Warren Buffett: “AI adalah jin yang sangat membuatku takut”

- 6 Mei 2024 - 16:16

KECEEDASAN BUATAN (artificial intelligence/AI) merupakan terobosan besar teknologi dalam pengembangan komputer dan otomatisasi. Teknologi ini dipercaya banyak orang akan membawa perubahan besar dalam semua sektor dan lini industri di masa depan.

Namun bagi legenda investasi Warren Buffett, AI tak ubahnya jin yang membuat dirinya takut. “AI is a genie that scares the hell out of me,” ujarnya dalam satu wawancara dengan Axios akhir pekan lalu.

Buffet menyampaikan peringatan keras tentang kecerdasan buatan, menyamakan kebangkitan teknologi AI dengan pengembangan senjata nuklir pada Perang Dunia II.

Ini bukan pertama kalinya Buffett mempertimbangkan risiko AI, meski saat ini AI telah menciptakan kekayaannya dan memicu ekspektasi tentang bagaimana teknologi akan mengubah kehidupan sehari-hari.

Kekhawatiran Buffett berpusat pada pesatnya perkembangan penipuan yang didukung AI. Pemodal Amerika ini menyatakan bahwa teknologi tersebut “sangat membuatnya takut”. Menurut “Oracle of Omaha,” AI telah berkembang ke titik di mana hampir tidak mungkin untuk menguraikan mana yang asli dan mana yang palsu.

Buffett, salah satu orang terkaya, dengan bercanda menggambarkan penipuan sebagai “industri yang sedang berkembang” sepanjang masa. Pada saat yang sama, ia juga mengakui bahwa pengetahuannya tentang AI masih terbatas.

Buffett juga merupakan salah satu kritikus Bitcoin yang paling vokal. Tahun lalu, investor legendaris menyebut Bitcoin sebagai “token perjudian”. Buffet sendiri telah menjadi korban penipu yang memanfaatkan AI.

Dia mengatakan bagaimana seseorang menggunakan teknologi AI untuk membuat video deepfake yang meyakinkan tentang dirinya untuk membagi uangnya kepada seseorang.

Tentu saja, Buffett bukanlah satu-satunya pengusaha yang identitasnya dieksploitasi oleh aktor jahat. Seperti dilansir U.Today, CEO Ripple Brad Garlinghouse juga berulang kali mengeluhkan penipu AI yang menggunakan identitasnya untuk mempromosikan penipuan XRP.

Banyak eksekutif terkemuka juga menyadari potensi teknologi AI, dan CEO JPMorgan Jamie Dimon baru-baru ini membandingkannya dengan mesin uap.

Faktanya, AI kini juga digunakan untuk mendeteksi deepfake yang didukung AI. Raksasa teknologi Microsoft baru-baru ini memperkenalkan alat autentikator yang mampu menganalisis foto dan video untuk menentukan apakah foto dan video tersebut telah dimanipulasi atau tidak. ■

Comments are closed.