Perang AI Akuntan Raksasa: KPMG, PwC, dan Deloitte Adu Cepat Kuasai Pasar Agentic AI

- 27 Oktober 2025 - 07:50

KPMG semakin agresif mengadopsi agentic AI melalui kemitraan strategis dengan Salesforce dan Google Cloud. Langkah ini menandai persaingan baru di antara “Big Four” untuk menguasai teknologi kecerdasan buatan generatif yang mampu bekerja secara otonom, menciptakan agen-agen digital yang dapat mengambil keputusan sendiri. Di tengah percepatan adopsi AI di sektor keuangan global, langkah KPMG menunjukkan arah baru: dari efisiensi menuju transformasi model bisnis total.


Fokus Utama:

● KPMG memperluas investasi besar dalam platform AI Salesforce dan Google Cloud untuk mendukung operasi global dan menghadirkan agen digital mandiri (agentic AI) bagi klien.
● Persaingan Big Four makin panas, dengan PwC, Deloitte, dan EY juga memperkuat kolaborasi AI mereka dengan raksasa teknologi seperti Oracle, Salesforce, dan Google.
● Transformasi menuju “AI enterprise” mulai terjadi: perusahaan audit kini berlomba menjadi penyedia solusi AI dan bukan sekadar penasihat bisnis tradisional.


Gelombang kecerdasan buatan generatif kini memasuki fase baru: era agentic AI — sistem yang mampu berpikir dan bertindak layaknya manusia. Di garis depan perlombaan ini, KPMG mengambil langkah berani. Lewat kemitraan besar dengan Salesforce dan Google Cloud, raksasa audit itu bukan hanya mengadopsi teknologi, tetapi membangun ulang DNA bisnisnya di tengah revolusi AI global.


KPMG baru saja mengumumkan perluasan investasi pada platform Agentforce milik Salesforce, yang dirancang untuk menghadirkan agentic AI — kecerdasan buatan yang dapat mengambil keputusan dan menjalankan tugas secara mandiri. Langkah ini menyusul keputusan firma tersebut mengadopsi platform Gemini Enterprise milik Google Cloud pada awal Oktober 2025.

Todd Lohr, National Managing Principal KPMG untuk klien dan pasar, menyebut investasi ini bukan sekadar modernisasi alat kerja, melainkan bagian dari strategi besar memahami pasar yang berubah dengan sangat cepat.

“Kami menggunakan investasi ini untuk memahami pasar yang bergerak sangat cepat, dan agar dapat membawa wawasan nyata serta bisa ditindaklanjuti kepada klien,” ujar Lohr.

KPMG menilai AI kini bukan lagi sekadar alat efisiensi, melainkan kekuatan disruptif yang mendefinisikan ulang model bisnis profesional. “Banyak organisasi melihat AI hanya untuk efisiensi,” kata Lohr. “Namun bagi kami, ini adalah perubahan model bisnis menyeluruh.”

Langkah KPMG memperluas Agentforce memungkinkan ribuan tenaga penjualnya di seluruh dunia memanfaatkan agen digital untuk mengotomatisasi riset, merangkum wawasan, dan mempersiapkan rapat dengan lebih cepat — meningkatkan produktivitas dan kualitas interaksi dengan klien. Perusahaan juga menegaskan bahwa platform ini telah melalui pengujian ketat berdasarkan Trusted AI Framework internal mereka.

Menurut KPMG, adopsi global terhadap Agentforce masih dalam tahap awal, namun potensinya akan meluas ke berbagai fungsi bisnis. Di sisi lain, platform Gemini Enterprise yang dioperasikan lewat Google Cloud kini digunakan untuk menciptakan ratusan no-code AI agents — aplikasi tanpa pemrograman yang dapat membantu klien di bidang keuangan, pengadaan, hingga infrastruktur.

Sejak akhir September, lebih dari 700 agen AI tanpa kode telah dibuat oleh karyawan KPMG, menunjukkan percepatan adopsi AI internal yang masif.

Persaingan Big Four Memanas

Langkah KPMG menambah daftar panjang inovasi di antara empat raksasa akuntansi dunia. PwC, misalnya, baru saja memperluas aliansi dengan Google Cloud dan Oracle, meluncurkan alat agentic AI untuk meningkatkan interaksi pelanggan. Deloitte pun mengumumkan kolaborasi strategis dengan Salesforce dan Google pada awal tahun ini.

EY (Ernst & Young) tak mau kalah — mereka telah berinvestasi lebih dari US$1,4 miliar untuk memperkuat portofolio AI globalnya sejak 2023.

Perlombaan ini mencerminkan perubahan besar dalam industri audit dan konsultansi yang kini berevolusi menjadi bisnis teknologi tingkat tinggi.

Survei Salesforce terbaru mengungkapkan bahwa hanya 4% CFO di seluruh dunia yang masih bersikap konservatif terhadap AI, turun tajam dari 70% pada 2020. Mayoritas CFO kini memandang AI — khususnya agentic AI — sebagai instrumen penting untuk meningkatkan efisiensi dan mendorong pertumbuhan pendapatan hingga 20%.

Antara Inovasi dan Risiko

Namun di balik euforia AI, risiko etis dan hukum terus mengintai. Kasus dua pengacara di New York yang dihukum karena mengajukan dokumen berisi fake case citations dari ChatGPT menjadi peringatan keras. Belum lama ini, Deloitte Australia pun harus mengembalikan dana ke pemerintah karena laporan keuangan yang penuh kesalahan akibat penggunaan AI.

Gubernur Federal Reserve Christopher Waller menegaskan, “Setiap teknologi yang mengubah cara kita hidup dan bekerja membawa janji sekaligus risiko. AI tidak terkecuali. Penipuan, disinformasi, bias, dan ancaman siber sudah mulai muncul.

AI sebagai Fondasi Bisnis Baru

Terlepas dari risiko tersebut, AI kini menjadi fondasi strategi korporasi global. KPMG percaya bahwa agentic AI akan menghubungkan semua fungsi — dari front office hingga back office — dalam satu sistem cerdas yang otonom dan adaptif.

“Strategi Salesforce bukan sekadar menjadi platform CRM, tapi menjadi platform enterprise yang menghubungkan seluruh rantai bisnis,” ujar Lohr.

Jika tren ini berlanjut, masa depan profesi audit dan konsultansi bisa berubah total: dari manusia yang menganalisis data, menjadi manusia yang bekerja berdampingan dengan agen digital yang bisa berpikir sendiri.


Digionary:

● Agentic AI — Jenis kecerdasan buatan yang dapat mengambil keputusan dan bertindak secara mandiri tanpa instruksi langsung manusia.
● Big Four — Empat firma audit terbesar di dunia: KPMG, PwC, Deloitte, dan Ernst & Young (EY).
● CRM (Customer Relationship Management) — Sistem manajemen hubungan pelanggan yang digunakan untuk mengelola data dan interaksi dengan klien.
● Gemini Enterprise — Platform AI milik Google Cloud yang mendukung pembuatan agen cerdas di tingkat perusahaan.
● No-code AI Agents — Agen kecerdasan buatan yang dapat dibuat tanpa perlu menulis kode pemrograman.
● Salesforce Agentforce — Platform AI berbasis Salesforce yang memungkinkan penciptaan agen digital untuk membantu operasi bisnis.
● Trusted AI Framework — Kerangka kerja milik KPMG untuk memastikan penggunaan AI yang aman, etis, dan sesuai regulasi.

#KPMG #AgenticAI #ArtificialIntelligence #Salesforce #GoogleCloud #BigFour #AITransformation #DigitalEconomy #CFO #EnterpriseAI #BusinessInnovation #DataDriven #Automation #TechnologyLeadership #PwC #Deloitte #EY #Fintech #AIRevolution #CorporateStrategy

Comments are closed.