Hackathon 2025: Ericsson dan Qualcomm Cari Inovator Muda untuk Dorong Transformasi Digital Indonesia

- 18 September 2025 - 16:08

Ericsson bersama Qualcomm, Kemenperin, dan Komdigi kembali menggelar Hackathon 2025 bertajuk Indonesia’s NextGen Digital Sprint with 5G and AI. Ajang ini membuka ruang bagi startup, akademisi, dan talenta muda untuk menciptakan solusi berbasis 5G dan AI yang ditujukan untuk sektor manufaktur, pertambangan, pertanian, dan perdagangan. Kompetisi ini bukan hanya ajang unjuk gigi, tetapi juga bagian dari upaya mempercepat transformasi digital, menyiapkan 9 juta talenta digital hingga 2030, sekaligus memperkuat fondasi menuju Visi Indonesia Digital 2045.


Fokus Utama:

  1. Pencetakan talenta digital Indonesia — Hackathon menjadi platform penting untuk menyiapkan generasi inovator baru yang siap mengisi kebutuhan 9 juta talenta digital pada 2030.
  2. 2. Pemanfaatan 5G dan AI lintas sektor — Solusi yang dikembangkan menyasar industri manufaktur, pertambangan, pertanian, dan perdagangan demi meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
  3. Dukungan terhadap Visi Indonesia Digital 2045 — Ajang ini sejalan dengan target Indonesia menjadi 5 besar ekonomi dunia dengan mengandalkan ekonomi digital sebagai motor pertumbuhan.

Ericsson, Qualcomm, Kemenperin, dan Komdigi kembali menggelar Hackathon 2025. Ajang ini mencari talenta digital muda untuk mengembangkan solusi 5G dan AI, mendukung transformasi industri sekaligus memperkuat Visi Indonesia Digital 2045.


Indonesia kembali menjadi tuan rumah ajang teknologi besar dengan digelarnya Hackathon 2025: Indonesia’s NextGen Digital Sprint with 5G and AI, hasil kolaborasi Ericsson, Qualcomm, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Kompetisi inovasi ini dirancang untuk menggali ide-ide terbaik dari startup, mahasiswa, hingga pengembang teknologi dalam menciptakan solusi berbasis 5G dan kecerdasan buatan (AI). Fokusnya diarahkan ke sektor strategis: manufaktur, pertambangan, pertanian, dan perdagangan — empat sektor yang dipandang mampu menjadi pendorong transformasi digital nasional.

Daniel Ode, President Director Ericsson untuk Indonesia, Singapura, Filipina, dan Brunei, menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar kompetisi, melainkan bagian dari komitmen mempercepat transformasi digital Indonesia. “Kapabilitas 5G yang andal, aman, dan tangguh membuka peluang penerapan AI dalam skala besar. Kami ingin memberdayakan talenta lokal dan startup agar bisa menghadirkan solusi nyata yang mendukung Visi Indonesia Digital 2045,” ujarnya.

Senada, Nies Purwati, Senior Director Government Affairs Qualcomm untuk Asia Tenggara dan Pasifik menekankan peran AI yang semakin krusial. “Qualcomm terus mencari solusi AI yang canggih dan terbaik. Kami percaya AI memegang peran transformatif di hampir setiap industri, mengubah cara bisnis beroperasi, mengambil keputusan, dan menciptakan manfaat lebih,” katanya.

Kemenperin melalui Kepala Badan Pengembangan SDM Industri, Drs. Masrokhan, MPA., CGCAE, menegaskan bahwa Hackathon ini selaras dengan program Making Indonesia 4.0. “Kami menyediakan kesempatan kompetisi sehat bagi generasi muda untuk bereksperimen, berkolaborasi lintas disiplin, dan menghasilkan prototipe teknologi yang sesuai dengan kebutuhan sektor industri, khususnya manufaktur,” ujarnya.

Sementara itu, Sonny Hendra Sudaryana, Direktur Pengembangan Ekosistem Digital Komdigi, mengingatkan bahwa kebutuhan talenta digital Indonesia sangat mendesak. “Indonesia diproyeksikan membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital pada 2030, dan kebutuhan ini tidak bisa dipenuhi hanya lewat pendidikan formal. Hackathon seperti ini krusial untuk memperkuat pipeline talenta digital nasional,” tegasnya.

Hackathon 2025 akan berlangsung hingga 14 November 2025, dengan pendaftaran terbuka sampai 17 Oktober 2025 melalui situs resmi ericsson.com/indonesia-hackathon. Total hadiah yang disediakan mencapai Rp190 juta.

Data Bank Dunia menunjukkan ekonomi digital Indonesia diproyeksikan menembus US$360 miliar pada 2030, terbesar di Asia Tenggara. Dengan pertumbuhan pesat pengguna internet — kini mencapai lebih dari 223 juta orang (APJII, 2025) — kebutuhan inovasi berbasis teknologi menjadi semakin mendesak.

Dengan demikian, Hackathon 2025 dipandang bukan hanya ajang kompetisi, melainkan laboratorium besar untuk menyiapkan generasi inovator yang akan menopang transformasi digital Indonesia menuju ekonomi digital kelas dunia. (TAR)

Digionary:

● 5G: Generasi kelima jaringan seluler dengan kecepatan tinggi, latensi rendah, dan kapasitas besar.
● AI (Artificial Intelligence): Teknologi kecerdasan buatan yang memungkinkan mesin melakukan tugas menyerupai manusia.
● APJII: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, lembaga yang merilis data pengguna internet nasional.
● Ekonomi digital: Aktivitas ekonomi yang berbasis pada teknologi digital, termasuk e-commerce, fintech, dan layanan online.
● Hackathon: Kompetisi intensif di mana peserta bekerja dalam waktu singkat untuk mengembangkan solusi atau prototipe teknologi.
● Making Indonesia 4.0: Peta jalan pemerintah Indonesia untuk mempercepat transformasi industri dengan teknologi digital.
● Pipeline talenta digital: Rangkaian proses dan program untuk memastikan ketersediaan tenaga kerja terampil di bidang teknologi digital.
● Prototipe: Model awal produk atau solusi teknologi yang dikembangkan untuk diuji dan disempurnakan.
● Visi Indonesia Digital 2045: Strategi nasional untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu ekonomi digital terbesar dunia pada 2045.
● Wireless communication: Teknologi komunikasi tanpa kabel yang digunakan dalam jaringan seluler, Wi-Fi, dan lainnya.

#Hackathon2025 #Ericsson #Qualcomm #Kemenperin #Komdigi #IndonesiaDigital #Visi2045 #AI #5G #EkonomiDigital #InovasiTeknologi #TalentaDigital #MakingIndonesia4_0 #StartupIndonesia #TransformasiDigital #Industri4_0 #DigitalTalent #IndonesiaTech #FutureOfWork #NextGenInnovation

Comments are closed.