Tren Asuransi Berbalik: Unit-Linked Anjlok 17%, Masyarakat Beralih ke Proteksi Tradisional

- 28 November 2025 - 09:16

Industri asuransi Indonesia mengalami pergeseran preferensi konsumen yang signifikan dengan premi unit-linked anjlok 17,57%menjadi Rp30,67 triliun per September 2025, sementara asuransi jiwa tradisional justru mendominasi pasar dengan kontribusi 63% dari total premi.


Fokus Utama:

■ Penurunan Drastis Unit-Linked: Premi asuransi unit-linked turun 17,57% year-on-year menjadi Rp30,67 triliun pada periode Januari-September 2025.
■ Pergeseran Preferensi Konsumen: Masyarakat beralih ke produk asuransi jiwa tradisional yang menyumbang 63% dari total premi industri.
■ Kinerja Sektor yang Terfragmentasi: Meski unit-linked merosot, premi asuransi umum dan reasuransi justru tumbuh 3,38% menjadi Rp113,49 triliun.


Premi asuransi unit-linked anjlok 17,57% sepanjang 2025. Baca analisis pergeseran preferensi konsumen ke asuransi tradisional yang kini kuasai 63% pasar.


Gelombang perubahan sedang melanda industri asuransi Indonesia. Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan fakta mengejutkan: premi asuransi unit-linked—produk yang dulu menjadi primadona—justru terperosok dalam hingga 17,57% pada periode Januari-September 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.

Angka tersebut setara dengan penurunan dari Rp37,2 triliun menjadi hanya Rp30,67 triliun. Yang lebih menarik, kemerosotan unit-linked ini justru diiringi dengan kebangkitan produk asuransi jiwa tradisional yang kini mendominasi pasar dengan kontribusi 63% terhadap total pendapatan premi.

“Secara year on year [YoY], angka ini turun 17,57% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” tutur Kepala Eksekutif PPDP OJK Ogi Prastomiyono dalam lembar jawaban RDK Oktober 2025.

Fenomena ini, menurut para pelaku industri, bukanlah kejutan. Togar Pasaribu, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), menyatakan bahwa pergeseran minat masyarakat telah berlangsung dalam dua hingga tiga tahun terakhir. Masyarakat kini lebih memilih kepastian proteksi dibandingkan produk hybrid yang menggabungkan asuransi dengan investasi.

“Sebagai perbandingan, di beberapa negara Asia yang penetrasi asuransinya sudah tinggi, porsi produk asuransi jiwa tradisional mereka juga relatif lebih besar mencapai 80%—90% dari total keseluruhan premi,” kata Togar.

Pergeseran tren ini terjadi dalam lanskap industri yang terfragmentasi. Secara keseluruhan, premi asuransi komersial pada kuartal III/2025 hanya tumbuh tipis 0,38% menjadi Rp246,34 triliun. Sektor asuransi jiwa justru mengalami kontraksi 2,06% menjadi Rp132,85 triliun, sementara asuransi umum dan reasuransi tumbuh 3,38% menjadi Rp113,49 triliun.

Analis menilai perubahan preferensi ini merefleksikan kedewasaan konsumen asuransi Indonesia yang semakin memahami kebutuhan proteksi murni. Di tengah volatilitas pasar keuangan global dan ketidakpastian ekonomi, masyarakat tampaknya lebih memilih kepastian klaim daripada potensi return investasi yang fluktuatif.

Transformasi ini mengisyaratkan babak baru dalam industri asuransi Indonesia, di mana konsep “back to basics” dengan fokus pada proteksi murni justru menjadi pilihan paling rasional di tengah iklim ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.


Digionary:

● Asuransi Jiwa Tradisional: Produk asuransi yang fokus pada proteksi murni tanpa elemen investasi, dengan manfaat pasti sesuai polis.
● Asuransi Unit-Linked (PAYDI): Produk asuransi yang menggabungkan proteksi dengan investasi dimana premi dialokasikan baik untuk asuransi maupun pembelian unit penyertaan.
● Premi Asuransi: Pembayaran berkala yang dilakukan tertanggung kepada penanggung sebagai imbalan perlindungan asuransi.
● Year-on-Year (YoY): Perbandingan data suatu periode dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

#Asuransi#UnitLinked #AsuransiTradisional #OJK #AAJI #PremiAsuransi #IndustriAsuransi #AsuransiJiwa #Finansial #Investasi #Proteksi #AsuransiIndonesia #KonsumsiAsuransi #TrendAsuransi #FinancialPlanning #AsuransiUmum #Reasuransi #PasarAsuransi #KepercayaanKonsumen #AnalisisAsuransi

Comments are closed.