Indonesia menggandeng Uni Emirat Arab (UEA) untuk meluncurkan program ambisius mencetak 10 juta developer dalam tiga tahun. Program ini bukan sekadar pendidikan coding, tetapi bagian dari transformasi besar menyiapkan talenta digital Indonesia agar mampu bersaing di era kecerdasan buatan dan ekonomi digital global.
Fokus Utama:
1. Program Global Terbesar – Indonesia dan UEA meluncurkan inisiatif mendidik 10 juta developer, terbesar di dunia.
2. Transfer Pengetahuan Digital – UEA berbagi pengalaman transformasi digital sektor publik dan swasta selama satu dekade terakhir.
3. Menjawab Kebutuhan Talenta – Program ini diharapkan mengisi kekurangan 23 juta talenta digital yang diproyeksikan Indonesia butuhkan pada 2045.
Indonesia gandeng Uni Emirat Arab (UEA) meluncurkan program ambisius melatih 10 juta developer dalam tiga tahun. Langkah strategis ini diharapkan menjawab kebutuhan 23 juta talenta digital hingga 2045 dan mendorong Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Indonesia tengah memacu langkah besar menuju ekonomi digital dengan menggandeng Uni Emirat Arab (UEA). Kedua negara resmi meluncurkan program ambisius untuk mendidik 10 juta developer dalam tiga tahun ke depan.
“Pada hari ini juga di-launching kerja sama untuk memperkuat kapasitas digital talent kita, terutama program transformasi digital dengan mendidik 10 juta coders untuk generasi muda Indonesia,” ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria dalam acara Indonesia-UAE Government Experience Exchange Retreat di Jakarta, Senin (15/9).
Nezar menegaskan, inisiatif ini bukan sekadar proyek pendidikan teknologi, melainkan bagian dari kolaborasi strategis antara Jakarta dan Abu Dhabi untuk memperkuat layanan pemerintah dan daya saing ekonomi berbasis digital. “Dan ini akan dilakukan selama 3 tahun ke depan,” tambahnya.
UEA, yang dalam satu dekade terakhir dikenal sukses membangun ekosistem digital modern, membagikan pengalamannya dalam transformasi teknologi baik di sektor publik maupun swasta. “Dan kita ingin belajar banyak dari Uni Emirat Arab,” tutur Nezar.
Wakil Menteri Urusan Kabinet Bidang Persaingan dan Pertukaran Pengalaman UEA, Abdulla Nasser Lootah, mengatakan kerja sama kedua negara mencakup lima kluster: strategi dan inovasi, kinerja pemerintah, persaingan dan statistik, layanan publik, serta kecerdasan buatan (AI) dan masa depan.
“Kami akan mengadakan lima kelompok diskusi berbeda di mana pengetahuan akan dibagikan antara pejabat pemerintah Uni Emirat Arab dengan rekan-rekan dari Indonesia,” ujar Abdulla.
Mengenai target 10 juta developer, Abdulla menegaskan, “Program-program coding ini akan memberdayakan anak muda Indonesia dalam pengembangan perangkat lunak, pemrograman, dan kecerdasan buatan. Pada dasarnya, bersama-sama kita akan membekali mereka dengan alat-alat yang diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi mereka sendiri dan mengejar karir mereka sendiri.”
Menurut Abdulla, skema ini adalah yang terbesar di dunia. UEA sebelumnya sudah meluncurkan program serupa di sejumlah negara, namun skala yang dijalankan bersama Indonesia jauh lebih besar.
Target ambisius ini juga selaras dengan proyeksi kebutuhan domestik. Data Indonesia Digital Talent Outlook 2024 menunjukkan negeri ini membutuhkan setidaknya 23 juta talenta digital hingga 2045. Sementara laporan McKinsey memperkirakan ekonomi digital Indonesia berpotensi mencapai US$360 miliar pada 2030, menjadikannya salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara.
Namun, jalan menuju 10 juta developer tentu penuh tantangan. Survei Bank Dunia pada 2023 menyebut hanya 19% angkatan kerja Indonesia yang memiliki keterampilan digital menengah hingga tinggi, jauh tertinggal dibanding Singapura yang mencapai 56%.
Meski begitu, optimisme pemerintah cukup tinggi. Program ini diharapkan menjadi katalis yang tidak hanya melahirkan tenaga kerja siap pakai, tetapi juga wirausaha digital baru yang dapat menciptakan aplikasi, platform, dan solusi teknologi buatan Indonesia.
“Dengan sertifikasi, pengetahuan, dan keahlian yang mereka miliki, anak-anak muda kita akan memiliki kendali penuh atas masa depan mereka,” kata Abdulla menutup pernyataannya. (PUR)
Digionary:
● AI (Artificial Intelligence) – Kecerdasan buatan, teknologi yang memungkinkan mesin belajar, berpikir, dan mengambil keputusan seperti manusia.
● Coders – Sebutan bagi programmer atau developer yang menulis kode untuk membuat perangkat lunak.
● Developer – Tenaga ahli yang mengembangkan perangkat lunak, aplikasi, atau sistem digital.
● Ekonomi Digital – Aktivitas ekonomi yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi.
● McKinsey – Firma konsultan manajemen global yang kerap merilis riset tentang tren bisnis dan ekonomi.
● Transformasi Digital – Proses adopsi teknologi digital secara menyeluruh dalam layanan publik, bisnis, dan aktivitas masyarakat.
● UEA (Uni Emirat Arab) – Negara federasi di Timur Tengah yang dikenal sukses melakukan diversifikasi ekonomi lewat inovasi digital.
#IndonesiaDigital #TalentaDigital #TransformasiDigital #UAEIndonesia #KolaborasiGlobal #EkonomiDigital #CodingIndonesia #DeveloperMuda #ArtificialIntelligence #AIIndonesia #GenerasiDigital #StartupIndonesia #DigitalSkills #TechForFuture #Ekonomi2030 #DigitalTalent #FutureOfWork #Kominfo #DigitalEconomy #YouthEmpowerment
