AWS Luncurkan Agen Otonom dan Chip Khusus untuk Rebut Kembali Posisi dari Microsoft dan Google

- 4 Desember 2025 - 17:01

Amazon Web Services (AWS) meluncurkan jenis baru agen kecerdasan buatan (AI) yang diklaim mampu menjalankan tugas kompleks secara mandiri selama berjam-jam bahkan berhari-hari, tanpa terjebak dan meminta bantuan pengguna. Peluncuran di konferensi re:Invent ini juga mencakup layanan Nova Forge untuk melatih model AI khusus perusahaan dan chip Trainium3, sebagai bagian dari strategi agresif AWS merebut pijakan di pasar AI enterprise yang kompetitif.


Fokus Utama:

■ AWS memperkenalkan kategori baru agen AI yang dirancang untuk melakukan tugas dengan tujuan luas secara mandiri dalam durasi panjang (jam hingga hari), mengatasi kelemahan agen konvensional yang mudah terjebak dan perlu sering dibimbing.
■ Pengumuman ini adalah bagian dari serangkaian peluncuran yang mencakup chip Trainium3 dan layanan Nova Forge, menunjukkan strategi AWS untuk menawarkan stack AI lengkap—dari hardware, model dasar, pelatihan kustom, hingga agen cerdas—dalam satu platform terpadu.
■ Langkah ini merupakan upaya AWS menjawab kritik sebagai pemain yang tertinggal di awal era AI generatif, dengan memanfaatkan keunggulan infrastruktur dan penetrasi pasar enterprise-nya yang luas untuk bersaing dengan Microsoft Azure dan Google Cloud.


Selama beberapa tahun terakhir, Amazon Web Services (AWS) kerap dicap sebagai pemain yang agak terlambat bereaksi dalam perlombaan kecerdasan buatan generatif, tertatih-tatih di belakang Microsoft dengan OpenAI-nya dan Google dengan Gemini. Namun, pada konferensi tahunan re:Invent 2025, raksasa cloud itu melancarkan serangan balik yang ambisius.

AWS tidak hanya sekadar merilis model bahasa baru, mereka memperkenalkan kategori baru alat AI: “frontier agents”—agen otonom yang diklaim mampu menyelesaikan alur tugas rumit secara mandiri selama berjam-jam bahkan berhari-hari, tanpa terjebak di tengah jalan dan terus-menerus “merengek” minta bantuan manusia. Inilah jawaban AWS terhadap kritik bahwa AI saat ini masih terlalu rapuh untuk bisnis sesungguhnya, sekaligus sinyal bahwa pertempuran untuk mendominasi AI di tingkat perusahaan baru saja memasuki babak yang lebih sengit.

Bayangkan seorang asisten AI virtual yang tidak hanya menanggapi perintah singkat, tetapi diberi tujuan luas—seperti “optimalkan seluruh rantai pasok untuk kuartal depan”—lalu ia bekerja sendiri, mengakses data, menjalankan simulasi, berkoordinasi dengan sistem lain, dan menyajikan rekomendasi final setelah berjam-jam, bahkan berhari-hari, bekerja mandiri. Inilah visi yang diusung Amazon Web Services (AWS) melalui peluncuran “frontier agents” dalam konferensi re:Invent 2025.

Matt Garman, CEO AWS, dalam sebuah wawancara menekankan bahwa ini adalah hasil kerja keras setahun terakhir. “Ini yang telah kami kerjakan dengan sungguh-sungguh selama setahun terakhir: bagaimana Anda membangun ‘otak’ yang sangat tangguh ini yang dapat melakukan alur kerja yang rumit,” ujarnya.

Agen AI pada umumnya masih sering menghadapi jalan buntu dan perlu terus-menerus “dibimbing” pengguna. Garman menyebut “frontier agents” sebagai produk dari rekayasa perangkat lunak dan data infrastruktur dalam jumlah “sangat besar”, kombinasi berbagai model, serta arsitektur memori yang kuat di baliknya.

Strategi Menyeluruh: Dari Chip, Model, hingga Layanan Kustom

Peluncuran agen baru ini bukan satu-satunya senjata. AWS secara simultan mengumumkan ketersediaan umum chip AI Trainium3 dan layanan baru bernama Nova Forge. Layanan terakhir ini memungkinkan perusahaan untuk melatih instance privat dari model Nova milik Amazon dengan data milik mereka sendiri, tidak hanya melalui fine-tuning biasa, tetapi dengan mencampurkan data perusahaan ke dalam pelatihan awal dan menengah model.

“Jika Anda melatih berlebihan pada pasca-pelatihan, banyak model akan melupakan beberapa penalaran inti dan hal-hal lain yang mereka ketahui,” kata Garman, menjelaskan kelemahan metode konvensional. Menurutnya, pelanggan beta yang menggunakan model kustom melalui Nova Forge menemukan peningkatan 40% hingga 60% dibandingkan strategi lain seperti fine-tuning.

Menjawab Kritik dan Memanfaatkan Keunggulan Infrastruktur

Pengumuman ini muncul di tengah kekhawatiran industri tentang kecepatan adopsi AI di tingkat perusahaan dan kemampuan hyperscaler (penyedia cloud raksasa) memenuhi permintaan yang meledak. AWS sendiri kerap dikritik sebagai laggard (pecundang) di bidang AI karena lebih lambat merilis model fondasinya sendiri.

Garman mengakui AWS sempat “mundur setengah langkah” di awal booming AI untuk fokus membangun platform yang luas dan skalabel. Namun, ia berargumen tren agentic AI justru mengembalikan AWS ke pusat panggung. Alasannya, agen membutuhkan akses ke data bisnis, aplikasi inti, dan sistem lain—yang banyak di antaranya berjalan di atas arsitektur AWS.

“Kami telah menambahkan 3,8 gigawatt kapasitas data center baru dalam 12 bulan terakhir saja. Dan kami tidak memperlambat apa pun. Kami hanya mempercepatnya,” tegas Garman tentang upaya memenuhi permintaan infrastruktur.

Jason Andersen, Wakil Presiden dan Analis Utama di Moor Insights and Strategy, setuju bahwa渗透性 AWS di dalam perusahaan memberikan keunggulan bagi solusi AI-nya. Namun, ia memperingatkan bahwa “alam semesta opsi” yang terus bertumbuh akan membuat pasar perangkat AI semakin kompetitif.

Konteks Bisnis yang Mendesak

Dorongan ini memiliki dasar finansial yang kuat. Pada laporan laba kuartal III Oktober lalu, Amazon mengumumkan pendapatan AWS—sumber sebagian besar keuntungan perusahaan—naik 20% dalam periode tiga bulan, merupakan laju pertumbuhan tercepat sejak 2022. AI adalah mesin pertumbuhan berikutnya yang harus direbut.

Dengan meluncurkan stack AI yang lengkap—dari chip (Trainium3), model fondasi (Nova), layanan kustom (Nova Forge), hingga agen canggih (“frontier agents”)—AWS sedang membangun benteng pertahanan yang terintegrasi. Strateginya jelas: menjadikan diri sebagai satu atap solusi dimana perusahaan dapat membangun, melatih, dan menjalankan aplikasi AI paling kompleks sekalipun, tanpa harus keluar dari ekosistem AWS. Dalam perang cloud AI yang semakin panas, Amazon baru saja melepaskan tembakan meriamnya.


Digionary:

● Agentic AI (AI Agenik): Kecerdasan buatan yang dirancang untuk mengambil tindakan otonom untuk mencapai suatu tujuan, bukan hanya merespons permintaan.
● Frontier Agents: Istilah AWS untuk agen AI generasi baru mereka yang diklaim mampu menangani alur kerja kompleks dan berjalan dalam durasi yang sangat panjang secara mandiri.
● Hyperscaler: Penyedia layanan cloud skala sangat besar yang mengoperasikan jaringan data center global, seperti AWS, Microsoft Azure, dan Google Cloud.
● Nova Forge: Layanan AWS yang memungkinkan pelanggan melatih model AI Nova dengan data proprietary mereka sendiri melalui campuran data pada tahap pra-pelatihan dan mid-training, bukan hanya fine-tuning.
● Trainium3: Chip khusus (ASIC) generasi ketiga yang dirancang oleh Amazon untuk mempercepat proses pelatihan model machine learning dan AI.

#AWS#AmazonWebServices #reinvent2025 #AI #KecerdasanBuatan #FrontierAgents #AgenticAI #NovaForge #Trainium3 #CloudComputing #Amazon #MattGarman #Teknologi #Inovasi #Cloud #MachineLearning #DataCenter #EnterpriseAI #KompetisiCloud #TransformasiDigital

Comments are closed.