PT Cicil Solusi Mitra Teknologi (Cicil) mencatat penyaluran pembiayaan produktif sebesar Rp2,68 triliun hingga Agustus 2025, dengan fokus pada pendanaan UMKM dan rantai pasok, menandai transformasi sukses dari model pinjaman konsumtif ke pendanaan produktif sejak 2023.
Fokus Utama:
1. Transformasi bisnis dari pinjaman pendidikan ke pendanaan produktif UMKM.
2. Penyaluran Rp2,68 triliun dengan tingkat keberhasilan bayar 97,18%.
3. Fokus pada supply chain financing dan ecosystem financing untuk usaha riil.
Cicil salurkan pembiayaan produktif Rp2,68 triliun hingga Agustus 2025!Fokus pada UMKM & rantai pasok dengan TKB90 97,18%. Buktikan transformasi sukses ke pendanaan riil.
Di tengah hiruk-pikuk industri fintech yang masih didominasi pinjaman konsumtif, PT Cicil Solusi Mitra Teknologi (Cicil) justru mengambil jalan berbeda. Platform peer-to-peer lending ini konsisten menjalankan transformasi bisnis menuju pendanaan produktif, dengan membukukan penyaluran senilai Rp2,68 triliun hingga Agustus 2025.
“Kami percaya bahwa akses terhadap pembiayaan produktif adalah kunci pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tegas Ivan Joshua Tandika, Direktur Cicil, dengan penuh keyakinan. “Dengan mendukung UMKM dan kegiatan usaha riil, kami ingin memberdayakan masyarakat, memperkuat ekonomi nasional, dan memberikan nilai nyata.”
Transformasi Cicil bukanlah perubahan kecil. Sejak didirikan pada 2016 sebagai platform pembiayaan pendidikan, perusahaan ini melakukan pivot besar-besaran mulai 2023. Mereka beralih dari pinjaman konsumtif menuju pendanaan produktif—sebuah langkah strategis yang justru membuahkan hasil menggembirakan.
Yang membedakan Cicil dengan banyak platform P2P lending lainnya adalah fokusnya pada aktivitas ekonomi riil. Alih-alih menawarkan pinjaman jangka pendek untuk konsumsi, Cicil berkonsentrasi pada supply chain financing dan ecosystem financing. Pendanaan ini dirancang khusus untuk memperkuat operasional usaha dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
Kinerja solid ini tercermin dari angka-angka yang dipublikasikan. Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) mencapai 97,18%, dengan total penerima dana sebanyak 62.297 borrower dan pemberi dana mencapai 944 lender. Angka-angka ini bukan sekadar statistik, tetapi bukti komitmen Cicil dalam menjaga kepercayaan dan transparansi.
Oki Surya, Direktur Cicil, menambahkan bahwa perusahaan terus memperluas jangkauan dan menghadirkan inovasi. “Melalui pendekatan berbasis teknologi dan kemitraan strategis, Cicil berupaya menciptakan ekosistem pendanaan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh pelaku usaha di Indonesia,” ujarnya.
Dalam ekosistem fintech yang semakin padat, pilihan Cicil untuk fokus pada pendanaan produktif ternyata membuahkan hasil. Mereka tidak hanya mencatat pertumbuhan yang sehat, tetapi juga berkontribusi langsung pada penguatan UMKM—pilar penting perekonomian Indonesia.
Digionary:
● Ecosystem Financing: Pembiayaan yang terintegrasi dalam seluruh ekosistem bisnis untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan
●P2P Lending: Model pinjaman peer-to-peer yang mempertemukan pemberi dan penerima dana secara langsung
●Supply Chain Financing: Skema pembiayaan yang mengoptimalkan arus kas dalam rantai pasok bisnis
●TKB90 (Tingkat Keberhasilan Bayar): Metrik yang mengukur persentase pinjaman yang berhasil dibayar tepat waktu dalam 90 hari
#Cicil#Fintech #P2PLending #PembiayaanProduktif #UMKM #EkonomiIndonesia #SupplyChain #FintechIndonesia #Startup #DigitalLending #FinancialInclusion #BisnisRIil #TransformasiDigital #Investasi #Funding #EcosystemFinancing #FinancialTechnology #PeerToPeerLending #Bisnis2025 #PendanaanUMKM
