjakan ini didorong oleh semakin luasnya penerimaan kanal pembayaran digital seperti mobile banking, internet banking, hingga QRIS.

Transaksi melalui aplikasi mobile tumbuh 13,11%, sementara internet banking naik 17,80%. Adapun QRIS mencatat pertumbuhan mencengangkan hingga 147,65% dibanding tahun sebelumnya.

Menjadi Standar Baru Pembayaran Global

Keberhasilan BI Fast bukan hanya pencapaian domestik, melainkan juga mencerminkan kemajuan infrastruktur sistem keuangan Indonesia di kancah internasional. Perry menilai BI Fast kini bersaing dengan sistem pembayaran real-time seperti FAST (Singapura), PayNow, atau UPI (India) yang lebih dulu mapan.

“Kita tidak kalah dalam kecepatan dan efisiensi. Dengan biaya yang jauh lebih rendah, BI Fast menunjukkan bahwa sistem pembayaran nasional bisa berkelas dunia,” tegasnya.

Sejak diluncurkan pada Desember 2021, BI Fast menjadi pilar penting dalam transformasi ekonomi digital nasional. Hingga kini, lebih dari 130 bank dan lembaga keuangan telah terhubung dengan sistem tersebut.

Menurut laporan Bank for International Settlements (BIS), Indonesia termasuk lima besar negara di Asia yang paling agresif mengembangkan pembayaran real-time, bersama India, Thailand, dan Korea Selatan.

Dampak Ekonomi dan Arah ke Depan

Digitalisasi sistem pembayaran menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan tetap kuat di atas 5% pada akhir 2025. Perry memastikan, BI akan terus memperluas integrasi BI Fast dengan QRIS dan sistem pembayaran lintas negara.

Target jangka menengah BI adalah membangun interkoneksi global antar sistem pembayaran digital Asia, termasuk kerja sama dengan Jepang, China, dan Korea Selatan. Langkah ini akan membuka jalan bagi transaksi lintas batas (cross-border) dengan biaya rendah dan kecepatan tinggi.

Ekonom digital Bhima Yudhistira menilai, keberhasilan BI Fast bukan hanya soal teknologi, tapi juga efek domino terhadap inklusi keuangan.

“Biaya transaksi yang murah membuat sistem ini menjangkau kelompok masyarakat lebih luas, terutama UMKM dan pengguna non-bank,” ujarnya.


Digionary:

● BI Fast: Sistem pembayaran cepat antarbank yang dikembangkan Bank Indonesia dengan biaya rendah dan layanan 24 jam.
● BI-RTGS (Real Time Gross Settlement): Sistem transfer dana besar antarbank yang diproses secara real-time.
● Cross-border payment: Transaksi keuangan lintas negara.
● Digitalisasi keuangan: Proses transformasi sistem keuangan ke arah layanan berbasis digital.
● FEKDI: Festival tahunan BI untuk mendorong inovasi ekonomi dan keuangan digital.
● IFSE: Forum Fintech nasional dan internasional yang mempertemukan regulator dan pelaku industri.
● Inklusi keuangan: Upaya membuka akses layanan keuangan bagi masyarakat luas.
● Merchant: Pedagang atau pihak yang menerima pembayaran digital.
● Mobile banking: Layanan perbankan yang dapat diakses melalui perangkat seluler.
● QRIS: Quick Response Code Indonesian Standard, sistem pembayaran berbasis kode QR dari BI.

#BIFast #BankIndonesia #PerryWarjiyo #DigitalPayment #SistemPembayaran #EkonomiDigital #FintechIndonesia #QRIS #TransaksiDigital #BI2025 #DigitalisasiKeuangan #BI_RTGS #InklusiKeuangan #KeuanganDigital #TransformasiDigital #FEKDI2025 #IFSE2025 #UMKMGoDigital #PembayaranCepat #BankSentral

Comments are closed.