Banjir Penipuan Digital, Privy Dorong Fondasi Kepercayaan di Industri Fintech

- 18 Desember 2025 - 19:28

Lonjakan transaksi digital yang mendorong ekonomi Indonesia menuju nilai US$360 miliar pada 2030 dibayangi ancaman serius: penipuan dan penyalahgunaan identitas. Data Indonesian Anti-Scam Center mencatat ratusan ribu laporan fraud dengan kerugian triliunan rupiah. Di tengah situasi ini, Privy mengambil peran strategis dalam Bulan Fintech Nasional 2025 untuk memperkuat fondasi kepercayaan digital melalui sistem identitas digital tepercaya, sebagai prasyarat keberlanjutan industri fintech nasional.


Fokus Utama:

■ Ledakan penipuan digital menjadi ancaman sistemik bagi industri fintech.
■ Digital trust diposisikan sebagai fondasi, bukan sekadar pelengkap inovasi.
■ peran identitas digital tepercaya dalam melindungi konsumen dan industri.


Lonjakan penipuan digital mengancam industri fintech Indonesia. Lewat Bulan Fintech Nasional 2025, Privy memperkuat fondasi digital trust untuk melindungi konsumen dan mendorong pertumbuhan fintech berkelanjutan.


Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia bergerak cepat, bahkan agresif. Pemerintah memproyeksikan nilainya menembus US$360 miliar pada 2030. Namun di balik optimisme itu, ancaman penipuan digital berkembang tak kalah cepat—dan kini menjadi risiko struktural bagi industri keuangan digital.

Data Indonesian Anti-Scam Center (IASC) mencerminkan situasi tersebut. Dalam periode 22 November 2024 hingga 16 Oktober 2025, IASC menerima 299.237 laporan penipuan dengan total kerugian mencapai Rp7 triliun. Sebanyak 94.344 rekening diblokir, 487.378 rekening dilaporkan, dengan total dana yang berhasil diamankan sebesar Rp376,8 miliar. Angka-angka ini menegaskan satu hal: kejahatan digital bukan lagi insiden sporadis, melainkan persoalan sistemik.

Di tengah tekanan tersebut, Privy—penyedia identitas digital dan tanda tangan elektronik tersertifikasi—kembali ambil bagian dalam Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025 sebagai Official Digital Trust Provider. Perannya diarahkan untuk memperkuat ekosistem kepercayaan digital, sebuah aspek yang kini menjadi penentu keberlanjutan fintech, bukan sekadar pelengkap inovasi.

Melalui rangkaian BFN 2025, Privy mendorong edukasi tentang pentingnya digital trust, penerapan standar verifikasi identitas yang aman, serta pemanfaatan identitas digital tepercaya untuk mencegah fraud sejak tahap awal interaksi pengguna dengan layanan keuangan digital.

Chief Information & Compliance Officer (CICO) Privy, Krishna Chandra, menegaskan bahwa perlindungan konsumen dan kepercayaan digital adalah fondasi utama industri fintech yang sehat.

“Dengan pesatnya perkembangan layanan digital, pengguna semakin sulit membedakan mana informasi yang autentik dan mana yang merupakan hasil rekayasa. Karena itu, kepercayaan tidak bisa lagi dibangun hanya melalui imbauan untuk ‘berhati-hati’. Diperlukan kolaborasi antara industri dan regulator untuk mencegah fraud sejak awal—mulai dari verifikasi identitas yang tepercaya, mekanisme pelacakan dokumen, hingga standar interoperabilitas yang memastikan setiap transaksi dapat divalidasi dengan jelas,” ujar Krishna.

Menurutnya, identitas digital bukan hanya instrumen keamanan, melainkan infrastruktur kepercayaan. Sistem ini memungkinkan pencegahan penipuan dilakukan sebelum risiko berkembang menjadi kerugian finansial.

“Bagi konsumen, identitas digital memungkinkan data pribadi tersimpan aman dalam satu platform terpercaya, sehingga pengguna tidak perlu berulang kali memasukkan data sensitif saat mengakses berbagai layanan fintech. Sementara bagi penyedia layanan, sistem ini membantu mencegah penipuan sekaligus meningkatkan efisiensi onboarding dan menekan drop-off rate,” jelas Krishna.

Hingga kini, Privy telah memverifikasi lebih dari 68 juta pengguna individu di Indonesia dan digunakan oleh lebih dari 167.000 organisasi—mulai dari korporasi besar hingga pelaku usaha dan individu. Sebagai Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) yang berinduk pada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI, Privy juga memberikan Certificate Warranty hingga Rp1 miliar sebagai bentuk perlindungan jika terjadi kerugian akibat penyalahgunaan identitas yang terkait dengan sertifikat elektronik yang diterbitkan.

Langkah ini sejalan dengan berbagai riset global yang menunjukkan bahwa kepercayaan digital berbanding lurus dengan tingkat adopsi layanan keuangan. Studi World Economic Forum menegaskan bahwa sistem identitas digital yang kuat dapat menurunkan risiko fraud lintas platform sekaligus mempercepat inklusi keuangan.

“Kami berharap, keikutsertaan Privy dalam perhelatan BFN 2025 dapat memberikan kontribusi nyata bagi penguatan ekosistem fintech, khususnya dalam menghadirkan inovasi yang memperkuat keamanan dan kepercayaan terhadap identitas digital. Sebagai digital identity dan digital trust enabler, Privy akan terus membuka ruang kolaborasi bersama penyedia fintech, pemangku kepentingan, dan regulator untuk mendorong inklusi keuangan nasional yang lebih aman dan berkelanjutan,” tutup Krishna.


Digionary:

● BFN (Bulan Fintech Nasional): Agenda tahunan untuk mendorong literasi, inklusi, dan inovasi industri fintech Indonesia
● Certificate Warranty: Jaminan finansial atas risiko penyalahgunaan sertifikat elektronik
● Digital Trust: Tingkat kepercayaan pengguna terhadap keamanan, keaslian, dan integritas layanan digital
● Drop-off Rate: Persentase pengguna yang gagal menyelesaikan proses pendaftaran atau transaksi
● Fintech: Inovasi layanan keuangan berbasis teknologi digital
● Fraud: Tindakan penipuan yang merugikan pihak lain secara finansial
● Identitas Digital: Representasi identitas seseorang atau entitas dalam sistem elektronik
● Interoperabilitas: Kemampuan sistem berbeda untuk saling terhubung dan memvalidasi data
● IASC: Indonesian Anti-Scam Center, pusat pelaporan dan penanganan penipuan digital
● Onboarding: Proses awal pendaftaran dan verifikasi pengguna layanan digital
● PSrE: Penyelenggara Sertifikasi Elektronik yang diakui negara

#DigitalTrust #FintechIndonesia #KeamananDigital #PenipuanOnline #IdentitasDigital #BulanFintechNasional #PrivyIndonesia #FraudPrevention #InklusiKeuangan #EkonomiDigital #CyberSecurity #RegulasiDigital #Fintech2025 #DataProtection #TrustEconomy #DigitalIdentity #KeuanganDigital #AntiScam #TeknologiFinansial #KepercayaanDigital

Comments are closed.