Teknologi AI Pacu Permintaan Pusat Data di Indonesia, Tapi Infrastruktur Jadi Kendala Utama

- 7 November 2025 - 18:58

Indonesia, khususnya Jakarta, terus menjadi pasar strategis bagi pembangunan pusat data (data centre) yang mendukung teknologi AI, dengan biaya konstruksi sebesar Rp187.207 per watt — lebih rendah dibanding Singapura dan Tokyo. Namun, lonjakan kebutuhan daya, sistem pendingin berdensitas tinggi, dan keterbatasan infrastruktur menyebabkan biaya operasional dan desain menjadi dua hingga tiga kali lipat dibanding pusat data tradisional.


Fokus Utama

■ Indonesia memposisikan diri sebagai pasar utama pusat data AI di Asia Tenggara dengan biaya konstruksi yang relatif kompetitif.
■ Infrastruktur tenaga listrik dan rantai pasok pendinginan berdensitas tinggi menjadi tantangan biaya terbesar dalam pembangunan pusat data masa kini.
■ Peningkatan permintaan AI dan teknologi pusat data memaksa pelaku industri mengadaptasi model pengadaan dan desain untuk menjaga daya saing.


Indonesia menarik bagi investor pusat data AI dengan biaya konstruksi lebih rendah dibanding Singapura dan Tokyo. Namun, infrastruktur dan biaya operasional tinggi tetap jadi tantangan utama.


Saat gelombang teknologi kecerdasan buatan (AI) menggulung industri global, Indonesia kian menonjol sebagai lokasi strategis pembangunan pusat data. Laporan Data Centre Construction Cost Index 2025 dari firma global Turner & Townsend menempatkan Jakarta pada peringkat ke-20 secara global dalam hal biaya konstruksi pusat data, yaitu sebesar Rp187.207 per watt — jauh lebih rendah dibandingkan Singapura (Rp257.681) dan Tokyo (Rp253.005).

Meski demikian, angka tersebut baru bagian dari cerita. Di balik keunggulan biaya dasar, pengembangan pusat data AI menghadapi lompatkan beban biaya yang signifikan akibat desain yang lebih kompleks, kebutuhan daya dan sistem pendingin khusus, serta infrastruktur yang belum optimal di banyak wilayah Indonesia.

Menurut laporan Turner & Townsend, hampir 48% responden global menyebut ketersediaan daya sebagai hambatan utama dalam menyelesaikan proyek pusat data tepat waktu. Di Indonesia, meski pasokan listrik dasar tersedia, kompleksitas seperti jaringan transmisi tegangan tinggi dan sistem pendingin untuk densitas tinggi masih belum sepenuhnya terakomodasi.

Sementara itu, 83% ahli industri menyatakan bahwa rantai pasok lokal belum siap mendukung teknologi pendinginan dan komponen khusus yang diperlukan pusat data AI di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik. Kondisi tersebut mendorong beberapa pengembang memilih kontraktor regional daripada Grade A global yang biaya tinggi dan tenggat padat.

Laporan juga memproyeksikan bahwa beban listrik di pusat data kawasan Asia Pasifik akan tumbuh hingga 165% pada 2030 seiring adopsi AI yang masif. Di Indonesia, kombinasi antara perkembangan AI, kebutuhan energi lebih besar, dan infrastruktur yang belum mutakhir, membuat biaya operasional dan desain menjadi dua hingga tiga kali dibanding pusat data tradisional.

“Indonesia, dengan karakteristik pertumbuhan tinggi, berlimpah sumber daya, dan semakin siap untuk AI, tetap menjadi pasar kunci di Asia Tenggara untuk pembangunan data centre. Meskipun peringkat biaya konstruksinya telah menurun, permintaan yang terus meningkat akan infrastruktur yang siap untuk AI memberikan tekanan signifikan pada struktur biaya dan kapasitas jaringan listrik yang ada,” ujar Sumit Mukherjee, Managing Director Real Estate Asia di Turner & Townsend.

Di sisi lain, Paul Barry—Data Centres Sector Lead North America di Turner & Townsend—menegaskan bahwa data centre semakin menjadi prioritas utama dalam ambisi kebijakan jangka panjang banyak pemerintah. “Namun, laporan kami menyoroti tantangan kunci yang harus diatasi untuk menghindari hambatan terhadap investasi dan manfaat transformasi AI.”

Secara regional, peta biaya konstruksi pusat data juga menampilkan peluang lain. Misalnya, Malaysia dengan biaya sekitar Rp189.879 per watt dan Mumbai di India dengan Rp110.888 per watt, menunjukkan bahwa lokasi-alternatif juga semakin kompetitif bagi investor global.

Bagi Indonesia, menyambut permintaan yang meningkat, fokus berikutnya bukan hanya pada biaya awal, tetapi pada efisiensi operasional, desain ramah-energi dan rantai pasok yang kuat. Kebijakan pemerintah terkait peningkatan infrastruktur daya dan transmisi, serta insentif untuk teknologi pendingin dan lokal konten, akan menjadi kunci untuk menjaga daya saing.


Digionary

● AI (Artificial Intelligence) — Kecerdasan buatan yang memungkinkan mesin memproses data dan mengambil keputusan secara otomatis.
● Data centre (pusat data) — Fasilitas yang menampung sistem komputer dan komponen penyimpanan data serta jaringan yang mendukung operasi TI.
● Desain berdensitas tinggi — Desain pusat data yang menggunakan ruang lebih efisien dengan sistem pendingin dan daya yang intensif.
● Jaringan transmisi tegangan tinggi — Sistem aliran listrik dengan tegangan besar untuk mendukung fasilitas industri skala besar.
● Pembangunan Grade A — Kategori pembangunan pusat data dengan standar tinggi, termasuk keandalan, efisiensi, dan sertifikasi global.
● Pendinginan liquid cooling — Sistem pendinginan yang menggunakan cairan khusus (daripada udara) untuk mendinginkan server dengan performa tinggi.
● Rantai pasok lokal — Jaringan pemasok barang dan jasa di dalam negeri yang mendukung proses produksi dan konstruksi.
● Transmisi daya — Proses pemindahan listrik dari pembangkit ke konsumen akhir melalui jaringan kabel dan perangkat.
● Turner & Townsend — Konsultan global yang mengeluarkan laporan biaya konstruksi untuk berbagai industri termasuk pusat data.
● Voltase tinggi — Tegangan listrik yang digunakan dalam sistem industri besar untuk efisiensi dan kapasitas besar.

#DataCentreIndonesia #ArtificialIntelligence #PusatDataAI #InfrastrukturDigital #BiayaKonstruksi #IndonesiaSiapAI #TurnerAndTownsend #TeknologiData #DigitalEconomy #InfrastrukturEnergi #LiquidCooling #PendinginanServer #RantaiPasok #InvestasiAsiaTenggara #PasarDataCentre #TeknologiBerdensitasTinggi #EfficiencyEngineering #KonstruksiIndustri #InfraJaringanListrik #BiayaOperasional

Jika Anda setuju, saya juga bisa menyediakan infografik atau ringkasan visual berbasis data yang disebut dalam artikel — bisa langsung siap untuk publikasi di portal digital.

Comments are closed.