Bank Indonesia (BI) resmi memperluas implementasi QRIS Tap In & Out ke lima moda transportasi Jabodetabek: KRL, MRT, LRT Jakarta, LRT Jabodebek, dan TransJakarta. Teknologi ini memungkinkan pengguna cukup menempelkan ponsel di terminal pembayaran tanpa perlu memindai QR code. Inovasi ini menandai babak baru transformasi sistem pembayaran publik Indonesia menuju transaksi nirsentuh dan lintas negara.
Fokus Utama:
● Inovasi Pembayaran Publik: BI meluncurkan QRIS Tap di seluruh moda transportasi Jabodetabek.
● Teknologi NFC: Transaksi menjadi cepat dan praktis hanya dengan menempelkan ponsel.
● Integrasi Regional: BI mulai uji coba QRIS lintas negara dengan Korea Selatan.
Bank Indonesia resmi meluncurkan QRIS Tap In & Out di lima moda transportasi Jabodetabek: KRL, MRT, LRT Jakarta, LRT Jabodebek, dan TransJakarta. Teknologi berbasis NFC ini menghadirkan transaksi nirsentuh yang cepat, aman, dan efisien, sekaligus membuka jalan menuju konektivitas pembayaran digital lintas negara.
Di tengah dorongan digitalisasi sistem pembayaran nasional, Bank Indonesia (BI) melangkah lebih jauh dengan meluncurkan QRIS Tap In & Out, sebuah inovasi pembayaran berbasis Near Field Communication (NFC) yang memungkinkan pengguna cukup menempelkan ponsel di mesin pembaca tanpa perlu memindai kode QR.
Peluncuran resmi dilakukan dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) di JCC Senayan, Kamis (30/10). Acara ini dihadiri Gubernur BI Perry Warjiyo, Kepala OJK Mahendra Siregar, dan Menko Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Inilah masa depan sistem pembayaran digital kita. Hari ini kita resmikan QRIS Tap In & Out di lima moda transportasi Jakarta,” kata Perry dalam pidatonya.
Adapun lima moda transportasi tersebut mencakup KRL Commuter Line, TransJakarta, LRT Jakarta, LRT Jabodebek, dan MRT Jakarta. Sebelumnya, QRIS Tap sudah diuji coba secara terbatas di sejumlah lokasi seperti Stasiun MRT Bundaran HI, RSUD Tarakan, RSPAD Gatot Subroto Paviliun Kartika, serta layanan Royaltrans TransJakarta dan DAMRI JR Connexion.
Transaksi Sekali Sentuh, Tanpa Pindai
QRIS Tap merupakan evolusi dari sistem pembayaran QRIS konvensional yang selama ini mengharuskan pengguna memindai kode QR. Dengan teknologi NFC, pengguna cukup menempelkan smartphone ke terminal pembayaran.
Menurut Perry, pendekatan ini akan mempercepat waktu transaksi, mengurangi antrean, dan meningkatkan kenyamanan pengguna transportasi umum. “Dengan QRIS berbasis NFC, transaksi menjadi lebih cepat dan efisien. Masyarakat bisa masuk dan keluar transportasi cukup dengan satu sentuhan,” ujar Perry.
Langkah ini sejalan dengan target besar BI mendorong digitalisasi sistem pembayaran nasional. Berdasarkan data BI, volume transaksi digital Indonesia mencapai US$5.800 triliun pada 2024 dan ditargetkan meningkat hingga 147 miliar transaksi pada 2030.
Langkah ke Arah Konektivitas Regional
Dalam kesempatan yang sama, Perry juga mengumumkan uji coba QRIS antarnegara (cross-border) dengan Korea Selatan. Negara tersebut menjadi mitra keenam setelah Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, dan China.
“Crossborder Internasional QR kita sudah sanggupkan dengan Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, dan China. Hari ini, mulai kita akan sanggupkan dengan Korea Selatan,” jelasnya.
Integrasi lintas batas ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem pembayaran digital Asia. Data Bank for International Settlements (BIS) menunjukkan, transaksi lintas negara berbasis QRIS di Asia Tenggara tumbuh lebih dari 30% per tahun.
Perry menambahkan, kerja sama dengan negara lain akan diperluas ke India dan Arab Saudi, terutama untuk mendukung transaksi wisatawan dan pekerja migran Indonesia di luar negeri.
Digitalisasi Transportasi dan Ekonomi Urban
Implementasi QRIS Tap di moda transportasi publik dinilai menjadi langkah strategis dalam mempercepat digitalisasi ekonomi urban. Selain mempermudah pengguna, sistem ini juga memungkinkan integrasi data mobilitas dan konsumsi masyarakat secara real-time.
Ekonom digital dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal, menilai inovasi BI tersebut berpotensi meningkatkan efisiensi dan akurasi perencanaan transportasi publik.
“Dengan data transaksi digital yang terintegrasi, operator bisa mengoptimalkan rute dan waktu layanan. Ini bukan hanya soal efisiensi pembayaran, tapi juga manajemen kota cerdas,” ujarnya.
Dalam jangka panjang, BI berambisi menjadikan QRIS sebagai platform nasional pembayaran digital serbaguna, yang tak hanya digunakan untuk transportasi, tetapi juga parkir, kesehatan, UMKM, dan perdagangan lintas negara.
Digionary:
● BI (Bank Indonesia): Bank sentral Republik Indonesia yang mengatur kebijakan moneter dan sistem pembayaran nasional.
● Cross-border: Transaksi atau sistem yang melibatkan lebih dari satu negara.
● FEKDI: Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia, ajang tahunan yang digelar BI untuk mendorong digitalisasi ekonomi.
● IFSE: Indonesia Fintech Summit & Expo, forum fintech nasional dan internasional.
● KRL: Kereta Rel Listrik Commuter Line Jabodetabek.
● LRT/MRT: Moda transportasi rel ringan dan mass rapid transit di wilayah Jakarta.
● NFC (Near Field Communication): Teknologi komunikasi jarak dekat yang memungkinkan pertukaran data antarperangkat hanya dengan sentuhan.
● OJK: Otoritas Jasa Keuangan, lembaga pengawas sektor keuangan Indonesia.
● QRIS: Quick Response Code Indonesian Standard, sistem pembayaran berbasis kode QR yang dikembangkan BI.
● QRIS Tap: Versi baru QRIS berbasis NFC yang memungkinkan transaksi tanpa memindai.
#BankIndonesia #QRISTap #DigitalPayment #FintechIndonesia #TransformasiDigital #EkonomiDigital #TransportasiJabodetabek #KRLCommuterLine #MRTJakarta #LRTJabodebek #TransJakarta #QRISCrossBorder #PerryWarjiyo #NFC #DigitalisasiTransportasi #OJK #AHY #FEKDI2025 #IFSE2025 #KeuanganDigital
