Bank BJB (BJBR) membukukan laba konsolidasi Rp1,37 triliun hingga kuartal III-2025. Kinerja positif ini ditopang pertumbuhan kredit, efisiensi biaya, dan penguatan digitalisasi layanan, di tengah ketatnya persaingan bank daerah.
Fokus Utama:
● Laba konsolidasi Bank BJB tembus Rp1,37 triliun per September 2025, tumbuh berkat efisiensi dan digitalisasi.
● Aset konsolidasi mencapai Rp215,86 triliun, menunjukkan ekspansi sehat dan likuiditas terjaga.
● Transformasi digital menjadi motor pertumbuhan, memperkuat daya saing bank daerah di era fintech.
Bank BJB catat laba Rp1,37 triliun per September 2025, didorong efisiensi, ekspansi kredit sehat, dan percepatan digitalisasi layanan.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) mencatatkan kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama 2025. Perseroan membukukan laba konsolidasi Rp1,37 triliun hingga akhir September 2025, menandai ketahanan bank daerah di tengah tekanan ekonomi dan ketatnya kompetisi perbankan nasional.
Dari sisi neraca, total aset konsolidasi Bank BJB mencapai Rp215,86 triliun, tumbuh 3,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini ditopang ekspansi kredit yang tetap terjaga kualitasnya, efisiensi operasional, serta optimalisasi pendapatan berbasis komisi (fee-based income).
“Pencapaian ini menunjukkan komitmen kami untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan di tengah tantangan ekonomi global,” ujar manajemen Bank BJB dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (29/10).
Perseroan mencatat penyaluran kredit mencapai Rp140,22 triliun, naik 7,2 persen secara tahunan. Sektor konsumsi dan kredit produktif menjadi pendorong utama. Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (NPL) berhasil ditekan di bawah 2 persen, menunjukkan manajemen risiko yang semakin kuat.
Efisiensi biaya juga menjadi faktor penting. Rasio BOPO (biaya operasional terhadap pendapatan operasional) berhasil dijaga di level kompetitif, sementara pendapatan non-bunga meningkat berkat digitalisasi layanan seperti BJB Digi dan BJB Corporate Digital.
Transformasi digital yang agresif memberi dampak signifikan terhadap pengalaman nasabah dan peningkatan efisiensi internal. Bank BJB kini memperluas layanan melalui kemitraan fintech dan optimalisasi ekosistem digital daerah, termasuk pembiayaan UMKM berbasis data analytics.
Meski menghadapi tekanan margin dan persaingan dari bank besar, BJB tetap konsisten mengukuhkan posisi sebagai bank daerah dengan fundamental terkuat di Indonesia. Strategi jangka menengah difokuskan pada penguatan modal, ekspansi kredit produktif, serta peningkatan layanan digital bagi nasabah retail dan korporasi.
Digionary:
● Laba konsolidasi: Keuntungan total bank termasuk anak usaha.
● BOPO: Rasio efisiensi antara biaya dan pendapatan operasional.
● NPL: Non-Performing Loan, ukuran kredit bermasalah.
● Fee-based income: Pendapatan dari jasa non-bunga seperti transfer dan kartu kredit.
#BankBJB #BJBR #LabaBJB #BankDaerah #PerbankanIndonesia #TransformasiDigital #BJBdigital #KinerjaBank2025 #EkonomiDaerah #Fintech #UMKM #BJBdigi #DigitalBanking #PerbankanDigital #EfisiensiBank #AsetBank #KreditKonsumsi #PertumbuhanEkonomi #BankingNews #InvestorDaily
