Bank Indonesia meluncurkan’Indonesia Tourist Travel Pack’ di Bandara Ngurah Rai Bali yang memungkinkan turis mancanegara langsung mengakses ekosistem digital melalui paket terintegrasi berisi SIM card, data internet, dan e-wallet berbasis chip, sehingga memudahkan transaksi nirtunai via QRIS yang telah diadopsi 72% merchant Bali sekaligus mempercepat transisi menuju ekonomi digital di sektor pariwisata.
Fokus Utama:
■ Paket digital terintegrasi untuk turis dengan SIM card, data internet, dan e-wallet berbasis chip
■ Integrasi penuh dengan QRIS yang sudah diadopsi 72% merchant di kawasan wisata Bali
■ Akselerasi ekonomi nirtunai di sektor pariwisata melalui pengalaman transaksi digital yang seamless
Bank Indonesia luncurkan Indonesia Tourist Travel Pack di Bandara Bali, memudahkan turis bertransaksi digital via QRIS & e-wallet sejak kedatangan.
Bank Indonesia meluncurkan terobosan sistem pembayaran digital bagi turis mancanegara melalui ‘Indonesia Tourist Travel Pack’ yang mulai dioperasikan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Inisiatif ini menjadi langkah strategis mempercepat transisi menuju ekonomi nirtunai di destinasi pariwisata utama Indonesia.
Paket tersebut menghadirkan tiga layanan terintegrasi: kartu SIM lokal dengan nomor telepon Indonesia, paket data internet, dan e-wallet berbasis chip. Dengan demikian, turis dapat langsung terhubung dengan sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang telah diadopsi secara masif di berbagai merchant Bali.
“Kemudahan transaksi menjadi bagian penting dari pengalaman wisatawan di Bali,” tegas Fillianingsih Hendarta, Deputi Gubernur Bank Indonesia, dalam peluncuran paket digital tersebut.
Tingkatkan Pengalaman Wisata sekaligus Dongkrak Ekonomi Lokal
Kehadiran paket digital ini dinilai tepat waktu, mengingat 72% merchant di kawasan wisata Bali telah mengadopsi QRIS berdasarkan data Bank Indonesia per Oktober 2025. Inisiatif ini tidak hanya mempermudah transaksi turis, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dengan memperluas basis pelaku usaha yang terhubung dalam ekosistem digital.
“Harapannya, wisatawan internasional dapat dengan mudah melakukan transaksi, mulai dari membayar hotel, berbelanja, hingga memasuki destinasi wisata,” jelas Hendarta. “Transaksi yang lancar membuka peluang usaha dan berkontribusi pada aktivitas ekonomi lokal yang lebih inklusif dan berkelanjutan.”
Respons Positif di Tengah Tantangan Adopsi Digital
Paket travel digital ini diluncurkan bersamaan dengan pembukaan Tourism Information Center di bandara, yang akan memandu turis dalam menggunakan layanan digital selama di Bali. Langkah ini sejalan dengan tren global dimana destinasi pariwisata kompetitif seperti Thailand dan Singapura telah lebih dulu mengembangkan sistem pembayaran digital terintegrasi bagi turis.
Meski demikian, tantangan tetap ada. Survei terbaru menunjukkan 65% turis masih membawa uang tunai sebagai cadangan, sementara infrastruktur digital di beberapa daerah wisata Bali belum merata. Bank Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa transisi menuju sistem nirtunai penuh masih membutuhkan waktu dan sosialisasi berkelanjutan.
Integrasi Teknologi untuk Masa Depan Pariwisata Bali
Ke depan, sistem ini akan terintegrasi dengan layanan transportasi digital seperti Grab dan Gojek, serta platform pemesanan akomodasi. Bank Indonesia juga mengkaji pengembangan fitur multibahasa dalam aplikasi e-wallet untuk memudahkan turis dari berbagai negara.
Langkah Bali ini mengirim sinyal kuat tentang komitmen Indonesia dalam membangun ekosistem pariwisata digital yang kompetitif di kancah global, sekaligus mempersiapkan fondasi menuju society 5.0 di sektor pariwisata.
