Meta Platforms melakukan restrukturisasi besar-besaran dengan mem-PHK 600 karyawan divisi AI sebagai bagian strategi efisiensi dan fokus pada pengembangan AI super. Langkah ini mengikuti kinerja model Llama 4 yang dinilai kurang memuaskan dan kompetisi ketat dengan OpenAI dan Google.
Fokus Utama:
1. Restrukturisasi divisi AI Meta dengan PHK 600 karyawan untuk efisiensi organisasi.
2. Perubahan strategi AI pasca kinerja mengecewakan model Llama 4.
3. Konsolidasi tim AI di bawah pimpinan baru untuk kejar ketertinggalan dari kompetitor.
Di balik gelontoran dana miliaran dolar untuk pengembangan kecerdasan buatan, Meta Platforms justru melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 600 karyawan di divisi AI. Langkah drastis Mark Zuckerberg ini mengungkap gejolak internal perusahaan dalam menghadapi persaingan sengit melawan OpenAI dan Google, sekaligus sinyal perubahan arah strategi pengembangan teknologi masa depan.
Meta Platforms, raksasa teknologi di balik Facebook dan Instagram, melakukan langkah kontroversial dengan memberhentikan sekitar 600 karyawan dari berbagai unit pengembangan kecerdasan buatan. Keputusan ini tertuang dalam memo internal dari Alexandr Wang, Kepala AI Meta yang baru bergabung Juni lalu, yang menandai babak baru restrukturisasi di perusahaan milik Mark Zuckerberg itu.
PHK massal ini terutama menyasar karyawan di unit infrastruktur AI, Riset Kecerdasan Buatan Fundamental, serta berbagai posisi terkait produk AI. Namun, secara mencolok, tim elit TBD Labs yang berisi talenta-top AI dengan gaji fantastis justru tak tersentuh. “Zuckerberg tampaknya lebih memprioritaskan tim baru dibanding karyawan lama,” ujar seorang sumber internal yang enggan disebutkan namanya.
Latar Belakang Kekecewaan
Langkah radikal ini tidak datang tiba-tiba. Sumber di internal Meta mengungkapkan, CEO Mark Zuckerberg merasa frustrasi dengan progres pengembangan AI perusahaan, terutama setelah peluncuran model Llama 4 pada April 2025 yang mendapat sambutan kurang antusias dari komunitas pengembang.
“Berbagai divisi AI di Meta sering bersaing memperebutkan sumber daya komputasi yang terbatas. Ketika karyawan baru bergabung untuk membentuk Superintelligence Labs, struktur organisasi menjadi terlalu gemuk dan tidak efisien,” papar seorang mantan manajer di divisi AI Meta yang kini bergabung dengan startup teknologi di Silicon Valley.
Data terbaru dari firma riset TechStrategy menunjukkan, Meta telah menggelontorkan US$ 14,3 miliar untuk investasi di Scale AI, sekaligus merekrut Alexandr Wang dari Scale AI dan Nat Friedman, mantan CEO GitHub, untuk memimpin unit baru bernama Meta Superintelligence Labs.
PHK ini terjadi di tengah perlombaan sengit dalam pengembangan AI generatif. Laporan dari Anthropic Institute mengungkap, OpenAI masih memimpin dengan ChatGPT-5 yang telah menguasai 38% pasar global, diikuti Google dengan Gemini Ultra di posisi kedua 25%, sementara Meta dengan Llama series hanya menguasai 15% pangsa pasar.
“Meta agresif merombak pendekatannya terhadap AI karena berupaya mengejar ketertinggalan dari pesaing utama,” kata Dr. Sarah Chen, analis teknologi dari Stanford Digital Economy Lab.
Setelah pemangkasan, jumlah karyawan Superintelligence Labs di Meta kini menyusut di bawah 3.000 orang. Konsolidasi ini, menurut internal memo, dimaksudkan untuk “memperkuat peran Wang dalam mengarahkan strategi AI perusahaan secara lebih terfokus.”
Komitmen Finansial Tetap Kuat
Meski memangkas karyawan, komitmen finansial Meta di bidang AI justru semakin besar. Dalam laporan keuangan terbaru, perusahaan memperkirakan total pengeluaran untuk tahun 2025 akan berada di kisaran US$ 114 miliar hingga US$ 118 miliar, dengan porsi signifikan dialokasikan untuk pengembangan AI super.
Kebijakan pesangon untuk karyawan yang di-PHK termasuk cukup generous: 16 minggu gaji dasar plus dua minggu untuk setiap tahun masa kerja. “Selama masa tenggang, akses internal Anda akan dihapus dan Anda tidak perlu melakukan pekerjaan tambahan. Anda dapat menggunakan waktu ini untuk mencari posisi lain di Meta,” bunyi memo tersebut.
Perusahaan telah menetapkan 21 November 2025 sebagai tanggal efektif PHK, memberikan waktu hampir satu bulan bagi karyawan yang terdampak untuk melakukan transisi.
Masa Depan AI Meta
Restrukturisasi ini menandai perubahan signifikan dalam strategi AI Meta. Dari pendekatan terdesentralisasi dengan multiple tim yang saling bersaing, menuju struktur yang lebih terpusat di bawah kepemimpinan Wang dan Friedman.
“Langkah ini menyakitkan tapi necessary. Meta perlu konsolidasi untuk fokus pada pengembangan AI super yang benar-benar kompetitif,” tandas Dr. Chen.
Dengan konsolidasi ini, semua mata tertuju pada kemampuan Meta Superintelligence Labs menghasilkan terobosan yang bisa mengimbangi kemajuan pesat yang dicapai OpenAI dan Google dalam beberapa tahun terakhir.
Digionary:
●AI Generatif: Kecerdasan buatan yang mampu menghasilkan konten teks, gambar, atau video
●AI Super: Kecerdasan buatan yang melebihi kemampuan manusia dalam berbagai bidang
●Llama Series: Model bahasa besar yang dikembangkan Meta sebagai pesaing ChatGPT
●Meta Superintelligence Labs: Unit penelitian AI tingkat lanjut di Meta
●Scale AI: Perusahaan startup yang bergerak di bidang pelabelan data untuk AI
●Silicon Valley: Pusat inovasi teknologi di California, Amerika Serikat
●Sumber Daya Komputasi: Kapasitas pemrosesan data untuk melatih model AI
●TBD Labs: Tim penelitian elit di Meta yang fokus pada pengembangan AI mutakhir
#Meta #MarkZuckerberg #AI #kecerdasanbuatan #PHK #teknologi #SiliconValley #OpenAI #Google #ChatGPT #Llama4 #restrukturisasi #perusahaantekno #industriAI #inovasiteknologi #perkembanganAI #strategiMeta #kompetisiAI #teknologimasa depan #revolusidigital
